Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-18)

Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-18)
Agus Mualif Rohadi

Oleh : Agus Mualif Rohadi

III. Nabi Ya’cub dan Esau.

5. Nabi Ya’cub dipanggil dengan nama Israel

Nabi Ya’cub menjadi teringat asal mula perjalannya ke Harran dimana hal tersebut terkait dengan hak kesulungan (mewarisi tongkat nabi Ishaq) yang jatuh kepadanya. Nabi ya’cub merasa bersalah kepada kakaknya mengenai hak kesulungan yang dia dapatkan, dan merasa bahwa kakaknya masih marah kepadanya. Setelah merenung panjang, nabi Ya’cub ingin menyerahkan rasa bersalahannya itu. Nabi Ya’cub kemudian mengirim utusan kepada kakaknya tentang kedatangan di wilayahnya. Utusannya diperintah menceritakan bahwa hambanya selama ini berada di Harran tempat kediaman Laban, dan telah mempunyai istri dan anak serta harta benda yang cukup banyak dan sekarang hambanya ingin mendapatkan limpahan kasih dari tuannya (kakaknya).

Ketika utusannya kembali kemudian mengatakan bahwa Esau sedang dalam perjalanan menuju ke tempat perkemahan Nabi Ya’cub dengan diiringi 400 orang. Esau telah menjadi seorang pemimpin besar diwilayahnya. Nabi Ya’cub menjadi gelisah dan takut apakah akan diserang oleh Esau, namun telah pasrah dengan akibat yang akan diterimanya. Kemudian dibaginya rombongannya menjadi dua bagian termasuk anak istrinya juga dibagi dua. Demikian pula ternak ternaknya dibagi menjadi dua. Meskipun telah pasrah, namun nabi Ya’cub tetap memperhitungkan keselamatan rombongannya. Apabila salah satu rombongan diserang maka rombongan lainnya dapat menyelamatkan diri. Nabi Ya’cub juga berdo’a kepada Allah dengan mengeluhkan keadaannya kepada Allah, karena kepulangannya juga atas perintah Allah.

Nabi Ya’cub juga bermaksud melunakkan hati Esau dengan pemberian ternak. Untuk itu ternak hadiah ini dipisahkan secara khusus dari ternak yang dibawa oleh dua rombongan keluarga dan pengikutnya.Ternak hadiah terdiri dari dua ratus kambing betina dan dua puluh kambing jantan, dua ratus domba betina dan dua puluh domba jantan, tiga puluh unta yang sedang menyusui beserta anak anaknya, empat puluh lembu betina dan sepuluh lembu jantan, dua puluh keledai betina dan sepuluh keledai jantan.Suatu jumlah yang cukup besar untuk saat itu. Dibaginya orangnya untuk membawa ternak hadiah secara berkelompok sesuai jenis ternak.Para pembawa ternak hadiah ini ditempatkan dibarisan paling depan dan berjalan agak jauh mendahului dua rombongan lainnya.Ada pesuruh yang secara khusus diperintah untuk berbicara apabila bertemu dengan Esau. Jika ditanya siapa tuan dari pemilik ternak maka harus dijawab bahwa ternak itu adalah milik hambamu Ya’cub yang akan dipersembahankan kepada tuannya yaitu Esau. Hambamu Ya’cub ada dibelakang rombongan kami.

Ketika tiba waktu malam hari, nabi ya’cub mengajak semua istrinya dan kesebelas anaknya kembali ke sungai Yabok dan kemudian Nabi Ya’cub menyeberangkan istri dan anaknya serta bekal harta,kemudian sendirian menyebarangi sungai lagi.Kitab Kejadian mengkisahkan, dalam kesendiriannya itu, tiba tiba Nabi Ya’cub merasa dirinya didatangi seseorang yang kemudian menyerangnya. Maka kemudian terjadi pergulatan hingga sampai fajar. Lalu orang itu menghentikan pergulatan dan akan pergi karena hari sudah masuk fajar. Nabi Ya’cub menahannya dan tidak akan melepaskannya jika tidak memperkenalkan dirinya dan memberkatinya. Terjadi dialog sebentar kemudian orang itu berkata : Namamu tidak lagi disebut Ya’cub tetapi Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau menang. Lalu Nabi Ya’cub berujar : Katakanlah juga namamu, dan orang itu menjawab: Mengapa engkau menanyakan namaku ?, Kemudian orang itu memberkati Nabi Ya’cub setelah itu pergi. Fajar menyingsing dan kemudian Nampak matahari terbit.

Wikipedia …. Lukisan nabi Ya’cub sedang bergumul dengan orang yang menurut Kitab Kejadian menyatakan dirinya adalah Allah.

Nabi Ya’cub kemudian memberi nama tempat itu Pniel, yang mempunyai arti : aku telah melihat Allah berhadapan muka, tetapi nyawaku tertolong. Ketika berjalan Nabi Ya’cub terpincang karena pangkal pahanya terasa sakit. Dengan peristiwa ini hingga sekarang orang Isreal tidak memakan daging yang menutupi pangkal paha, karena Allah telah memukul sendi pangkal paha nabi Ya’cub.

