Tulisan berseri ini diambil dari Novel “SAFARI” karya Dr Muhammad Najib. Bagi yang berminat dapat mencari bukunya di Google Play Books Store, lihat linknya dibawah tulisan ini. Atau pesan langsung bukunya pada redaksi zonasatunews.com dengan nomor kontak WA: 081216664689
Novel “SAFARI” ini merupakan fiksi murni yang diangkat dari kisah nyata yang dialami sejumlah mahasiswa yang kuliah di luar negri dikombinasi dengan pengalaman pribadi penulisnya. Seorang mahasiswa yang memiliki semangat tinggi untuk menuntut ilmu di negara maju, ditopang oleh idealisme berusaha memahami rahasia kemajuan negara lain yang diharapkan akan berguna bagi bangsa dan negaranya saat kembali ke tanah air.
Karya: Muhammad Najib
Dubes RI Untuk Kerajaan Spanyol dan UNWTO
Cover Novel “SAFARI” karya Dr Muhammad Najib. Bagi yang berminat dapat mencari bukunya di Google Play Books Store. Ikuti linknya dibawah.
SERI-19
Pesan WA dengan beragam kalimat yang dilengkapi dengan kaligrafi atau gambar masjid dalam aneka bentuk masuk ke ponselku. Ucapan selamat diiringi doa agar kita benar-benar siap secara spiritual memasuki bulan Ramadhan, mengingatkan memasuki bulan suci dan mulia ini. Sementara di kampus, tulisan seruoa muncul di white board mushala juga ditulis dengan hurup mencolok, “Marhaban Ya Ramadhan”, dengan countdown atau hitungan mundur dalam hari sampai Idhul Fitri di bagian bawahnya.
Tidak seperti di kampung, memasuki bulan Ramadhan sangat terasa dan meriah. Di masjid dekat rumahku bedug dipukul terus-menerus secara bergantian. Ketika masih SD dan SMP, Aku dan kawan-kawan seusiaku juga sering ikut pawai membawa obor. Menjelang Magrib kami duduk berjajar di serambi masjid menunggu Tarawih pertama.
Pada Ramadhan, warga mengirimkan kue dan kurma yang disebut takjil ke masjid, sehingga kami bisa menikmati kuekue istimewa yang berganti-ganti setiap hari. Usai shalat Magrib Aku langsung pulang untuk buka puasa bersama keluarga.
Saat bulan Ramadhan ibuku sering memasak masakan istimewa, karena selalu ada bantuan dari keluarga maupun para dermawan. Usai makan Aku kembali ke masjid menanti shalat Isya, lalu tarawih berjamaah yang biasanya ramai, dan kawan-kawan seusiaku banyak berkumpul di sana. Yang tidak ke masjid tidak akan menemukan kawan di luar, walaupun sebagian besar kawan-kawan lebih suka mengobrol atau bercanda saat orang-orang melaksanakan shalat tarawih.
Seusai tarawih masih dilanjutkan dengan membaca Al- Qur’an yang disebutnya Tadarus. Orang-orang duduk melingkar, kemudian membaca Al-Qur’an secara bergiliran. Kalau sudah selesai atau khatam diulang kembali dari awal, demikian dilakukan terus-menerus. Kalau waktu sudah agak malam selalu ada kiriman kue. Anak-anak yang bermain di sekitar masjid, biasanya kembali duduk di sekitar mereka yang membaca Al Qur’an untuk mendapat bagian. Alangkah bahagianya masa kanak-kanak, rasanya Aku ingin kembali ke masa itu.
Baca Juga:
- Novel Muhammad Najib, “SAFARI”(Seri-17): Mengunjungi Kampung Zidane
- Novel Muhammad Najib, “SAFARI”(Seri-18): Ulang Tahun Yang Romantis
