Pada hari pertama di Gedung Putih dalam masa jabatan keduanya, Donald Trump menandatangani perintah eksekutif untuk meninggalkan Organisasi Kesehatan Dunia
ISTANBUL – Uni Afrika pada hari Rabu mendesak Presiden AS yang baru Donald Trump untuk meninjau kembali keputusannya untuk menarik Washington dari Organisasi Kesehatan Dunia.
Dalam sebuah pernyataan, Ketua Komisi Uni Afrika Moussa Faki Mahamat mengatakan bahwa sebagai anggota badan kesehatan dunia, AS “sangat penting dalam membentuk instrumen dan norma WHO global tentang keamanan dan kesejahteraan kesehatan masyarakat selama tujuh dekade terakhir.”
Setelah menjabat pada hari Senin, Trump menandatangani perintah eksekutif yang meresmikan penarikan AS dari badan kesehatan PBB.
Perintah eksekutif tersebut menyebutkan beberapa alasan penarikan diri, termasuk “salah urus” WHO atas pandemi COVID-19 dan krisis kesehatan global lainnya, “kegagalannya” untuk menerapkan reformasi yang sangat dibutuhkan, dan “kurangnya independensi dari pengaruh politik yang tidak semestinya” dari negara-negara anggota.
Mahamat mengingat dalam sebuah pernyataan bahwa AS adalah “pendukung awal dan kuat” Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika, badan Uni Afrika untuk keadaan darurat kesehatan masyarakat, yang bekerja dengan WHO untuk mengatasi pandemi.
Menyatakan harapan bahwa pemerintah AS akan mempertimbangkan kembali keputusannya, Mahamat mengatakan: “Saat ini, lebih dari sebelumnya, dunia bergantung pada WHO untuk melaksanakan mandatnya guna memastikan keamanan kesehatan masyarakat global sebagai kebaikan bersama.”
WHO, yang didirikan pada 7 April 1948, adalah organisasi yang beranggotakan 194 negara anggota. Badan kesehatan dunia tersebut beroperasi di lebih dari 150 lokasi di enam wilayah dan bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat global.
EDITOR: REYNA
Related Posts

Kantor Hak Asasi Manusia PBB ‘khawatir’ dengan laporan korban sipil dalam serangan Israel di dekat Damaskus

PBB memperingatkan pemungutan suara yang dijalankan junta militer Myanmar dibawah ancaman dan kekerasan

Pakistan dan Mesir sepakat bekerja sama untuk implementasi gencatan senjata Timur Tengah dan pembangunan kembali Gaza

Menlu Pakistan: Pakistan siap berpartisipasi dalam pasukan stabilisasi Gaza, tetapi bukan untuk melucuti senjata Hamas

Tentara Israel mundur dari Tepi Barat utara, meninggalkan luka bagi warga Palestina

PBB mengatakan staf dan warga sipil masih menjadi sasaran tembakan di Gaza meskipun ada gencatan senjata

Studi mengaitkan kekeringan berulang selama berabad-abad dengan kemunduran peradaban Lembah Indus

Amnesty International UK peringatkan pelarangan “Palestine Action” sebagai tidak proporsional

PBB: Hanya 1 dari 8 bantuan yang direncanakan berhasil masuk Gaza

Israel mengusir ribuan warga Palestina dari Tepi Barat


No Responses