ZONASATUNEWS.COM — Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Jerman Raya menggelar kajian Kitab Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul Muqtasid karya Ibnu Rusyd pada Minggu (23/1/2022).
Kajian ini menghadirkan Duta Besar RI untuk Spanyol Dr.Muhammad Najib dan dihadiri secara virtual oleh seluruh keluarga Muhammadiyah dari berbagai penjuru, baik di Indonesia maupun yang tinggal di negara luar. Dan Juga diikuti peserta dari masyarakat umum.
Muhammad Najib mengupas buku karya Ibnu Rusyd tersebut disesuaikan dengan konteks aktual saat ini.
Menurutnya, Ibnu Rusyd, yang oleh orang Barat dikenal sebagai Averroes, adalah ilmuwan muslim yang pertama kali mengajarkan liberalisme kepada masyarakat Barat (Eropa). Inti dari ajaran Ibnu Rustd adalah kebebasan berpikir.
Baca Juga: Sosialisasi Gagasan Diaspora Muslim Indonesia, Dubes Muhammad Najib Keliling Kota-Kota di Spanyol
“Umat Islam harus berpikir merdeka. Allah mendorong semangat kebebasan berpikir,” kata Muhammad Najib.
Di Barat saat itu dikenal sebagai masa kegelapan. Tradisi membaca tidak ada. Rakyat tidak diajari membaca. Yang boleh membaca kitab suci hanya pihak Gereja dan Kerajaan. Buku-buku disimpan di gereja dan kerajaan.
“Pihak Gereja dan Kerajaan saat itu mengangkangi kekuasaan, mengendalikan dan menikmata kekuasaan. Kondisi rakyat miskin dan terbelakang,” ujar Dubes Najib.
Dalam kondisi demikian, Ibnu Rusyd menawarkan gagasan baru, yaitu kebebasan berpikir. Gagasan itu disambut baik oleh masyarakat Eropa, yang merasa tertindas oleh kekuasaan Gereja dan Kerajaan.
Baca Juga: Dubes RI Untuk Spanyol Gagas Jaringan Diaspora Muslim Indonesia
Salah satu tokoh ilmuwan Eropa yang sangat tertarik dengan gagasan Ibnu Rusyd adalah Thomas Aquinas. Ia pergi ke Toledo untuk mempelajari secara khusus dan mendalam gagasan Ibnu Rusyd.
Thomas Aquinas membawa semangat baru kebeasan berpikir itu ke Italia, dan menyebarkannya di kalangan masyarakat Italia dan Eropa.
“Akhirnya lahirlah gerakan kebangkitan atau kelahiran kembali yang dikenal dengan nama Renaisance di Italia, dengan tokoh-tokohnya seperti Michel Angelo, Leonardo Da Vinci, Keppler, Bacon, Issac Newton, dan sebagainya,” ujar Najib.
Dibidang agama, semangat kebebasan berpikir itu mengakibatkan munculnya gerakan protes di Jerman, terhadap otoritas Gereja yang saat itu dikuasai Kristen Katolik. Maka munculah Kristen Protestan.
Baca Juga: Di Beranda Istana Alhambra (19 – Silaturahim ke Takmir Masjid Granada)
Muhammad Najib menegaskan, ajaran Ibnu Rusyd menganggap perbedaan pendapat itu biasa. Tidak perlu dipersoalkan.
“Yang penting niatnya saja, beda itu tidak apa-apa,” ungkap Najib menirukan pendapat Ibnu Rusyd.
Yang penting dicatat, menurut Najib, hasil Renaisance sangat dahsyat. Barat sangat maju, baik ilmu pengetahuan maupun teknologinya.
Sekitar 200 tahun setelah Renaisance lahirlah Revolusi Industri di Inggris, dan Revolusi Politik di Perancis.
“Barat menjadi hebat setelah belajar dari umat Islam, lewat Ibnu Rusyd,” ungkapnya.
