Utusan Rusia untuk PBB mengkritik AS karena diduga menentang resolusi gencatan senjata di Gaza

Vasily Nebenzya mengatakan ‘hanya satu delegasi’ yang telah mencegah kemungkinan gencatan senjata selama hampir 5 bulan

WASHINGTON – Duta Besar Rusia untuk PBB pada hari Senin mengkritik AS karena menghalangi gencatan senjata di Gaza, karena AS mengisyaratkan akan memblokir resolusi Dewan Keamanan PBB lainnya yang diajukan oleh Aljazair.

Berbicara kepada wartawan, Vasily Nebenzya mengatakan bahwa “hanya satu delegasi” yang memblokir kemungkinan gencatan senjata di Gaza selama hampir lima bulan.

Mengatakan Rusia mengusulkan resolusi gencatan senjata pada 16 Oktober, ia mengatakan begitu banyak nyawa bisa diselamatkan jika gencatan senjata disahkan.

Pernyataannya muncul ketika Aljazair diperkirakan akan mengajukan resolusi di Dewan Keamanan PBB yang menyerukan “gencatan senjata kemanusiaan segera” antara Israel dan Hamas, dan menuntut “pembebasan semua sandera segera dan tanpa syarat.”

“Jika resolusi tersebut diputuskan sesuai dengan rancangannya, maka resolusi tersebut tidak akan diadopsi,” kata Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield pada hari Sabtu, karena resolusi tersebut “mungkin bertentangan” dengan upaya AS, Mesir, dan Qatar untuk mendukung resolusi tersebut, termasuk kesepakatan penyanderaan, tambahnya.

“Amerika Serikat akan terus terlibat dalam diplomasi yang diperlukan untuk mencapai kesepakatan penyanderaan, dan akan berterus terang kepada para pemimpin Israel dan regional mengenai harapan kami untuk melindungi lebih dari satu juta warga sipil di Rafah,” katanya.

Kematian Navalny

Ketika ditanya oleh seorang reporter mengapa pihak berwenang Rusia tidak menyerahkan jenazah pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny, yang meninggal di koloni hukuman terpencil di Arktik pada hari Jumat, Nebenzya mengatakan penyelidikan medis forensik belum berakhir.

Pada hari Jumat, lembaga pemasyarakatan Rusia mengatakan Navalny meninggal setelah kehilangan kesadaran setelah berjalan-jalan di Distrik Otonomi Yamalo-Nenets Arktik, wilayah tempat dia menjalani hukumannya.

Navalny ditangkap pada Januari 2021 setelah dirawat di rumah sakit di Jerman, tempat dia dirawat karena keracunan. Negara-negara Barat dan Navalny sendiri menyalahkan Rusia atas keracunan tersebut, sebuah klaim yang dibantah oleh Kremlin.

Pada bulan Agustus, ia dijatuhi hukuman 19 tahun penjara atas tuduhan ekstremisme dan kejahatan lainnya. Dia sudah menjalani hukuman 11 tahun atas tuduhan penipuan.​​​​​​​
​
EDITOR: REYNA

Related Posts