Oleh : Ridwan Saidi,Budayawan
Seperti lagu Besame Mucho, tatkala Consuelo Valasquez menulis lagu ini pada tahun 1941, usianya belum 17 tahun. Ia tak pernah sangka Besame Mucho jadi romantic song yg abadi. Siapa pun yang kecemplung peradaban urban mestinya tau lagu ini.
Pun teks prasasti Batu Tumbuh, ditulis seorang gadis remaja Khmer. Kok tau? Ada ragam hias setangkai bunga Kali di sebelah kiri teks sebagai pembatas. Bunga Kali melambangkan gadis remaja.
Batu Tumbuh, Tanjung Priok, bercerita tentang detik2 akhir wafatnya Raja Khmer Purnawarman yang terkena serangan Siyam Coda, perang Siam, medio XIII M. Dia bukan Raja Bekasi seperti kata arkaeolog, dia pun belum pernah menikmati gabus pucung. Lahir dan wafatnya di Khmer.
Purnawarman direbahkan di taman bermandi sinaran bulan. Ia terus2an minta minum. Kemudian ia seperti melihat imej sirculair. Lalu wafat.
Prasati Batu Tumbuh, Tanjung. Priyuk, Jakarta Utara, ditarjamah dengan abaikan makna kata, terjemahan dibuat seperti cerpen. Purnawarman katanya menggali parit dari sungai Chandrabaga, Bekasi, hingga sungai Gomati.
Chandrabagha bukan nama sungai tapi sinar bulan yamg jatuh di taman (dimana Purnawarman yang terluka direbahkan). Gomati, bahasa Swahili artinya gadis cantik, adalah toponim di Cakung. Bukan nama sungai.
Kerajaan khayal Tarumanagara katanya didirikan pada IV M. Sulit dibayangkan pada era itu Purnawarman potong 1000 ekor lembu merayakan pesta suksesnya bikin sodetan Chandrabaga-Gomati.
Mungkin Purnawarman heran2 namanya jadi nama Jalan dan lain2 setidaknya di Jakarta.
Mungkin berkat spirit ASEAN, negara2 tetangga diamkan saja ketika arkaeolog WNI-kan Purmawarman Raja Khmer yang telah tiada 800 thn lalu.
Dasar khayalan juga merujuk prasasti Ciaruteun baris ketiga yang berbunyi: Srimatah purnawarmanah tarun-a-naga. Tarun-a-naga ini yang dijadikan Tarumanagara. Padahal itu Taruna Naga atau Naga Taruna, julukan Purnawarman. Terjemahan salah itu sudah dikoreksi di lokasi prasasti di tepi kali Ciaruteun, Bogor.
Seperti halnya Batu Tumbuh, Ciaruteun juga dibuat migran Khmer. Beraksara Venggi varian Palawa, tapi bukan palawa seperti sangka2 arkaeolog, dan bahasa Khmer dengan dialek Hind, bukan Sanskerta.
Besame mucho. (RSaidi)
EDITOR : REYNA
Related Posts

Oligar Hitam Harus Dipenggal Kepalanya

“Whoosh” Cermin Buruknya Duet Kebijakan Luhut–Jokowi

Woosh: Satu dari Banyak Jejak Kejahatan Ekonomi dan Konsitusi Jokowi

Kepala Sekolah SMAN 1 Patianrowo Nganjuk Disinyalir Paksa Murid Ikut Study Tour ke Jogja, Buat Ajang Bisnis

Umat manusia gagal menjaga pemanasan global di bawah 1,5°C, kata Sekjen PBB, desak perubahan arah

Seri Novel “Imperium Tiga Samudra” (4) – Pertemuan di Lisbon

Rudal Nuklir Rusia Yang Baru Jarak Jangkauannya Tidak Terbatas

Habil Marati: Jokowi Mana Ijasah Aslimu?

Misteri Pesta Sabu Perangkat Desa Yang Sunyi di Ngawi: Rizky Diam Membisu Saat Dikonfirmasi

Mantan Aktivis 98 Menilai Restrukturisasi Utang Whoosh Oleh Luhut Janggal




ทางเข้า lucabetDecember 16, 2024 at 9:28 am
… [Trackback]
[…] Find More Info here to that Topic: zonasatunews.com/nasional/cabe-catetan-babe-70-krajaan-khayal-tarumanagara/ […]
cam discountsDecember 28, 2024 at 11:26 am
… [Trackback]
[…] There you can find 67038 additional Info on that Topic: zonasatunews.com/nasional/cabe-catetan-babe-70-krajaan-khayal-tarumanagara/ […]
Huaysod เว็บที่มีคนเล่นมากที่สุดในไทยJanuary 11, 2025 at 8:09 am
… [Trackback]
[…] Find More to that Topic: zonasatunews.com/nasional/cabe-catetan-babe-70-krajaan-khayal-tarumanagara/ […]