Novel Muhammad Najib, “Bersujud Diatas Bara”(Seri-59): Malam Pernikahan (TAMAT)

Novel Muhammad Najib, “Bersujud Diatas Bara”(Seri-59):  Malam Pernikahan  (TAMAT)
Dr Muhammad Najib, Duta Besar RI untuk Kerajaan Spanyol dan UN Tourism

Tulisan berseri ini diambil dari Novel “Bersujud Diatas Bara” karya Dr Muhammad Najib. Bagi yang berminat dapat mencari bukunya di Google Play Books Store, lihat linknya dibawah tulisan ini.

Novel “Bersujud Diatas Bara” ini merupakan fiksi murni yang diangkat dari kisah nyata, dengan latar belakang Perang Afghanistan tahun 1979- 1989. Pada saat itu, di tingkat global bertarung antara dua super power, Amerika dan sekutunya NATO didukung oleh sejumlah negara Muslim, bertempur melawan Uni Soviet yang didukung Pakta Warsawa. Sementara di medan laga terjadi pertarungan antara Rezim Boneka Afghanistan dukungan Uni Soviet melawan Mujahidin yang didukung oleh Amerika dan sekutunya.

Karya: Muhammad Najib
Dubes RI Untuk Kerajaan Spanyol dan UNWTO

SERI-59 (TAMAT)

Malam itu Bali Beach Hotel nampak ramai sekali. Dari lampu merah di perempatan jalan di depan KFC, berbagai kendaraan mewah nampak antri memasuki gerbang hotel. Polisi dan petugas keamanan sibuk mengatur parkir kendaraan. Tempat parkir penuh seketika, sehingga di sisi Kiri jalan terpaksa digunakan sebagai tempat parkir. Mobil para pejabat setempat juga ikut diparkir di situ: mobil Gubernur, Walikota, Pangdam dan Kapolda.

Pasangan-pasangan dengan pakaian serasi nampak turun dari mobil mobil mewah yang berhenti di depan gerbang utama. Para petugas Hotel sibuk membukakan pintu-pintu mobil mereka sembari mengarahkan mereka ke Ball Room tempat acara pernikahan akan dilangsungkan. Kawan-kawan seangkatan Ira dan Firman, serta dosendosen mereka nampak di antara undangan yang berjubel malam itu.

Tiba-tiba terdengar suara sirine meraung-raung mendekat. Sebuah mobil polisi yang dilengkapi dengan lampu yang terus berputar menyilaukan mata memasuki kompleks hotel. Semua mata yang ada tertuju ke arahnya. Mobil polisi itu lalu melewati pintu utama di lobi hotel. Di belakangnya sebuah Sedan Mercy berwarna hitam yang dihias dengan selendang dan bunga plastik berhenti tepat di depan pintu lobi. Seorang pria muda berkulit putih dengan kumis tipis turun perlahan. Ia mengenakan jas hitam agak panjang. Di dada Kirinya disematkan sekuntum bunga segar yang dirajut indah. Kepalanya ditutupi kopiah hitam. Beberapa orang gadis berseragam yang sedari awal menanti segera mendekat berebut membersihkan dan membenahi bagian-bagian baju dan kebaya yang belum lurus. Pak Idrus dan istrinya lalu mendampingi Anaknya memasuki hotel diiringi suara rebana dan lantunan lagu marhaban. Mereka terus menuju panggung di depan pelaminan. Keluarga dan kerabat yang turun dari lima buah mobil ikut mengiringi di belakangnya.

Pak Bisri yang mengenakan kopiah hitam, sarung pelekat, baju koko yang dilapisi jas hitam, berwibawa di panggung. Ia didampingi beberapa kerabatnya. Firman yang didampingi ayahnya dan beberapa keluarga laki-laki bergerak ke pelaminan, sementara ibunya dan keluarga perempuan yang mengiringinya bergerak ke Kiri, dimana tamu-tamu perempuan berada. Firman lalu dipersilahkan duduk bersila berhadap hadapan dengan calon kakek mertuanya. Puluhan kamera terus mengikuti kemana Firman bergerak dan mengambil posisi yang dirasa baik dan leluasa.

