Oleh: Ahmad Cholis Hamzah
Saya menyaksikan tayangan TV Rusia – The Russian Today tanggal 26 Oktober 2025 ketika presiden Rusia Vladimir Putin mengadakan rapat dengan beberapa jendral nya dan mendapatkan laporan bahwa Rusia telah berhasil melakukan test peluru kendali balistik baru (yang bisa di pasang hulu ledak nuklir) yang jangkauannya itu sekitar 14.000 km, bahkan tidak terbatas.
Sebelumnya dunia juga terkejut ketika Rusia melakukan pengeboman ke Ukraina pada bula November 2024 lalu dengan senjata Oreshnik, sebuah rudal balistik jarak menengah (IRBM) yang dilaporkan mampu terbang dengan kecepatan hipersonik, melebihi Mach 10 (sekitar 12.300 km/jam) atau 3 km per detik. Rudal ini dapat membawa beberapa hulu ledak independen (MIRV) dan dianggap sangat sulit dicegat oleh sistem pertahanan rudal standar. Oreshnik pertama kali digunakan dalam perang pada November 2024.
Laporan jendral Rusia kepada presiden Vladimir Putin itu menyebutkan bahwa Rusia telah berhasil menguji rudal jelajah Burevestnik bertenaga nuklir, senjata berkemampuan nuklir yang menurut Moskow dapat menembus perisai pertahanan apa pun, dan akan bergerak menuju penyebaran senjata itu, kata Presiden Vladimir Putin pada hari Minggu. Uji coba itu, bersamaan dengan latihan nuklir pekan lalu, mengirimkan pesan bahwa Rusia, dalam kata-kata Putin, tidak akan pernah tunduk pada tekanan dari Barat atas perang di Ukraina karena Presiden AS Donald Trump mengambil sikap yang lebih keras terhadap Rusia untuk mendorong gencatan senjata.
Jenderal tertinggi Rusia, Valery Gerasimov, kepala staf umum angkatan bersenjata Rusia, mengatakan kepada Putin bahwa rudal itu menempuh jarak 14.000 km (8.700 mil) dan berada di udara selama sekitar 15 jam ketika diuji pada 21 Oktober.
Untuk membayangkan seberapa jauh 14.000 km itu kita dapat memperkirakan bahwa itu sama dengan 19 kali jarak kota Jakarta ke Banyuwangi; atau setara dengan jarak perjalanan setengah keliling bumi melintasi benua. Perlu diketahui jarak kaeliling Bumi adalah sekitar 40.075 km di khatulistiwa. Jadi, 14.000 km adalah lebih dari sepertiga keliling Bumi. Itu juga setara dengan jarak kota Jakarta ke kota-kota di Amerika Serikat seperti Chicago dan Toronto Kanada.
Beberapa media internasional melaporkan bahwa Rusia mengatakan 9M730 Burevestnik (Storm Petrel) – dijuluki SSC-X-9 Skyfall oleh NATO – “tak terkalahkan” untuk pertahanan rudal saat ini dan masa depan, dengan jangkauan yang hampir tidak terbatas dan jalur penerbangan yang tidak dapat diprediksi.
“Ini adalah barang unik yang tidak dimiliki orang lain di dunia,” kata Putin, mengenakan pakaian kamuflase pada pertemuan dengan para jenderal yang mengawasi perang di Ukraina, dalam sambutan yang dirilis oleh Kremlin pada hari Minggu.
Sejak pertama kali mengumumkan 9M730 Burevestnik pada tahun 2018, Putin telah menjadikan senjata itu sebagai tanggapan atas langkah Amerika Serikat untuk membangun perisai pertahanan rudal setelah Washington pada tahun 2001 secara sepihak menarik diri dari Perjanjian Rudal Anti-Balistik 1972, dan untuk memperbesar aliansi militer NATO.
Putin mengatakan pada hari Minggu bahwa dia pernah diberitahu oleh spesialis Rusia bahwa senjata itu tidak mungkin terjadi, tetapi sekarang, katanya, “pengujian penting” telah selesai. Dia mengatakan kepada Gerasimov, seorang komandan masa perang yang tepercaya, bahwa Rusia perlu memahami bagaimana mengklasifikasikan senjata dan menyiapkan infrastruktur untuk mengerahkan Burevestnik.
Senjata rudal nuklir baru Rusia itu juga merupakan tanggapan atas olokan Trump yang pernah mengatakan bahwa Rusia sebagai “macan kertas” karena gagal dengan cepat menaklukkan Ukraina, pesannya adalah bahwa Rusia tetap menjadi pesaing militer global, terutama pada senjata nuklir, dan bahwa tawaran Moskow tentang pengendalian senjata nuklir harus ditindaklanjuti. Pesan Putin untuk Barat yang lebih luas, setelah Amerika Serikat bergerak untuk memberi Ukraina intelijen tentang target infrastruktur energi jarak jauh di Rusia, adalah bahwa Moskow dapat menyerang balik jika mau.
Gerasimov mengatakan bahwa rudal Burevestnik telah terbang dengan tenaga nuklir dan bahwa uji coba ini berbeda karena terbang untuk jarak yang begitu jauh, meskipun jangkauannya pada dasarnya tidak terbatas. Dia mengatakan itu bisa mengalahkan pertahanan anti-rudal apa pun.
Penemuan baru peluru kendali berhulu ledak nuklir Rusia yang berkecepatan tinggi dan bisa menempun jarak tidak terbatas itu sekali lagi membangkitkan kesadaran kita bahwa kalau terjadi perang nuklir maka tidak ada target kota atau kota yang tidak terkena serangan dan akibatnya dunia akan menjadi seperti jaman batu dulu, semuanya rata dengan tanah.
Wallahu Alam.
EDITOR: REYNA
Related Posts

Oligar Hitam Harus Dipenggal Kepalanya

“Whoosh” Cermin Buruknya Duet Kebijakan Luhut–Jokowi

Woosh: Satu dari Banyak Jejak Kejahatan Ekonomi dan Konsitusi Jokowi

Kepala Sekolah SMAN 1 Patianrowo Nganjuk Disinyalir Paksa Murid Ikut Study Tour ke Jogja, Buat Ajang Bisnis

Umat manusia gagal menjaga pemanasan global di bawah 1,5°C, kata Sekjen PBB, desak perubahan arah

Seri Novel “Imperium Tiga Samudra” (4) – Pertemuan di Lisbon

Misteri Pesta Sabu Perangkat Desa Yang Sunyi di Ngawi: Rizky Diam Membisu Saat Dikonfirmasi

Mantan Aktivis 98 Menilai Restrukturisasi Utang Whoosh Oleh Luhut Janggal

Syahganda: Diplomasi Prabowo Sudah Kelas Dunia, Baru Setahun Tapi Sudah “Superstar”

“Purbayanomics” (1): Purbaya Hanyalah Berdrakor?


No Responses