Saat kuliah di Bandung Aku masih terhibur, karena selalu berbuka puasa bersama teman-teman di Masjid Salman di depan kampus. Aku juga shalat tarawih di masjid ini, sehingga hanya suasana buka puasa bersama keluarga yang hilang. Tapi di Jerman, hanya saat buka puasa bersama yang masih tersisa. Itupun yang bergabung di mushala kampus rata-rata tidak lebih dari lima belas orang. Aku betul-betul merasa kesepian. Betapa bahagianya kawan-kawan di tanah air, dan lebih bahagia lagi mereka yang bisa berkumpul dengan sanak-keluarga.
Hanya satu hal yang membuat Aku bersemangat untuk datang ke mushala kampus setiap kali akan tiba waktu Magrib. Mereka yang bisa memasak membawa masakan dengan porsi lebih dari satu orang. Kami selalu berbagi dan bertukar makanan. Bagi yang tidak memungkinkan membawa makanan maka cukup membawa badan saja. Nurul termasuk yang rajin membawa masakan dan menunya selalu berganti-ganti. Sementara Aku menjadi pelanggan setianya. Pada hari ketiga, Aku mencoba tidak hanya menyanjung masakannya, tetapi juga memanfaatkan kesempatan untuk mengenalnya lebih jauh.
“Apakah kamu punya hobi masak-memasak?”, tanyaku memancing.
“Emangnya kenapa?”, balasnya dengan wajah yang ditundukkan, menghindar bertatap muka denganku.
“Masakanmu selalu lezat”, jawabku.
Wajah Nurul tampak memerah dan salah tingkah. Tapi, Ia tidak segera beranjak seperti biasanya. Aku berpikir Ia menunggu komentarku kembali.
“Apakah Kamu pernah kursus masak-memasak?”, tanyaku lagi.
“Aku suka membantu Ibu di rumah. Dialah yang pandai memasak, karena hobinya memang masak-memasak. Ia pernah kursus memasak, sehingga banyak tahu masakan Asia, seperti masakan India, Turki, Arab dan banyak negara lain. Tapi Aku tidak tahu masakan Indonesia”.
“Nanti Aku ajari!”, kataku dengan maksud bercanda.
la tersenyum lagi, lalu berlari menjauhiku.
“He he he. Sudah mulai nyambung rupanya”, kata Azam dari belakangku.
Aku terkesiap. Aku tinju perutnya untuk menutupi kegugupanku.
“Aduh!”, katanya pura-pura kesakitan.
Aku tertawa. Ia juga tertawa. Jumat sore, seperti biasanya, Aku ke Berlin untuk urusan organisasi. Tidak seperti biasanya, KBRI ramai sekali dengan ibu-ibu, bahkan sebagian membawa anakanaknya. Sebagian besar menggunakan busana muslimah.
“Ada acara apa, Pak?”, tanyaku pada petugas keamanan di pintu masuk.
“Biasa, buka puasa bersama”, jawabnya.
Aku langsung menuju ruang kerja, memeriksa surat-surat masuk, lalu menuju aula di lantai dua. Waktu Maghrib kurang tiga puluh menit lagi. Orang-orang semakin banyak yang datang. Sementara ibu-ibu mengatur makanan untuk buka, anak-anak bermain dengan cara mereka sendiri. Kami saling bersalaman saat berjumpa. Banyak kawankawan yang jarang datang ke KBRI, kali ini muncul. Jadi Ramadhan juga menjadi sarana bersilaturahim bagi masyarakat Indonesia yang ada di Berlin. Mereka saling berbagi cerita.
“Allahu Akbar Allahu Akbar!”, terdengar suara azan dikumandangkan oleh muazin dengan menggunakan pengeras suara yang hanya terdengar di dalam ruangan.