Cover Novel “Bersujud di Atas Bara” karya Dr Muhammad Najib. Bagi yang berminat dapat mencari bukunya di Google Play Books Store. Ikuti linknya dibawah

Setelah ada aba-aba dari pembawa acara dan isyarat diberikan oleh petugas KUA, Pak Bisri mengulurkan tangan Kanannya menjabat tangan calon mempelai lakilaki dengan kuat. Ia membaca doa singkat dalam bahasa Arab, lalu diikuti dengan istigfar, “Astagafiru-llah al azim”, sebanyak tiga kali. Kemudian, dengan suara tegas mengucapkan kalimat,

“Ya Firman.. Ankahtuka wa zawaztuka Sabira binti Mujahid bi mahri khamsa alaf rubiah hallan (Wahai Firman… Saya nikahkan engkau dengan Sabir binti Mujahid dengan mahar lima ribu Rupiah, kontan”.

Dengan sigap Firman menjawab dengan kalimat, “Qabiltu nikahaha wa tazwijaha bil mahril madzkur (Saya terima nikahnya dengan mahar yang telah disebutkan)”.

“Sah, sah!”, sambut dua orang saksi pernikahan itu.

Tepuk tangan bergemuruh menyambut kelancaran prosesi pernikahan tersebut. Bagi komunitas santri, seorang calon mempelai pria dianggap hebat manakala bisa mengucapkan kata-kata “kabul (penerimaan)” dengan lancar, sehingga menimbulkan perasaan bangga bagi keluarganya. Sebaliknya, akan malu sekali keluarganya bila sang mempelai pria mengucapkannya terbata-bata, apalagi jika harus mengulanginya.

Dengan diucapkannya kalimat Ijab-Kabul ini, maka sejak saat itu Firman telah resmi menjadi suami Ira. Di benak Firman tiba-tiba melintas peringatan yang dIsampaikan guru ngajinya saat ia meminta restu untuk menikah, bahwa pernikahan akan membuat yang haram berubah menjadi halal, dan sebaliknya, yang halal berubah menjadi haram. Hubungan intim laki-laki dan perempuan yang tadinya diharamkan, setelah menjadi suami-istri menjadi halal. Sebaliknya, ibu atau saudara perempuan dari mempelai perempuan yang tadinya halal untuk dinikahi, kini berubah menjadi haram.

Firman lalu mencium tangan Pak Bisri yang kini menjadi kakek mertuanya, kemudian orang-orang tua yang berada di sekitarnya. Taufik, teman kos Firman, yang ikut hadir menyaksikan pernikahan itu berkali-kali menggelengkan kepala dan berdecak. Perasaan keki bercampur kagum menyelimuti pikirannya. Keki karena merasa dikibuli Firman; bagaimana mungkin Anak tunggal seorang konglomerat dapat menyembunyikan jati dirinya pada sahabat dekatnya selama bertahun-tahun. Firman selalu tampil bersahaja sebagaimana teman-teman lain. Perasaan kagum karena ia berhasil menyunting bunga kampus yang menjadi idola. Ira dikenal sebagai mahasiswi yang berprestasi. Berkali-kali ia mewakili kampusnya untuk mengikuti berbagai lomba. Berbagai prestasi dan penghargaan diraihnya. Tapi, yang lebih mengagumkan adalah sikapnya yang santun dan rendah hati.

Sementara para undangan dipersilahkan untuk menikmati hidangan yang telah tersedia, Firman dituntun ke kamar untuk menemui Ira. Beberapa saat kemudian, pasangan ini digiring menuju tempat pelaminan. Firman tampak gagah dengan pakaian bangsawan Aceh, sementara Ira yang menggandeng tangannya tampak cantik dan anggun meskipun seluruh rambutnya tidak  tampak. Pakaian adat Aceh yang dikenakan kedua mempelai merupakan saran dari Mujahid. Ia berargumen bahwa pakaian adat Aceh memenuhi dua kriteria sekaligus: Pertama, ia mencerminkan budaya Indonesia. Kedua, ia memenuhi standar syariah yang diwajibkan agama.

Baca Juga:

Setelah sampai di pelaminan, kedua orangtua mereka diminta untuk naik mendampingi. Di sebelah mempelai putri berdiri Pak Idrus didampingi sang istri. Sementara di samping mempelai laki-laki berdiri Nur didampingi Pak Bisri. Walaupun semua orang tersenyum gembira, Nur terus mengucurkan air mata. Berkali-kali ibu mertuanya menyodorkan tisu untuk mengusap air matanya. Tapi, air mata itu seperti tak mau berhenti mengalir. Para hadirin mengira ia terharu gembira dengan pernikahan Anaknya. Apalagi, menurut banyak orang, besannya adalah orang kaya yang terpandang.

Tapi yang ada dalam pikiran Nur sebenarnya adalah penderitaan yang dihadapi suaminya. Dan saat-saat seperti ini mestinya Ia ikut menyaksikannya sebagai pengobat penderitaannya selama ini. Saat-saat yang Nur impikan bertahun-tahun, namun impian itu tidak menjadi kenyataan. Itulah yang membuatnya begitu sedih. Sementara Mujahid di dalam sel tahanan, duduk dan melamun membayangkan prosesi pernikahan putrinya dengan kepedihan rasa yang sangat dalam.

