ZONASATUNEWS.COM, MADRID – Dubes RI untuk Kerajaan Spanyol dan UNWTO, Dr MUhammad Najib mengungkapkan, pihaknya baru saja menerima dua orang Spanyol penggemar burung, Mereka adalah Noam Shany dan Pedro Casels.
Kata Dubes Najib, mereka berdua sudah berkali-kali datang ke Indonesia, dan juga berkali-kali mendatangi berbagai tempat didunia. Mereka berdua merupakan anggota penggemar burung di seluruh dunia yang anggotanya mencapai 120.000.000 orang.
“Mereka mengorganisir didirnya sendiri untuk mengunjungi tempat-tempat diberbagai pelosok dunia hanya untuk melihat dari dekat burung-burung unik, yang menarik, yang seringkali tidak bisa dilihat di kebun binatang di kota-kota besar, dan mereka hidup di alam lepas dan terbuka,” ungkap Dubes Najib.
Pada saat bersamaaan, lanjutnya, mereka juga concern untuk melakukan konservasi, melindungi, bagaimana hewan-hewan yag mereka cintai ini jangan sampai punah.
Di Indonesia menurut catatan ada 1812 jenis burung yang berbeda-beda. Ratusan diantaranya yang masih perlu diinventarisir lebih jauh, merupakan burung asli Indonesia yang tidak ada ditempat lain.
“Menurut catatn resmi lembaga-lembaga ditingkat dunia, ratusan jenis burung unik yang kita miliki paling tidak sekitar 179-361 jenis itu mendekati kepunahan. Karena itu komunitas-komunitas burung di sleuruh dunia ingin berkolaborasi dengan pemerintah Indonesia, dengan masyarakat Indoensia, dan penggemar burung di Indonesia, untuk melakukan konservasi dan melindunginya,” jelas Dubes Najib.
Disamping itu, menurut Dubes Najib, tempat-tempat dimana burung-burung itu hidup, juga mempunyai potensi untuk menjadi destinasi wisata yang baru.Karena beberapa negara di Amerika Latin seperti Costarica, Peru, sudah lebih dulu mengembangkannya, dan saat ini menghasilkan devisa yang luar biasa besar.
Padahal, lanjutnya, tempat-tempat ini tidak membutuhkan investasi yang besar.Para turis penggemar burung tidak menuntut fasilitas mewah. Karena itu, saya melihat ini sepetti harta karun yang terpendam yang belum kita gali.
“Karena itu saya antusias sekali menerima mereka dan siap berkolaborasi, bahkan sekarang dalam persiapan bagaimana mengidentifikasi, yang menurut data mereka ada di Sulawesi, Maluku Utara, NTT, Papua, tetapi ada juga di Kalimantan dan Sumatera. Kami sedang menyusun daftar burungnya, lokasinya dimana berada. Dalam waktu bersamaan kami juga sedang mengorganisir sejumlah tokoh yang concern terhadapkonservasi alam, apakah konservasi hutan, konservasi terhadap budaya lokal, konservasi hewan-hewan langka yang berada di Indonesia yang perlu dilindungi. Nah kita rajut,” kata Dubes Najib.
Lebih jauh Dubes Najib menjelaskan, bahwa ussaha itu, disatu sisi kita dapat melindungi kekayaaan alam kita, disisi lain dapat menumbuhkan ekonomi masyarakat. Sekaligus masyarakat tidak lagi mencari penghasilan dengan merusak hutan dan menjual hewan-hewan langka dan seterusnya.
“Sebaliknya, mereka ikut melindungi, memeliharanya, karena ini akan menjadi potensi ekonomi baru yang tidak memerlukan investasi besar tetapi menjanjikan pertumbuhan ekonomi jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang, yang akan terus bisa berkembang. Mohon doa dan dukungannya,” ungkapnya.
Dalam kesmepatan sama, dua orang pemggemar burung Spanyol, Noam Shany dan Pedro Casels, setelah diterima Dubes Muhammad Najib menjelaskan, pihaknya merupakan konsultan pengembangan destinasi wisata baru, khususnya wisata mengamati burung. Mereka menjelaskan alasannya.
Menurut Noam Shany, didunia ada sebanyak 120.000.000 orang penggemar burung. Sekitar 3 juta diantaranya disebutnya sebagai pesaing pecinta burung. Mereka mencoba melihat sebanyak mungkin species burung didunia.
“Bagi mereka Indonesia memiliki sesuatu yang sangat istimewa dengan 1765 species burung. Ini salah satu angka tertinggi dari negera manapun didunia, 500 diantaranya endemik itu berarti mereka tidak dapat ditemukan dinegara lain manapun didunia. Angka tersebut adalah jumlah species endemik tertinggi untuk negara manapun didunia,” ujar Noam.
Dua orang Spanyol penggemar burung dan konsultan destinasi wisata burung, Noam Shany dan Pedro Casels.
Menurut Noam, mereka ingin sekali datang ke Indonesia. Tetapi industri ini tidak berkembang baik di Indonesia. Yang berarti ada yang mereka butuhkan seperti, mereka membutuhkan sebagian besar masyarakat lokal dengan pengetahuan yang tepat untuk membantu mereka melihat semua burung itu.
Untuk saat ini menurut Noam, sangat sulit melakukannya di Indonesia. Dia juga melihat potensi wisata Indonesia yang sangat besar.
Dia mengungkapkan wisata ini akan banyak menguntungkan Indonesia dilihat dari berbagai cara yang berbeda.
Pertama, katanya, kita tahu banyak orang menganggap Indoensia hanya Jakarta dan Bali. Tetapi pecinta burung tahu tentang Halmahera, tahu tentang Sulawesi, tahu tentang Flores. Dan mereka tahu pulau-pulau kecil yang bahkan tidak pernah mendengar, seperti pulau Buru, pulau Sangihe Talaud, dan banyak lainnya.
Dan itu membawa peluang bagi Indonesia untuk mendesentralisasikan pembangunan untuk memberi manfaat kepada masyarakat yang biasanya tidak terjangkau oleh pembangunan, yang membantu migrasi ke kota.
“Salah satu burung yang dianggap burung tercantik didunia ada di pulau kecil lepas pantai di Waigeo, burung Cendrawasih. Hal tersebut dapat membantu melindungi hutan dengan cara yang kaita sebut konservasi produktif. Dengan cara ini masyarkat bisa mendaptkan manfaat dari hutan. Yang pada faktanya hutn masih ada, dan mereka bisa mengembangkan pariwisata menjadi pemandu, membuat penginapan, membuat restoran, dan masih banyak jasa lainnya,” ungkap Noam.
Hal ini tentu akan membantu negara, karena wisata merupakan sumber devisa yang sangat penting. Noam percaya bisa mengembangkan program untuk membawa para pecinta burung datang ke Indonesia dalam berbagai kesmepatan, tidak hanya sekedar kunjungan singkat ke Bali. Hal itu akan bermanfaat bagi masyarkat lokal dan ekonomi lokal.
Menariknya, kata Noam, jenis wisata ini berbeda dengan jenis wisata lain yang sedang berkembang. Bisnis ini memberikan keuntungan para pelaku bisnis besar seperti pemilik resort dan semacamnya. Jenis wisata ini memberikan manfaat langsung bagi masyarakat di lapangan.
“Jadi, menurut saya burung adalah jalan yang harus ditempuh di Indonesia. Terima kasih,” pungkas Noam Shany didampingi Pedro Casels.
EDITOR: REYNA
Related Posts

