Oleh: Isa Ansori, Kolumnis
Politik gagasan sejatinya bukan sesuatu yang baru. Politik gagasan adalah politik yang sudah lama dianut oleh para pendiri bangsa. Merujuk pada perdebatan sidang BPUPKI yang menyepakati dasar negara Pancasila.
Konon dalam sidang itu ada perbedaan yang cukup tajam diantara para perwakilan BPUPKI, kelompok Islam menghendaki dasar negara Pancasila dengan merujuk pada piagam Jakarta sedangkan kelompok Nasionalis, Kristen dan Komunis menghendaki dasar negara Pancasila tanpa 7 kata yang ada didalam Piagam Jakarta.
Meski perbedaan ideologi yang cukup tajam, namun mereka mampu membuka ruang menerima satu sama lain untuk kepentingan yang lebih besar, kepentingan negara Republik Indonesia yang merdeka dan berdaulat dan bertujuan untuk mensejahterakan rakyat.
Gagasan baik tentang membangun Indonesia kedepan menjadi titik pertemuan diantara berbagai kepentingan yang melatarbelakanginya.
Politik gagasan adalah sikap politik yang meneladani para founding father, sehingga sejatinya politik gagasan adalah gaya politik yang menghidupkan kembali demokrasi agar berjalan dengan baik.
Apa yang dilakukan Anies dengan politik gagasan adalah upaya antitesa dan bahkan sintesa terhadap praktik politik otoritarian dan liberal yang ada. Orde Lama, Orde Baru dan praktik politik paska reformasi dalam perjalanannya banyak sekali tergoda oleh praktik praktik yang mematikan demokrasi. Itulah yang Levitsky dan Ziblat disebut dengan matinya demokrasi.
Tanda tanda matinya demokrasi di tujuh tahun pemerintahan Jokowi terlihat semakin telanjang, tak ada ruang menerima perbedaan, pemerintah selalu benar, sehingga siapapun yang dianggap berbeda dengan rezim, maka dicarikan cara untuk dibungkam dan dikriminalisasikan.
Lima tahun Anies memimpin Jakarta seolah menjadi praktik antitesa cara berdemokrasi yang dilakukan oleh pemerintahan Jokowi. Bahkan Anies mampu menciptakan sintesa praktik berdemokrasi yang sehat dengan menciptakan gagasan ruang ketiga. Anies memberi ruang dan kesempatan untuk semua golongan agar bisa bertemu, tanpa membedakan suku, ras dan agama.
Pemberian bantuan kepada seluruh kelompok Ummat beragama melalui Bantuan Operasional Tempat Ibadah ( BOTI) adalah contoh telanjang yang bisa dilihat dan dirasakan oleh semua.
Upaya Anies membangun politik yang bermartabat, politik yang sehat dan politik yang beretika nampaknya bergayung sambut dengan apa yang menjadi semangat restorasi partai politik NasDem, semangat untuk memperbaiki praktik politik yang sehat dan menjadikan politik yang berpihak pada rakyat.
Sebagai manusia Indonesia yang mencintai Indonesia tak ada lagi kata tidak dengan apa yang ditawarkan oleh Anies, politik gagasan, politik yang mempersatukan kita semua, politik yang tidak membedakan, politik yang memberi ruang kepada semua untuk mendapatkan hak dan menjalankan kewajibannya.
Semoga perjuangan memperbaiki Indonesia dengan politik gagasan akan menjadi virus baik bagi bangsa Indonesia dan seluruh rakyat Indonesia.
Surabaya, 21 Oktober 2022
EDITOR: REYNA
Related Posts

Seri Novel “Imperium Tiga Samudra” (4) – Pertemuan di Lisbon

Habil Marati: Jokowi Mana Ijasah Aslimu?

Misteri Pesta Sabu Perangkat Desa Yang Sunyi di Ngawi: Rizky Diam Membisu Saat Dikonfirmasi

“Purbayanomics” (2): Pemberontakan Ala Purbaya: Rekonstruksi Ekonomi Nasional

“Purbayanomics” (1): Purbaya Hanyalah Berdrakor?

Serial Novel “Imperium Tiga Samudra” (Seri 3) – Penjajahan Tanpa Senjata

Perang Dunia III di Ambang Pintu: Dr. Anton Permana Ingatkan Indonesia Belum Siap Menghadapi Guncangan Global

Dr. Anton Permana: 5 Seruan Untuk Presiden Prabowo, Saat Rakyat Mulai Resah dan Hati Mulai Luka

Menyikapi UUD 18/8/1945

Rocky Gerung: 3 Rim Karatan di Kabinet Prabowo



คาสิโนออนไลน์ sagameOctober 22, 2024 at 8:49 pm
… [Trackback]
[…] Read More on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/membawa-politik-gagasan-anies-sang-juru-selamat-demokrasi/ […]
protein shakesJanuary 15, 2025 at 6:41 pm
… [Trackback]
[…] Find More Info here to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/membawa-politik-gagasan-anies-sang-juru-selamat-demokrasi/ […]