CABE, Catetan Babe (454): Beos Turki

Oleh: Ridwan Saidi
(Budayawan, Sejarawan, Politisi Senior)

(Photo sebuah sudut SKA Beos Jakarta Kota)

Beos itu Bey Os, hunian orang Turki.

Sebelah baratnya Asemka. Asem bisa dari Achem, tempat di Afro utara, atau asem yang kita kenal.

Toponim Asem di Jakarta ada beberapa. Gg Asem di Kampung Brok, Kota. Asem Lala di Jakarta Pusat, Asem Reges di Sawah Besar, dan Asem Baris.

Di samping selatan Beos Petak Baru membentang dari Glodok hingga Pinangsia. Pinangsia itu financien, keuangan.

Beos ke utara lapangan Stadhuis.Lokasi Beos memang strategis. VOC memilihnya untuk tempat perayaan Tahun Baru.

Apes hopeless. Pada perayaan tahun baru 1/1/1629 orang yang datang ramai nian. Mevrouw en Meijses berdandan secantik-cantiknya. Musik mars memeriahkan. Serdadu siap-grak.

Tiba-tiba pasukan Sultan Agung dengan puluhan gajah menyerbu. Perempuan Belanda menjerit-jerit, apalagi mereka baru tumben lihat gajah. Serdadu VOC kucar-kacir.

Sejak itu lapangan Beos jadi taman, sejak busway, jadi terminal.

Pada tahun 1950-an Glodok-Pancoran jadi Pasar Malam menyambut Imlek Sin Tjun Kiong Hie. Siao Tje (gadis) senyum-senyum sembari belanja kembang sedep malam.

Ada juga yang duduk-duduk bersama si Kokoh bari makan kue Tiong Tju Pia dan seruput es Sanghai.

Yang menikmati pasar malam pun pelbagai warga.

Di waktu pagi udara terang
Tukang begadang masi celentang
Kalaulah malem dituker siang
Rejeki liwat dipatil
sembilang

(RSaidi)

EDITOR: REYNA

Related Posts