AS Tolak Peran Hamas dan UNRWA di Gaza, Blokade Bantuan Israel Berlanjut

Pemerintahan Trump akan membuka suaka margasatwa Alaska untuk pengeboran

Menyikapi UUD 18/8/1945

Rocky Gerung: 3 Rim Karatan di Kabinet Prabowo

Novel “Imperium Tiga Samudra” (Seri 2) – Langit di Atas Guam

Akankah pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir memberdayakan Afrika atau justru memperkuat ketergantungan pada negara asing?

‘Pembersihan etnis pelan-pelan:’ Setelah gencatan senjata Gaza, eskalasi Israel bergeser ke Tepi Barat

Setahun Rezim Prabowo, Perbaikan atau Kerusakan Menahun?

Serial Novel “Imperium Tiga Samudra” (1) – Peta Baru di Samudra Pasifik

Putusan HAMAS: ICJ menegaskan Israel melakukan genosida, menolak legalisasi permukiman





วอเลทเว็บตรงไม่ผ่านเอเย่นต์November 18, 2024 at 4:16 pm
… [Trackback]
[…] Find More Info here on that Topic: zonasatunews.com/internasional/wisata-burung-harta-karun-kita-yang-belum-digali/ […]
ayia napa weedDecember 26, 2024 at 11:28 pm
… [Trackback]
[…] Here you will find 45266 more Info on that Topic: zonasatunews.com/internasional/wisata-burung-harta-karun-kita-yang-belum-digali/ […]
official siteFebruary 6, 2025 at 2:43 am
… [Trackback]
[…] Here you can find 88683 additional Info on that Topic: zonasatunews.com/internasional/wisata-burung-harta-karun-kita-yang-belum-digali/ […]