Mengapa justru umat Islam sekarang mundur, padahal dahulunya sangat maju, dan menjadi mercusuar dunia? Ada pelajaran yang perlu diperhatikan.
Puncak ilmu pengetahuan dalam dunia Islam dicapai saat pemerintahan Khalifah Harun Al Rashid dan diteruskan oleh Khalifah Al Makmun di Bagdad, Irak.
Pada masa itu terjadi gerakan ilmu pengetahuan secara besar-besaran. Menterjemahkan buku-buku asing (Yunani, India,China,dll) dan membahasnya, sehingga lahir ilmu-imu baru.
Baca Juga: Dubes Najib: Natal Tidak Bisa Dipandang Lewat Kacamata Fikih
Melakukan riset diberbagai bidang yang luas seperti alchemy (kimia), ekonomi, astronomi, matematika, fisika, biologi, sejarah, sosiologi, geografi, dan sebagainya.
“Jadikan Islam sebagai gerakan ilmu, bukan gerakan politis. Karena gerakan Ilmu itu menyatukan, sedang gerakan politis cenderung memecah,” ungkap Najib.
Najib juga menyinggung gagasannya yang baru disosialisaskan di Spanyol, yaitu Diaspora Muslim Indonesia (DMI).
“Diaspora Muslim Indonesia adalah gerakan Ilmu,” pungkas Najib
EDITOR: REYNA
Related Posts
Serangan Israel menewaskan 42 orang di Gaza karena kedua belah pihak mengatakan pihak lain melanggar gencatan senjata
Iran, Rusia, dan Tiongkok mengirim surat ke PBB yang menyatakan kesepakatan nuklir dengan Teheran telah berakhir
Wapres Afrika Selatan: Mineral kritis di pusat industrialisasi Afrika
Putin dan Netanyahu bahas perkembangan Timur Tengah tentang rencana Trump terkait Gaza
Para ilmuwan menyelidiki bagaimana sel hidup dapat menjadi ‘biokomputer’
Rani Jambak Kincia Aia Tour Canada: Kritik Ekologi dan Semangat Kolektif Warisan Nusantara
Militer Israel menghentikan hampir semua kapal dalam armada bantuan, memicu protes global
Senator AS desak Trump manfaatkan hubungan dengan Netanyahu untuk lindungi armada bantuan Gaza
Arab Saudi memperingatkan bahwa ketidakpedulian global terhadap perang Gaza mengancam stabilitas regional dan dunia
AS akan mencabut visa presiden Kolombia karena pernyataannya dalam protes pro-Palestina di New York
Di Beranda Istana Alhambra (20 – Toledo Menjadi Gerbang Renaissance) - Berita TerbaruJanuary 25, 2022 at 2:51 pm
[…] Baca Juga: Dubes RI Spanyol Jadi Narasumber Kajian PCIM Jerman Raya, Kupas Kitab Ibnu Rusyd […]
เกียรติบัตรออนไลน์October 27, 2024 at 11:59 am
… [Trackback]
[…] Read More here on that Topic: zonasatunews.com/internasional/dubes-ri-spanyol-jadi-narasumber-kajian-pcim-jerman-raya-kupas-kitab-ibnu-rusyd/ […]
สรุป สล็อตเว็บตรง ฝากถอน true wallet ไม่มี ขั้น ต่ำDecember 6, 2024 at 7:38 am
… [Trackback]
[…] Info to that Topic: zonasatunews.com/internasional/dubes-ri-spanyol-jadi-narasumber-kajian-pcim-jerman-raya-kupas-kitab-ibnu-rusyd/ […]
Telegram下载December 22, 2024 at 5:19 am
… [Trackback]
[…] Information to that Topic: zonasatunews.com/internasional/dubes-ri-spanyol-jadi-narasumber-kajian-pcim-jerman-raya-kupas-kitab-ibnu-rusyd/ […]