Peristiwa tersebut tidak diceritakan oleh Al – Qur’an, namun Al – Qur’an menyebut nama lain Nabi Ya’cub adalah Israel yang dalam kitab kejadian diartikan bergumul dengan Allah. Mungkin peristiwa itu perlu dimaknai bahwa nabi Ya’cub sedang dalam kegelisahan yang mencekam karena membayangkan kemarahan Esau terhadap dirinya sedang kepulangannya adalah atas perintah Allah. Atas kegelisahan yang sangat tersebut, mungkin nabi Ya’cub tertidur kemudian bermimpi namun terasa dalam keadaan nyata bahwa dirinya merasa bergumul dengan sosok manusia yang kemudian sosok tersebut  berkata bahwa Ya’cub telah bergumul dengan Allah dan manusia. Namun mimpi seorang rasul bukanlah mimpi biasa, karena dari mimpinya itu nabi Ya’cub kemudian dipanggil Israel.

6. Berdamai dengan Esau.

Atas terjadinya peristiwa tersebut, Nabi Ya’cub merasa yakin bahwa tidak akan terjadi apa apa antara dirinya dengan Esau. Kemudian kembali menyeberang sungai Yabok dan mengajak istri dan anaknya kembali pada rombongannya. Nabi ya’cub sampai pada rombongannya setelah matahari agak tinggi. Dlihatnya Esau dan rombongannya menghampirinya. Nabi Ya’cub menyongsong dengan berjalan di depan istri dan anak anaknya, dan sejak dari kejauhan Nabi Ya’cub berjalan dengan berkali kali bersujud dengan mukanya sampai ke tanah. Berdiri lalu berjalan lagi lalu bersujud lagi, demikian terus diulanginya sampai tujuh kali hingga sampai kedekat kakaknya. Melihat itu, Esau langsung berlari mendapatkan Nabi Ya’cub, didekapnya dan dipeluknya lehernya dan kemudian  saling berciuman dan bertangis tangisan. Setelah reda, Esau kemudian  menanyakan siapa yang dibawanya itu, lalu diperkenalkanlah istri dan anak anaknya satu persatu. Para istri dan anak anak Nabi Ya’cub kemudian bersujud kepada Esau.

Belajar Alkitab ….. Lukisan pertemuan Esau dengan nabi Ya’cub di Sukot.

Atas pemberian Nabi Ya’cub, Esau menolaknya tapi Nabi Ya’cub telah sejak awal berniat memberikan sebagian hartanya itu kepada kakaknya dan atas niatnya itu nabi Ya’cub merasa Allah telah meridloinya sehingga bisa berdamai dengan Esau oleh karena itu terus mendesak agar Esau mau menerimnya dan akhirnya Esau menerima pemberian itu. Setelah lepas rasa rindu mereka, kemudian Esau berpamitan pulang dan Nabi Ya’cub berjanji suatu saat akan mendatangi kakaknya di Seir.

BACA JUGA:

Nabi Ya’cub masih berniat untuk berkemah di tempat tersebut untuk beristirahat dengan waktu yang cukup karena di tempat tersebut nabi Ya’cub merasa berada di tempat yang aman setelah petemuan yang menggembirakan dengan kakaknya.Pesuruhnya malah diperintahkan mendirikan gubuk gubuk untuk beristirahat yang menandakan akan diam di tempat tersebut dalam waktu agak panjang. Oleh karena itu tempat tersebut kemudian dinamakan Sukot. Setelah merasa cukup beristirahat, Nabi Ya’cub kemudian melanjutkan perjalanan, menyeberangi sungai Yordan, terus berjalan dan akhirnya sampai ke wilayah Sikhem. Di tempat ini Nabi Ya’cub membeli tanah dari Hemor kepala  suku di wilayah itu. Nabi Ya’cub kemudian mendirikan mezbah sebagaimana kebiasaan Nabi Ibrahim dan Nabi Ishaq bila berada di tempat yang baru. Mezbah itu dinamainya “Allah Israel ialah Allah “.

7. Peristiwa yang memalukan Nabi Ya’cub

Suatu Ketika ketika Dina berkunjung ke anak anak perempuan suku Hemor. Anak lelaki kepala suku ini jatuh hati kepada Dina tetapi kemudian memperkosanya.Setelah perbuatannya itu, anak tersebut meminta kepada bapaknya untuk meminta gadis itu untuk diperistrikannya. Lalu Hemor mendatangi Nabi Ya’cub dan menceritakan peristiwa itu dan bermaksud melamar Dina. Namun Nabi Ya’cub belum menjawab karena akan dirundingkannya dengan anak anaknya yang masih menggembala.

Ketika anak anaknya datang, maka diceritakanlah oleh Nabi Ya’cub peristiwa yang dialami Dina dan maksud kedatangan Hemor. Hemor juga menawarkan kepada nabi Ya’cub dan anak anaknya untuk hidup berdampingan dan saling menikahkan diantara keluarga mereka. Anak laki laki Nabi Ya’cub dan para pengikutnya dapat dinikahkan dengan gadis gadis suku Hemor demikian pula sebaliknya. Maka anak anak Nabi Ya’cub memberikan syarat yaitu agar Hemor dan penduduknya mau menjalani sunat, karena agama mereka hanya membolehkan mengawinkan anak wanitanya dengan orang orang yang bersunat.

(bersambung ……) 

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K
Tags: , , , , ,