Para tamu lalu antri untuk memberikan ucapan selamat. Panjangnya antrian membentuk kelok-kelok seperti ular. Nasyid yang berisi puji pujian akan kebesaran Allah sang maha pencipta. Sanjungan akan Nabi dan keluarganya, serta doa untuk kedua mempelai terus disenandungkan dengan irama gembira. Keluarga Mujahid, baik yang dekat maupun jauh, semuanya hadir. Mereka saling bercerita dan merasa bangga menjadi bagian dari keluarga itu, bahkan mereka saling mengaku lebih dekat satu sama lain dengan cara mengurai silsilahnya.

(TAMAT)

Serial Novel “Bersujud Diatas Bara” ini telah TAMAT.

Mulai edisi mendatang Redaksi akan memuat Serial Novel karya Dr Muhammad Najib yang lainnya berjudul “SAFARI“, novel yang sangat menarik untuk dibaca.

“Novel ini diangkat dari kisah nyata yang dialami sejumlah mahasiswa yang kuliah di luar negri, dikombinasi dengan pengalaman pribadi penulisnya. Seorang mahasiswa yang memiliki semangat tinggi untuk menuntut ilmu di negara maju, ditopang oleh idealismenya, berusaha memahami rahasia kemajuan negara lain yang diharapkan akan berguna bagi bangsa dan negaranya saat kembali ke tanah air”.

Cover Novel “SAFARI” karya Dr Muhammad Najib

EDITOR: REYNA

Bagi yang berminat dengan karya-karya novel Dr Muhammad Najib dapat mencari bukunya di Google Play Books Store, melalui link dibawah ini:

Judul Novel: Di Beranda Istana 
Alhambra
https://play.google.com/store/books/details?id=IpOhEAAAQBAJ

Judul Novel: Safari
https://play.google.com/store/books/details?id=LpShEAAAQBAJ

Judul Novel: Bersujud Diatas Bara
https://play.google.com/store/books/details?id=WJShEAAAQBAJ
Last Day Views: 26,55 K

13 Responses

  1. relax outcall massageOctober 1, 2023 at 6:54 am

    … [Trackback]

    […] Find More Information here on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-59-malam-pernikahan-tamat/ […]

  2. เทคนิคบาคาร่า ช่วยทำเงินได้มากถึง 87.5%December 4, 2023 at 6:45 am

    … [Trackback]

    […] There you can find 31575 more Information to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-59-malam-pernikahan-tamat/ […]

  3. spin238December 6, 2023 at 12:58 am

    … [Trackback]

    […] Read More Info here to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-59-malam-pernikahan-tamat/ […]

  4. บอลยูโร 2024May 16, 2024 at 11:57 am

    … [Trackback]

    […] Find More Information here on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-59-malam-pernikahan-tamat/ […]

  5. Apple gift cardJune 14, 2024 at 8:30 am

    … [Trackback]

    […] Read More to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-59-malam-pernikahan-tamat/ […]

  6. แผ่นแปะหลังคาJune 14, 2024 at 4:57 pm

    … [Trackback]

    […] Here you will find 42952 additional Info on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-59-malam-pernikahan-tamat/ […]

  7. w69June 23, 2024 at 2:46 am

    … [Trackback]

    […] Find More to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-59-malam-pernikahan-tamat/ […]

  8. bệnh HIVAugust 5, 2024 at 10:32 am

    … [Trackback]

    […] Read More on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-59-malam-pernikahan-tamat/ […]

  9. flying monkey vapeSeptember 25, 2024 at 12:54 am

    … [Trackback]

    […] Information on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-59-malam-pernikahan-tamat/ […]

  10. https://vhnbio.comSeptember 30, 2024 at 9:04 am

    … [Trackback]

    […] There you can find 40923 more Information on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-59-malam-pernikahan-tamat/ […]

  11. cam sitesJanuary 26, 2025 at 10:42 pm

    … [Trackback]

    […] Find More to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-59-malam-pernikahan-tamat/ […]

  12. my profileJanuary 28, 2025 at 8:19 pm

    … [Trackback]

    […] Read More on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-59-malam-pernikahan-tamat/ […]

  13. best webcamsFebruary 5, 2025 at 1:00 pm

    … [Trackback]

    […] Read More Info here on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-59-malam-pernikahan-tamat/ […]

Leave a Reply