Larangan yang menghancurkan kaum Yahudi
Telah berjalan sekitar 50 tahun sejak penghancuran Haekal Sulaiman dan kota Yerusalem, tidak ada gejolak yang berarti pada kaum yahudi di wilayah Samaria dan Yudea. Kaum Yahudi sudah terbiasa beribadah di sinagoga dengan mempedomani Misyna, berdampingan dengan kaum Nashara juga berkembang dalam eklesianya.
Demikian pula kaum Kristen juga dapat berkembang tanpa menimbulkan gesekan dan gejolak.
Pada tahun 118 M, Kaisar Roma, Publius Aelius Hadrianus menjadi kaisar imperium Roma. Hadrianus suka berkeliling ke banyak wilayah termasuk wilayah jajahannya dalam suatu rombongan besar untuk menunjukan soliditas kekuasaannya sekaligus berusaha memperoleh simpati penduduk seluas luasnya.
Dalam setiap kunjungannya, selalu memunculkan pernyataan dukungan penduduk atas kekaisarannya. Karena begitu luasnya wilayah yang ingin dikunjunginya, baru pada sekitar tahun 130 M, Hadrianus sampai Yerusalem yang kotanya masih banyak reruntuhan batu yang tidak enak dipandang.
Hanya sedikit tentaranya yang ada di kota itu.Namun ketika dipandangnya reruntuhan haekal Sulaiman yang sebelumnya terkenal
sebagai tempat suci dan identitas bangsa Yahudi, yang telah 60 tahun dibiarkan menjadi reruntuhan, Hadrianus berkeinginan membangun kembali Yerusalem dan menjadikan kompleks Haikal Sulaiman sebagai pusat penghormatan dewa-dewa capitol Roma.
Hadrianus juga ingin menempatkan patungnya di sana. Hadrianus tidak berpikir tentang reaksi kaum Yahudi atas keinginannya merehabilitasi kota Yerusalem agar dapat ditempati lagi layaknya sebagai kota metropolis yang indah yang menyenangkan untuk ditempati.
Pembangunan itu sendiri tentu akan membuat perekonomian di Yerusalem akan tumbuh lagi. Tidak hanya sekedar membangun, Hadrianus juga ingin merubah tradisi religius kaum yahudi agar dapat mendukung modernisasi kota Yerusalem. Hadrianus ingin kaum Yahudi mengikuti tradisi Yunani dan Roma yang modern.
Pada tahun 131, Hadrianus menerbitkan aturan untuk kaum Yahudi. Ajaran Taurat, sunat dan pengangkatan rabbi Yahudi dilarang, karena praktik tradisi taurat akan menghalangi proses modernisasi.
(Bersamung ke Bagian-3)
EDITOR: REYNA
Related Posts
Pungutan Liar 30% di Balik Sewa Kapal Tanker: Terbongkar Sumber Korupsi Ratusan Triliun di Tubuh Pertamina
Kapal Hantu, Dana Siluman, dan Perusahaan Cangkang: Skandal Korupsi PIS 285 Triliun Dibongkar
Mr. Presiden Jangan Datang Ke Chicago!
Rizal Fadilah: From Noel To Null
Menjaga Nyala Api Kemerdekaan Dalam Hukum
Mengapa Harus Kembali Ke UUD 1945
Empat Makna Penting Ibadah Haji
Genealogi Politik Dan Kosmologi Poltik Indonesia (Bagian 8)
Muhammad Chirzin: Pesan Kearifan Semesta
Rahasia Potensi Diri Yang Akan Terjadi
slot wallet คลิกเดียวโบนัสแตกOctober 22, 2024 at 8:05 am
… [Trackback]
[…] Find More Info here on that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-hukuman-kedua-bagi-bani-israel-dan-kristen-naik-sepenggalah-bagian-2/ […]
you can check hereDecember 2, 2024 at 7:24 am
… [Trackback]
[…] Read More Info here on that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-hukuman-kedua-bagi-bani-israel-dan-kristen-naik-sepenggalah-bagian-2/ […]
protein shakesDecember 27, 2024 at 9:15 pm
… [Trackback]
[…] Find More to that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-hukuman-kedua-bagi-bani-israel-dan-kristen-naik-sepenggalah-bagian-2/ […]