Agus Mualif: Hukuman Kedua Bagi Bani Israel dan Kristen Naik Sepenggalah (Bagian-3 TAMAT)

Agus Mualif: Hukuman Kedua Bagi Bani Israel dan Kristen Naik Sepenggalah (Bagian-3 TAMAT)
Agus Mualif Rohadi

Oleh : Agus Mualif Rohadi

 

Sunat dianggapnya praktik ibadah yang biadab. Untuk mencegah protes penduduk yang luas, pertemuan umum dilarang. Peraturan itu sama dengan pembubaran agama Yahudi sekaligus menghapus identitas kebangsaan Yahudi. Penyebutan bangsa dan agama yahudi tidak bisa dipisahkan.

Tidak ada bangsa yahudi jika tidak ada agama yahudi. Peraturan itu merupakan palu godam bagi Yahudi secara keseluruhan, yang belum pernah terjadi seperti itu sebelumnya.

Sudah tujuh ratus tahun mereka dijajah, namun keputusan Hadrianus adalah keputusan yang paling mematikan. Bahkan kaum yahudi yang paling moderatpun tidak akan mampu mencari jawaban untuk dapat menerima keputusan tersebut.

Mereka yang paling tipis imannya pun, yang takut mati, tidak lagi mempunyai harapan, dan akan bersedia melakukan sesuatu meskipun kematian akan menjemputnya.

Lambat atau cepat akan terjadi pemberontakan dari penduduk yahudi. Namun kaum Yahudi telah belajar dari penghancuran kota dan baitnya pada tahun 70 M. Mereka tidak langsung berteriak teriak di jalanan, namun mereka mulai mengorganisir kekuatannya.

Para imam dan rabbi yahudi mengabaikan perbedaan sektenya. Kaum yahudi bersatu, sesuatu yang belum pernah mereka lakukan.
Bangsa Yahudi mendukung Simon Bar Koseba seorang mantan tentara untuk memimpin mereka untuk melakukan pemberontakan sebagai upaya merdeka dari penjajahan Roma.

Tentara Roma di Yerusalem dipaksa keluar dari kota. Kaum Kristen gentile melihat peristiwa terusirnya tentara Romawi sebagai pertanda akan terjadi perang besar. Kaum Kristen mulai meninggalkan kota-kota yang menunjukkan adanya konsentrasi kaum yahudi yang akan berperang.

Namun kaum yahudi menghindari peperangan terbuka berhadap hadapan melawan prajurit roma, tetapi melakukan perang gerilya. Perang akan berlangsung lama.

Pada awalnya Bar Koseba memenangi beberapa pertempurannya, sehingga kaum yahudi semakin yakin bahwa Bar Koseba sangat mungkin adalah Messiah yang ditunggu tunggu.

Namun pertempuran yang panjang pada akhirnya menemui kesulitan dalam penyediaan logistik perang. Pada saat kaum yahudi mulai mengalami kesulitan menjaga kekuatan tempurnya, tentara romawi mulai melakukan serangan balik.

Hadrianus mengirim tentara dalam jumlah yang besar dipimpin Sextus Julius. Berawal dari kejatuhan benteng Galilea, kota dan desa di Samaria yang dengan cepat berjatuhan, pada akhirnya sampai ke wilayah Yudea.

Kota yerusalem yang masih belum mempunyai tembok benteng langsung diserbu bagaikan air bah yang tiba tiba datang tidak bisa dibendung. Perang yang brutal pada masa itu, tidak ada kata mundur dalam perang itu.

Sejarah mencatat 50 benteng dan 985 desa dihancurkan dan dibakar habis. Tidak kurang 580.000 orang yahudi terbunuh.Simon Bar Koseba terbunuh tahun 135 M.

Yerusalem yang sebelumnya sepi bahkan berubah jadi kota mati. Kurban sebesar itu, untuk peristiwa perang pada masa itu tergolong kurban yang sangat besar dan belum pernah terjadi sebelumnya.

Usai perang panjang tersebut Hadrianus membuat peraturan baru. Bangsa yahudi dilarang masuk kota yerusalem bahkan harus keluar dari wilayah Yudea, hanya boleh tinggal di wilayah Galilea.

Dikemudian hari, melihat kondisi Yerusalem seperti itu mengingatkan kaum yahudi pada ramalan Mikha yang mengatakan, “Maka Zion akan dibajak seperti ladang, dan Yerusalem akan menjadi timbunan puing puing, dan gunung Bait Suci akan menjadi bukit yang berhutan “.

Halaman berikutnya

Last Day Views: 26,55 K