Aku dan teman-teman lalu mengambil kolak takjil secara teratur. Anak-anak langsung membuat barisan untuk antre mengambil jatahnya. Wah sejak kecil sudah bisa antre pikirku. Tidak seperti di tanah air, orang selalu memikirkan diri sendiri dan tidak peduli dengan hak orang lain. Akibatnya, susah sekali untuk antre. Royokan selalu terjadi di mana-mana. Kami lalu shalat Maghrib berjamaah, berdoa, lalu makan bersama. Gado-gado, tempe goreng, rendang, dan kuah rawon serta kerupuk udang tersedia di meja.
Pada saat seperti ini, tidak terasa kalau Aku sedang berada di negeri orang yang sangat jauh dari kampung-halaman. Sambil makan Kami berbincang dengan teman-teman tentang berbagai hal, sampai azan Isya dikumandangkan.
Kami shalat Isya berjamaah. Saat salam, ketika menoleh ke Kanan, Aku melihat wajah seorang gadis yang amat Aku kenal. Rupanya Vera ada di situ, berjajar di barisan depan ibu-ibu. Aku pura-pura tidak melihatnya. Shalat Tarawih pun dimulai.
Usai shalat Tarawih Kami bersalam-salaman. Aku bergerak ke arah ibu-ibu. Vera bergerak mendekatiku. Ketika posisinya sudah sekitar dua meter, Aku pura-pura terkejut.
“Hai! Apa kabar?”, sapaku, sambil menjulurkan tangan.
Dia menerima. Kami bersalaman. Tapi wajahnya tampak cemberut.
“WA dan emailku kok nggak pernah dibalas”, katanya dengan wajah masam.
“Yah, Aku sibuk dengan kuliah”, jawabku datar.
“Masak, menjawab WA aja tidak ada waktu”, katanya dengan nada protes.
“Aku tidak ingin konsentrasiku dalam pelajaran terganggu”, jawabku.
“Kalau begitu Abang menganggap Aku sebagai pengganggu ya!”, katanya sambil membalikan badan hendak pergi.
“Bukan begitu”, kataku sambil menahannya dengan cara memegang lengannya.
“Lalu?”.
“Tidak mungkin Aku ceritakan semuanya. Maafkan aku!”.
“Okelah! Tapi besok-besok Aku nggak mau diperlakukan seperti itu!”, katanya sambil berlalu.
Aku membalasnya dengan senyum sambil melambaikan tangan. Aku tidak bisa menduga apa kesimpulan dia tentang aku. Aku terus berpikir dan mencari cara jangan sampai menyakitinya. Aku juga tidak ingin kehilangan Dia. Kutatap terus sampai Ia menghilang.
Keesokan harinya, Aku sengaja pergi ke Masjid Turki menjelang Magrib untuk mengetahui tradisi mereka di bulan Ramadhan. Rupanya mereka juga menyediakan buka puasa bersama. Walaupun sebagian besar yang hadir berwajah Turki, tapi banyak juga orang Pakistan dan Timur Tengah yang ikut buka puasa dan shalat Maghrib serta tarawih bersama. Ada ceramah yang disampaikan dalam bahasa Jerman.
Enak juga buka puasa dengan cara berpindah-pindah, sehingga kita semakin mengerti budaya dan kebiasaan yang berbeda, termasuk cara setiap suku bangsa menjalani bulan Ramadhan. Karena itu Aku putuskan hari berikutnya buka puasa di masjid yang dikelola oleh komunitas Arab.
(Bersambung…..)
EDITOR: REYNA
Bagi yang berminat dengan karya-karya novel Dr Muhammad Najib dapat mencari bukunya di Google Play Books Store, melalui link dibawah ini:
Judul Novel: Di Beranda Istana Alhambra https://play.google.com/store/books/details?id=IpOhEAAAQBAJ Judul Novel: Safari https://play.google.com/store/books/details?id=LpShEAAAQBAJ Judul Novel: Bersujud Diatas Bara https://play.google.com/store/books/details?id=WJShEAAAQBAJ![]()
Related Posts

