Oleh: Budi Puryanto
Tata krama politik dinegeri Ambugadrul makin tergerus habis. Peristiwa politik terakhir memberikan indikasi kepada kita. Seorang Presiden membuat keputusan: menghentikan ekspor batubara. Beberapa hari kemudian, pembantunya mencabut keputusan itu. Dan yang berlaku adalah, keputusaan baru dari pembantunya itu? Hadeeuuh. Ambugadrul.
Lagi, beberapa tahun lalu, Presiden dinegeri itu juga, membuat diskresi UU terhadap kadaruratan satelit. Eeh, hari ini pembantunya menyalah-nyalahkan keputusan Presiden. Padahal sudah 5 tahunan keputusan itu berjalan. Satelit itu sudah dipakai.
Sekitar 5 tahun lalu, satelit untuk pertahanan keamanan jadwal orbitnya habis. Harus daftar ulang. Kalau tidak koordinat orbit bisa dibeli negara lain. Kita lalu akan sewa. Mau?
Negeri Ambugadrul itu, saat itu, belum punya uang. Tapi gak ada pilihan, satelit itu wajib bagi pertahanan. Ya, akhirnya ngutang dulu. Apa boleh buat. Tapi ini ngutang yang benar. Karena penggunannya jelas dan sangat-sangat penting.
Saat harus bayar ke operator satelit, gaduh. Pembantunya menyalahkan keputusan masa lalu. Katanya satelit itu belepotan lumpur korupsi. Nilainya terlampau mahal. Kok baru bicara sekarang, bapak? Kemarin-keairn kemana, saat beli barangya itu.
Ya itu silakanlah dibersihkan lumpurnya, kalau memang ada. Tapi biaya admin pengorbitan oleh lembaga Internasional harus dibayar. Ah, malu dong, masak barang sudah dipakai, saat ditagih “ngeles” aja.
Ini bagaimana? Tata krama di negeri Ambugadrul memang amburadul.
Pembantu itu tata kramanya ya nurut sama juragannya. Lha wong dia yang ngangkat jadi pembantu itu ya juragannya. SK nya itu dari juragannya. Kalau tidak diteken juragannya, SK pembantu itu tidak laku. Kalau SK nya dicabut, nganggur dia. Gak jadi pembantu lagi.
Lho, kok berani-beraninya, dia berbeda pendapat dengan juragannya? Kok berani-beraninya dia melawan juragannya? Kok berani-beraninya “ngudal-udal jeleknya” juragannya didepan umum. Kok tidak takut dipecat?
Apa dia sudah pindah juragan baru?
Apa juragan barunya lebih berkuasa dari juragan lama?
Untungnya, juragannya itu kok ya sabar banget. Pembantunya “nyrekal” perintahnya didiamkan saja. Pembantunya nampar mukanya, bikin malu, didiamkan saja. Pembantunya “merongrong” kewibawaannya, didiamkan saja. Lama-lama pembantu seperti itu akan “nglunjak”.
Yang bahaya lagi, bila dibiarkan terus, para pembantu lain bisa ikutan “nyrekal”. Gak nurut perintah lagi. Apa pembantu seperti ini bisa dimasukkan kategori melakukan “kudeta?”. Melawan “simbul negara?”.
Tata krama, etika, sopan santun, dalam politik dinegeri Ambugadrul sudah benar-benar tergerus habis.
Rupanya ada jenis tata krama baru yang berlaku dinegeri itu, menggantikan tata krama lama yang sudah membumi. Sudah mengurat akar dinegeri itu.
Tata krama cuan. Itu tata krama baru. Semua mesti tunduk sama cuan. Demi cuan sipapun bisa dirangkul atau disingkirkan. Mengabdi kepada cuan itu baru namanya sopan santun. Tunduk kepada cuan itu yang disebut punya etika.
Selamat datang tata krama baru. Selamat datang, cuan yang mulia.
*Penulis, Pemimpin Redaksi ZONASATUNEWS.COM
EDITOR: REYNA
Related Posts
Api di Ujung Agustus (Seri 31) – Bayangan Kudeta Makin Nyata
Api di Ujung Agustus (Seri 30) – Jejak Jaringan Tersembunyi
Api di Ujung Agustus (Seri 29) – Jejak Operasi Tersembunyi
Api di Ujung Agustus (Seri 28) – Jantung Garuda Di Istana
Api di Ujung Agustus (Seri 27) – Jalur Rahasia Wiratmaja
Api di Ujung Agustus (Seri 26) – Bayangan Dalam Istana
Api di Ujung Agustus (Seri 25) – Garuda Hitam Membara
Api di Ujung Agustus (Seri 24) – Kartu As Gema
Api di Ujung Agustus (Seri 23) – Dua Api, Satu Malam
Api di Ujung Agustus (Seri 22) – Duel Senyap di Rumah Sakit
click this siteOctober 25, 2024 at 9:53 am
… [Trackback]
[…] Read More on on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/tata-krama-cuan-pembantu-boleh-gak-nurut-juragan/ […]
ทดลองเล่นสล็อต PG SLOTJanuary 17, 2025 at 9:07 am
… [Trackback]
[…] Read More on on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/tata-krama-cuan-pembantu-boleh-gak-nurut-juragan/ […]
linksJanuary 21, 2025 at 8:23 pm
… [Trackback]
[…] Find More to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/tata-krama-cuan-pembantu-boleh-gak-nurut-juragan/ […]