Ridwan Saidi, Sosiologi HMI (5): Kenapa Putus Relasi Histori Masyumi-HMI

Ridwan Saidi, Sosiologi HMI (5): Kenapa Putus Relasi Histori Masyumi-HMI
(Photo ki-ka RS, Nurcholiah, Achmad MS)

Oleh: Ridwan Saidi
Ketua Umum PB HMI (1974-1976)

(Photo ki-ka RS, Nurcholiah, Achmad MS)

Babisha bahasa Egypt artinya Terus Terang.

Saya tidak ada urusan apa Lafran Pane pahlawan Nasional atau pemenang hadiah Nobel. Tapi itu tidak boleh ubah peran dia sehingga menjadi pendiri tunggal dan Ketua Umum PB HMI pertama.

Umum sama-sama umum tapi Lafran Pane Pembantu Umum. Bukan Ketua Umum.

Keberatan saya kedua memutuskan relasi sejarah HMI – Masyumi. Setau saya amaliah Natsir pada HMI:

1. Mencarikan gedung sekretariat untuk HMI di Jakarta tahun 1953. Natsir kontak pengusaha Rahman Tamin. HMI dapat gedung di Jalan Diponegoro 16.

Gedung ini dijual oknum. Terus terang saya bersedih dengan penjualan gedung ini tapi lebih sedih lagi saya mendengar nasib para penjual gedung.

Ada konsekuensi Ilahiah fi dunya wal akhirah. Jangan ente orang coba main-main dengan hibah wal ghanimah. Hidup ente tak berkah. Kesian turunan dan tanjakan ente.

2. Natsir membelikan mesin stensil merk Gestetner pada tahun 1953 juga.

3. Pada tahun 1967 Natsir daftarkan HMI masuk IIFSO Islmic International Federation Student Organization.

Nurcholish langsung berangkat ke Jerman.hadiri meeting IIFSO. (RSaidi)

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K