Tulisan berseri ini diambil dari buku menarik berjudul “Rihlah Peradaban, Perjalanan Penuh Makna di Turki dan Spanyol” yang ditulis oleh Biyanto, Syamsudin, dan Siti Agustini. Ketiganya adalah fungsionaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur.
Buku ini mengisahkan perjalanan di Turki dan Spanyol, dua tempat yang penuh dengan memori kejayaan Islam dimasa lalu. Buku ini sangat menarik. Selamat mengikuti serial ini.
SERI-13
Islam adalah agama yang tersebar luas di Andalusia atau semenanjung Iberia. Dimulai dari penaklukan Hispania oleh Dinasti Bani Umayyah, hingga berakhirnya dinasti tersebut. Setidaknya secara terbuka dengan pemindahan agama secara paksa oleh negara Spanyol modern pada pertengahan abad ke-16, dan pengusiran jutaan orang dari etnis minoritas religius Morisco pada awal abad ke-17.
Morisco adalah sebutan untuk penduduk keturunan Muslim Spanyol yang telah masuk Kristen karena dipaksa. Sejak Spanyol berperang di Amerika, ia merasa terancam oleh serangan Turki di sepanjang pantai Spanyol dan oleh dua kali pemberontakan Morisco sejak Islam dilarang di Spanyol.
Tampaknya pengusiran adalah reaksi terhadap masalah internal yang membelit di kerajaan Spanyol. Antara tahun 1609 hingga 1614, kerajaan secara sistematis mengusir Moriscos melalui sejumlah dekrit.
Namun demikian masih terdapat sisa-sisa Muslim di Spanyol karena dua hal. Pertama, meskipun sebagian besar orang-orang Morisco sudah cukup lama tinggal di pesisir pantai Maghrib (Barbariy), banyak di antaraa mereka yang secara sembunyi-sembunyi kembali lagi ke Spanyol.
Kedua, tentu ada sejumlah orang yang berhasil menghindari pengusiran melalui berbagai cara. Diyakini bahwa pada akhir abad ke-18, Islam asli dan identitas Morisco telah padam di Spanyol. Praktik Islam benar-benar telah memudar menjadi tidak jelas lagi bentuknya. Hal ini terjadi sejak awal abad ke-19.
Baca Juga:
- Rihlah Peradaban, Perjalanan Penuh Makna Di Turki Dan Spanyol (Seri-11): Kota Bursa, Ibukota PertamaTurki Utsmani
- Rihlah Peradaban, Perjalanan Penuh Makna Di Turki Dan Spanyol (Seri-12): Geliat Dakwah di Madrid dan Islam di Spanyol
Sepanjang sejarah modern Spanyol, selalu ada kehadiran umat Islam di wilayah tersebut secara konstan. Di antaranya adalah mantan budak (dikenal sebagai moros cortados). Yaitu, setelah mereka dibebaskan pada awal abad ke-18. Lebih jauh lagi, kedekatan Spanyol dengan Afrika Utara dan perbatasan tanahnya yang kecil dengan Maroko, serta pemerintahan kolonial Spanyol di Afrika Utara yang berlangsung antara 1912-1975, memungkinkan kehadiran Muslim di Spanyol.
Muslim Maroko memainkan peran penting dalam Perang Saudara Spanyol (1936- 1939). Mereka bertempur di pihak Nasionalis, termasuk Letnan Jenderal Mohamed Meziane, teman dekat Jenderal Francisco Franco, yang kemudian menjadi Kapten Jenderal dari Ceuta, Galicia dan Kepulauan Canary selama kariernya pasca perang.
Orang Maroko tidak memerlukan visa untuk masuk ke Spanyol sampai 1985. Namun kebijakan ini berubah seiring dengan pertumbuhan ekonomi Spanyol yang kemudian bergabung dengan Uni Eropa. Setelah itu pengawasan imigrasi diberlakukan dengan lebih ketat. Imigrasi ke Spanyol meledak pada 1990-an, dengan orang-orang Maroko tiba dalam jumlah besar dan menjadi komunitas imigran ekonomi penting pertama Spanyol.
Pada 2000- an, para imigran mulai berdatangan dalam jumlah tertentu dari negara-negara mayoritas Muslim lainnya, juga dari Amerika Latin dan Eropa Timur. Maroko saat ini merupakan komunitas imigran Muslim tertua serta paling terintegrasi di Spanyol dan menjadi populasi asing terbesar kedua setelah Rumania.
Pada 2016, Spanyol secara resmi memiliki 1.919.141 Muslim dari total populasi 46.438.422 jiwa, atau sekitar 4% dari total populasi. Dari jumlah ini, 1.115.124 jiwa atau 58,7%, adalah imigran tanpa kewarganegaraan Spanyol.
Komunitas Muslim Spanyol mencakup 804.017 warga negara Spanyol (42% dari total) dan 753.425 warga negara Maroko (39,2% dari komunitas Muslim dan lebih dari 67,5% dari warga asing Muslim).
Komunitas kecil lainnya termasuk Pakistan, Bangladesh, Aljazair, Senegal, dan Nigeria. Tetapi, Statista.com mengklaim bahwa jumlah Muslim di Spanyol telah mencapai 2.2 juta pada tahun 2020.
Adapun Muslim dengan kewarganegaraan Spanyol pada tahun 2016 terdiri dari 277.409 warga yang dinaturalisasi (terutama dari Maroko), 430.990 warga keturunan yang dinaturalisasi, 64.334 Muslim Ceuta/Melilla (dinaturalisasi dengan keputusan pada awal 1980-an) dan 23.624 jiwa adalah orang Spanyol berlatar belakang Kristen Katolik yang konversi ke Islam, sebab pernikahan atau sebab keyakinan agama pribadi. !
Baca Juga:
- Cindelaras Nekad Ikut Adu Jago, Meskipun Raja “Cawe-Cawe” Menjegalnya – (Bagian 26)
- Cindelaras Nekad Ikut Adu Jago, Meskipun Raja “Cawe-Cawe” Menjegalnya – (Bagian 25)
BERSAMBUNG
EDITOR: REYNA
Related Posts
Putusan HAMAS: ICJ menegaskan Israel melakukan genosida, menolak legalisasi permukiman
Laporan: Amazon berencana mengganti pekerja dengan robot
Penjelasan – Mungkinkah inovasi digital membentuk masa depan layanan kesehatan di Afrika?
Kecerdasan buatan akan menghasilkan data 1.000 kali lebih banyak dibandingkan manusia
Serangan Israel menewaskan 42 orang di Gaza karena kedua belah pihak mengatakan pihak lain melanggar gencatan senjata
Iran, Rusia, dan Tiongkok mengirim surat ke PBB yang menyatakan kesepakatan nuklir dengan Teheran telah berakhir
Wapres Afrika Selatan: Mineral kritis di pusat industrialisasi Afrika
Putin dan Netanyahu bahas perkembangan Timur Tengah tentang rencana Trump terkait Gaza
Para ilmuwan menyelidiki bagaimana sel hidup dapat menjadi ‘biokomputer’
Rani Jambak Kincia Aia Tour Canada: Kritik Ekologi dan Semangat Kolektif Warisan Nusantara
No Responses