Seri Novel “Imperium Tiga Samudra” (4) – Pertemuan di Lisbon

Serial Novel “Imperium Tiga Samudra” (Seri 3) – Penjajahan Tanpa Senjata

Novel “Imperium Tiga Samudra” (Seri 2) – Langit di Atas Guam

Serial Novel “Imperium Tiga Samudra” (1) – Peta Baru di Samudra Pasifik

Api di Ujung Agustus (Seri 34) – Gelombang Balik

Api di Ujung Agustus (Seri 33) – Pengkhianat Didalam Istana

Api di Ujung Agustus (Seri 31) – Bayangan Kudeta Makin Nyata

Api di Ujung Agustus (Seri 30) – Jejak Jaringan Tersembunyi

Api di Ujung Agustus (Seri 29) – Jejak Operasi Tersembunyi

Api di Ujung Agustus (Seri 28) – Jantung Garuda Di Istana




informática assistênciaSeptember 25, 2023 at 4:52 am
… [Trackback]
[…] Read More on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-safariseri-19-ramadhan-di-rantau/ […]
mushrooms have proteinOctober 7, 2023 at 7:27 pm
… [Trackback]
[…] Read More here on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-safariseri-19-ramadhan-di-rantau/ […]
Buy psilocybin pills online overnight EuropeOctober 12, 2023 at 4:09 am
… [Trackback]
[…] Read More here on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-safariseri-19-ramadhan-di-rantau/ […]
YOURURL.comNovember 30, 2023 at 6:15 pm
… [Trackback]
[…] Read More Info here on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-safariseri-19-ramadhan-di-rantau/ […]
แผงโซล่าเซลFebruary 15, 2024 at 10:01 am
… [Trackback]
[…] Find More on to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-safariseri-19-ramadhan-di-rantau/ […]
bola808April 16, 2024 at 10:26 pm
… [Trackback]
[…] Here you will find 31390 more Info to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-safariseri-19-ramadhan-di-rantau/ […]
ข่าวบอลApril 18, 2024 at 6:45 am
… [Trackback]
[…] Info to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-safariseri-19-ramadhan-di-rantau/ […]
ไส้เทียมคอลลาเจนJune 21, 2024 at 7:38 am
… [Trackback]
[…] Info to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-safariseri-19-ramadhan-di-rantau/ […]
ร้านดอกไม้อารีย์June 23, 2024 at 12:36 pm
… [Trackback]
[…] Find More Information here to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-safariseri-19-ramadhan-di-rantau/ […]
diyala uniJuly 14, 2024 at 9:24 pm
… [Trackback]
[…] Find More Information here to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-safariseri-19-ramadhan-di-rantau/ […]
เติมเกมJuly 29, 2024 at 5:50 am
… [Trackback]
[…] Read More Info here to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-safariseri-19-ramadhan-di-rantau/ […]
เรียนต่อออสเตรเลียSeptember 3, 2024 at 9:12 am
… [Trackback]
[…] Find More Info here to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-safariseri-19-ramadhan-di-rantau/ […]
ซื้อทราย หาดใหญ่September 25, 2024 at 7:48 am
… [Trackback]
[…] Find More Info here to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-safariseri-19-ramadhan-di-rantau/ […]
read reviewNovember 24, 2024 at 4:00 am
… [Trackback]
[…] Find More Info here on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-safariseri-19-ramadhan-di-rantau/ […]
nutrition businessNovember 24, 2024 at 1:39 pm
… [Trackback]
[…] Information to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-safariseri-19-ramadhan-di-rantau/ […]
แผ่นปูทางเดินNovember 27, 2024 at 9:11 am
… [Trackback]
[…] Read More on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-safariseri-19-ramadhan-di-rantau/ […]
บาคาร่าเกาหลีNovember 29, 2024 at 10:37 am
… [Trackback]
[…] There you will find 96256 more Info on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-safariseri-19-ramadhan-di-rantau/ […]
เว็บตรงสล็อตDecember 16, 2024 at 10:01 am
… [Trackback]
[…] Find More here to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-safariseri-19-ramadhan-di-rantau/ […]