Oleh: Ridwan Saidi
(Budayawan, Sejarawan, Politisi Senior)
Lagi asyikasyik menghadapi pemilu, tau-tau rupa-rupa forum G20 menyiarkan khabar kita segera menghadapi resesi. Mulyani lebih dulu mengatakan kita bisa saja seperti Srilanka.
Seorang ibu yang lebih senior menimpali kemungkinan kita seperti Srilanka (kalau) kita tidak hati-hati. Meski pun pendapat ibu kita ini dengan kalau berkalau dan Mulyani bicara sangat euphemistic, tapi ada saja orang bekend yang uring-uringan.
Janggalnya, meski kekhawatiran kita akan jadi Srilanka menebal, tapi itu tidak mengendorkan seorang pembesar parpol menyiapkan anaknya buah hati si biran tulang jadi caleg.
Pemicu resesi disebut perang Ukraine yang dimulai Rusia, tak ada bantahan soal ini. Meski kasus pandemi sejatinya membantu memerosotkan produktivitas. Mungkin ini sebabnya belum lama Brazil keluar dari Global dan tolak tanda tangan proyect pandemi covid dengan WHO.
Di kita, rupiah terhadap dollar melemah, harga-harga barang keperluan hidup makin melambung. Yakinkan diri sendiri yang econ kita akan maju sudah keseringan. Ini meletihkan bagi yang dengar, sedangkan yang dinanti apa konsep menghadapi resesi.
Dulu para pemimpin menghadapi pemilu 1955 dengan sikap yang wajar-wajar saja. Dalam pelaksanaannya pun pemilu tak telan korban, dan tak ada laporan kecurangan.
Konsep yang disebut Majapait, kekuasaan bertuah, jejaknya masih membekas saat itu bagai pesan si Pahit Lidah, letterlijk lidah bertuah, dalam konteks ini persepsi lurus tentang kekuasaan.
Ketika si Pahit Lidah diabaikan, kita saksikan tak jelasnya antisipasi pemerintah menghadapi resesi.
Ternyata resesi senjata pemungkas yang tak ada lawan, negara-negara dibikin pasrah, pemimpinnya paling jauh cuma marah-marah, sama ibu-ibu lagi.
Resesi lebih dahsyat dari peluru kendali berkepala nuklir. Ini peluru kendali berkepala dingin, yang menghitung semua faktor dengan cermat berdasar science dan beyond the science.
Tak mudah mengikutinya. Terpikirkan pun tidak munculnya peluru kendali berkepala dingin.
Kemarin 20/7/2022 Vladimir Putin curhat di Iran, mereka (Barat) mau kucilkan Rusia, katanya.
Rusia memang sedang terkucil. Untung ada Iran. Apatah pula Iran pada hari itu menjadi host pertemuan Erdogan-Putin-Raisi.
Perang jaman sekarang senjata hyper modern, termasuk biologi, pun bukan apa-apa. Maka tokoh Globalis Bill Gates tampaknya tinggal gelanggang dengan hibahkan hartanya senilai 300 T rupiah.
Impian batasi populasi dunia 500 juta orang bubar sudah, seperti halnya phrase lama: East is east, west is west, and never the tween shall meet. But there will be the One Power and the others.
Mereka yang kucilkan dirinya sendiri. (RSaidi).
EDITOR: REYNA
Related Posts

Novel “Imperium Tiga Samudra” (20) – “Palung Wallace”, Energi Yang Tak Seharusnya Bangkit

Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (11): Pengakuan Dunia, Diplomasi Damai, dan Kiprah Internasional Indonesia di Era Soeharto”

Novel “Imperium Tiga Samudra” (19 ) – Drone Bawah Laut China

Novel “Imperium Tiga Samudra” (18 ) – Shadow Protocol

Novel “Imperium Tiga Samudra” (17) – Mantra Seno

Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (6): Arsitek Stabilitas Asia Tenggara dan Penggerak Utama ASEAN

Novel “Imperium Tiga Samudra” (16) – Shadow Exchange

Novel “Imperium Tiga Samudra” (14) – Perang Melawan Asia

Novel “Imperium Tiga Samudra” (13) – Perang Senyap Mata Uang

Novel “Imperium Tiga Samudra” (12) – Meja Baru Asia




free webcamsNovember 19, 2024 at 4:35 pm
… [Trackback]
[…] Read More Info here to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/cabe-catetan-babe-332-resesi-peluru-kendali-berkepala-dingin/ […]
pop over hereJanuary 4, 2025 at 10:54 pm
… [Trackback]
[…] Info to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/cabe-catetan-babe-332-resesi-peluru-kendali-berkepala-dingin/ […]
best gym equipment shopFebruary 3, 2025 at 4:56 pm
… [Trackback]
[…] Read More to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/cabe-catetan-babe-332-resesi-peluru-kendali-berkepala-dingin/ […]