Oleh: Isa Ansori, Kolumnis
Suatu saat Bung Karno pernah mengatakan beri aku 10 pemuda, niscaya akan aku rubah dunia. Begitu juga dengan kata bijak yang mengatakan bahwa setiap zaman ada pemimpinnya dan setiap pemimpin ada zamannya. Begitulah sejarah mengajarkan.
Perubahan adalah sebuah keniscayaan dan sesuatu yang lumrah dalam setiap perjalanan kehidupan manusia. Perubahan untuk keberlanjutan adalah sesuatu yang memang dikehendaki oleh sejarah.
Perubahan adalah akibat dari sesuatu yang selalu diusahakan untuk kepentingan lebih baik yang diharapkan oleh setiap mahluk hidup terutama manusia. Misalkan ketika orang merasakan adanya ketidak nyamanan dalam lingkungannya, maka dia akan berusaha melakukan perubahan untuk mendapatkan kenyamanan tersebut.
Ketika terjadi penjajahan dinegeri ini, dan masyarakat merasakan bahwa penjajahan menyebabkan mereka sengsara, maka mereka mengadakan perlawanan untuk membebaskan dirinya dari cengkraman penjajah, maka lahirlah waktu itu Sumpah Pemuda, Proklamasi Kemerdekaan, Revolusi Jihad dan Pertempuran Surabaya.
Tujuan dari itu semua tak lain adalah sebagaimana yang tertulis didalam naskah pembukaan UUD 1945 yaitu menghapuskan penindasan, menciptakan perdamaian, mencerdaskan kehidupan bangsa, mensejahterakan dan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Perubahan yang dilakukan adalah dengan melakukan perlawanan terhadap penyebab tidak terjadinya tujuan yang diharapkan tersebut.
Para Pemuda pelaku peristiwa Sumpah Pemuda, Pelaku Proklamasi, Pelaku Revolusi Jihad dan Pertempuran Surabaya lahir karena panggilan sejarah, mereka hadir karena sejarah menghendakinya.
Hal yang sama terjadi pada Anies Baswedan saat ini, kesediaannya dicalonkan menjadi presiden adalah karena panggilan sejarah.
Disebut panggilan sejarah karena saat ini pemerintahan berperilaku sebagai penjajah, memelihara buzzer untuk memecah belah kehidupan berbangsa dan bernegara, hilangnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, pemerintah lebih condong pada kepentingan oligarki dan asing yang menjarah uang negara, politik dikembangkan dengan dendam dan fitnah, narasi – narasi pemecah belah bangsa dibiarkan karena diindikasikan penyebarnya diternak oleh negara, mereka yang dianggap kritis dan berbeda akan dihabisi.
Anies seolah menjadi harapan untuk bisa memperbaiki itu semua. Mengapa? Karena Anies mampu membuktikan itu semua ketika memimpin Jakarta. Anies mampu membuktikan rekam jejaknya kalau dia layak untuk memimpin Indonesia.
Teriakan Anies presiden dimana mana, sambutan yang begitu luar biasa di beberapa tempat dan daerah diseluruh pelosok Indonesia, ini membuktikan bahwa ada panggilan sejarah yang harus dia sambut untuk menyelematkan masa depan Indonesia.
Sosok Anies sudah dianggap sosok yang tepat untuk memimpin sebagai panggilan sejarah, sebagaimana yang pernah terjadi pada Soekarno, Bung Tomo untuk membangun masa depan sejarah Indonesia, masa depan yang merdeka, berdaulat dan mensejahterakan rakyat.
Anies tak lagi hanya sebagai simbol perubahan, Anies bahkan sudah menjelma menjadi gerakan perubahan itu sendiri, maka disetiap perjalanannya, Anies selalu berteriak tentang keadilan, kesejahteraan dan perdamaian.
Munculnya kesadaran rakyat dimana mana tentang arti penting masa depan Indonesia yang adil, mensejahterakan, bebas dari cengkraman oligarki, nampaknya menjadi energi besar perubahan itu sendiri. Sebagaimana yang pernah dirumuskan oleh Enstein dalam teori relativitas bahwa energi itu berasal dari massa dan kecepatan cahaya. Kecepatan masyarakat Indonesia dalam menangkap momentum perubahan maka akan melahirkan energi besar perubahan itu sendiri.
Saatnya siapapun yang menghendaki perubahan Indonesia kearah yang lebih baik, damai dan mensejahterakan menjadi bagian perubahan yang sedang digerakkan oleh masyarakat Indonesia bersama Anies Baswedan.
Sejarah memanggil kepada semua untuk melakukan perubahan ditengah kegentingan masa depan Indonesia bersama Anies Baswedan.
Surabaya, 11 November 2022
EDITOR: REYNA
Related Posts
Dalam Semangat Sumpah Pemuda Mendukung Pemerintah dalam Hal Pemberantasan Korupsi dan Reformasi Polri
Anton Permana dan Kembalinya Dunia Multipolar: Indonesia di Persimpangan Sejarah Global
Syahadah: Menjadi Saksi Dari Cahaya Yang Tak Bernama
Asap di Sekolah: Potret Krisis Moral Dalam Dunia Pendidikan
Presiden Prabowo Terima Pengembalian Rp13,5 Triliun dari Kejagung: Purbaya Datang Tergopoh-gopoh, Bikin Presiden Tersenyum
Api di Ujung Agustus (32) – Hari Cahaya Merah
Pengaduan Masyarakat atas Dugaan Korupsi Kereta Cepat Jakarta Bandung: KPK Wajib Usut Tuntas
Daniel M Rosyid: Reformasi Pendidikan
Budaya Kita Perwakilan Musyawarah, Mengapa Pilpres Mesti One Man One Vote
Keseimbangan Sistemik: Membaca Kritik Ferri Latuhihin Kepada Purbaya
cardetailingNovember 24, 2024 at 12:56 am
… [Trackback]
[…] Read More to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/anies-adalah-kehendak-sejarah/ […]
free cam tokensNovember 26, 2024 at 6:10 pm
… [Trackback]
[…] Find More Information here to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/anies-adalah-kehendak-sejarah/ […]
mlm businessDecember 4, 2024 at 12:25 am
… [Trackback]
[…] Read More Info here to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/anies-adalah-kehendak-sejarah/ […]
Sevink MolenDecember 4, 2024 at 5:19 pm
… [Trackback]
[…] Find More Information here on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/anies-adalah-kehendak-sejarah/ […]