Oleh: Budi Puryanto
Pemimpin Redaksi
Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, menunjukkan kepeduliannya yang mendalam terhadap jamaah haji, khususnya calon haji lanjut usia (lansia). Dalam pernyataan terbarunya, Dasco meminta pemerintah untuk menambah kuota haji bagi lansia sehingga mereka dapat diberangkatkan dalam waktu 1-2 tahun ke depan. Langkah ini dianggap sebagai bentuk perhatian nyata terhadap kebutuhan masyarakat, khususnya kelompok lansia yang sering kali menghadapi keterbatasan fisik dan waktu.
Dasco menyadari bahwa antrean panjang keberangkatan haji sering kali menjadi kendala bagi calon jamaah, terutama lansia. Dalam banyak kasus, calon haji lansia harus menunggu hingga belasan tahun untuk mendapatkan giliran, yang tidak jarang berujung pada ketidakmampuan fisik atau bahkan wafat sebelum keberangkatan.
“Usia adalah faktor yang sangat menentukan, terutama bagi calon haji lansia. Kita harus memberikan prioritas kepada mereka agar dapat menunaikan ibadah haji saat kondisi fisik mereka masih memungkinkan,” ujar Dasco.
Secara keseluruhan, jumlah jamaah haji Indonesia yang berstatus lansia mencapai sekitar 67.000 orang, dengan rincian: Usia 65-75 tahun: 51.778 orang. Usia 76-85 tahun: 8.760 orang. Usia di atas 85 tahun: 6.462 orang
Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, berdasarkan laporan dari Panja Haji DPR 2025, ada calon jemaah haji lanjut usia (lansia) berusia 80-90 tahun yang masih menunggu keberangkatan ke Tanah Suci. Dasco menyebutkan, masa tunggu keberangkatan para calon jemaah itu masih 10 sampai 40 tahun lagi.
“Ya, kalau dilihat tadi dari report-nya Panja bahwa masa tunggu lansia itu ada yang dari 10 sampai 40 tahun. Dari yang menunggu (ada) antara umur 80 sampai 90 tahun,” ujar Dasco di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (7/1/2025).
Patut diapresiasi
Langkah Dasco ini patut diapresiasi karena menunjukkan pemahaman yang mendalam terhadap kebutuhan jamaah haji lansia. Bagi banyak calon haji, khususnya lansia, ibadah haji adalah impian seumur hidup yang memerlukan pengorbanan besar. Kepedulian ini mencerminkan semangat pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkan perhatian khusus.
Dasco juga menekankan pentingnya pendekatan humanis dalam pengelolaan kuota haji. Menurutnya, menambah kuota untuk lansia adalah langkah yang adil dan sejalan dengan semangat keadilan sosial.
Disamping itu perlu dipertimbangkan untuk memberikan prioritas kepada calon haji yang berusia lebih dari 65 tahun dan sudah lama terdaftar. Selain itu memastikan fasilitas haji di Tanah Suci, seperti akomodasi dan layanan kesehatan, disesuaikan dengan kebutuhan lansia.

Jemaah haji berusia Lansia harus digendong karena kelelahan saat tiba di Masjid Agung Kota Palopo, Sulawesi Selatan, Jumat (19/7/2024) malam.
Dampak positif
Pertama, Peningkatan Kesejahteraan Spiritual Lansia
Lansia yang diberangkatkan lebih cepat dapat menunaikan ibadah haji dengan kondisi fisik yang lebih baik.
Kedua, Mengurangi Beban Emosional
Penantian panjang sering kali menjadi beban emosional bagi lansia dan keluarganya. Dengan prioritas ini, beban tersebut dapat dikurangi.
Ketiga, Meningkatkan Kepercayaan Publik
Kebijakan ini dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dalam pengelolaan ibadah haji.
Penutup
Kepedulian Dasco terhadap jamaah haji lansia menunjukkan komitmennya dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat, terutama mereka yang rentan. Usulan untuk menambah kuota lansia adalah langkah yang manusiawi dan layak dipuji, karena memberikan harapan kepada calon haji lansia untuk mewujudkan impian mereka menunaikan ibadah di Tanah Suci. Jika pemerintah dapat mengakomodasi usulan ini dengan baik, hal ini akan menjadi langkah besar dalam meningkatkan kualitas pelayanan haji di Indonesia.
BERSAMBUNG
EDITOR: REYNA
Sufmi Dasco, Senopati Politik Prabowo Subianto (Bagian 21): Prabowo akan evaluasi PSN
Related Posts
Pengaduan Masyarakat atas Dugaan Korupsi Kereta Cepat Jakarta Bandung: KPK Wajib Usut Tuntas
Daniel M Rosyid: Reformasi Pendidikan
Api di Ujung Agustus (Seri 31) – Bayangan Kudeta Makin Nyata
Api di Ujung Agustus (Seri 30) – Jejak Jaringan Tersembunyi
Budaya Kita Perwakilan Musyawarah, Mengapa Pilpres Mesti One Man One Vote
Keseimbangan Sistemik: Membaca Kritik Ferri Latuhihin Kepada Purbaya
Quo Vadis Kampus Era Prabowo
Habib Umar Alhamid: Prabowo Berhasil Menyakinkan Dunia untuk Perdamaian Palestina
Api di Ujung Agustus (Seri 29) – Jejak Operasi Tersembunyi
Api di Ujung Agustus (Seri 28) – Jantung Garuda Di Istana
No Responses