Rihlah Peradaban, Perjalanan Penuh Makna Di Turki Dan Spanyol (Seri-17): Istana Almodovar

Rihlah Peradaban, Perjalanan Penuh Makna Di Turki Dan Spanyol (Seri-17): Istana Almodovar
Istana Al-Mudawwar atau Kastil Almodovar

Tulisan berseri ini diambil dari buku menarik berjudul “Rihlah Peradaban, Perjalanan Penuh Makna di Turki dan Spanyol” yang ditulis oleh Biyanto, Syamsudin, dan Siti Agustini. Ketiganya adalah fungsionaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur.

Buku ini mengisahkan perjalanan di Turki dan Spanyol, dua tempat yang penuh dengan memori kejayaan Islam dimasa lalu. Buku ini sangat menarik. Selamat mengikuti serial ini.

Cover buku Rihlah Peradaban: Perjalanan Bermakna di Turki dan Spanyol

SERI-17

Istana Al-Mudawwar atau Kastil Almodovar lokasinya tidak jauh dari Madinat az-Zahrah. Pada zamannya Kastil Almodovar memainkan peran yang sangat penting dalam pertahanan wilayah. Hal itu karena lokasinya strategis di atas bukit yang cukup tinggi, di sebelah sungai Guadalquivir (al-Wadi al-Kabir). Di dalamnya terekam jejak berbagai budaya, terutama Islam dan Kristen.

Hal ini dapat ditunjukkan dalam gaya arsitektur bangunan unik ini. Pada 756 benteng ini menjadi milik pangeran Abdul Malik Bin Qatan. Namun pada 758 sudah jatuh ke tangan Emirat Cordoba pada masa pemerintahan Abdurrahman I.

Istana Al-Mudawwar atau Kastil Almodovar

Al-Mudawwar adalah sebutan untuk istananya. Sedangkan Mudawwar al-Adna merupakan sebutan untuk benteng atau kastilnya. Selama abad ke-10, bangunan itu benar-benar terikat dengan Kekhalifahan Cordoba. Kemudian pada abad ke-12, menjadi milik Muluk Tha’ifah dari Carmona, kemudian ke tangan Muluk Tha’ifah dari Seville, dan berikutnya berpindah ke kerajaan Al-Muwahhidun.

Baca Juga:

Abu Mohammed al-Baeza pada akhirnya meninggal dunia di gerbang kastil pada abad ke-13, tepatnya pada 1226, saat mempertahankan benteng tersebut dari tangan kerajaan Kristen, dibawah pimpinan Fernando III.

Sejak saat itu kastil mengalami perluasan berturut-turut oleh Raja Kastilia D. Pedro I dari Castilla dan Enrique II dari Trastamara. Baik Alfonso XI the Justiciero, dan Pedro I the Cruel, juga ikut campur dalam ekstensi ini. Kastil Almodovar telah menyaksikan banyak peristiwa sepanjang sejarahnya.

Pekerjaan restorasi Al-Mudawwar dimulai pada 1901. Pada awalnya, pekerjaan difokuskan pada pembangunan jalan, karena sebelumnya tidak ada akses ke kastil.

Ini merupakan langkah pertama untuk dapat mengangkut balok-balok batu besar yang akan digunakan untuk memulihkan tembok, benteng, dan menara. Hampir 6.000 m3 batu dari tambang yang berbeda digunakan di seluruh restorasi. Mengerahkan sekitar 800 pekerja dan menghabiskan waktu 36 tahun untuk menghidupkan kembali monumen tersebut.

Terlepas dari krisis ekonomi yang dialami negara Spanyol, Perang Dunia Pertama dan perubahan politik yang berkelanjutan, selama periode rekonstruksi, Count of Torralva membawa stabilitas ekonomi selama bertahun-tahun ke kota Almodovar ini, karena 240.000 upah tenaga kerja yang ia investasikan di pekerjaan ini.

Selama lebih dari seperempat abad hampir seluruh penduduk kota Almodovar atau al-Mudawwar turut berpartisipasi dalam tugas untuk memulihkan warisan sejarah kota tersebut. !

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K

3 Responses

  1. MLM programsNovember 14, 2024 at 7:19 am

    … [Trackback]

    […] Read More to that Topic: zonasatunews.com/internasional/rihlah-peradaban-perjalanan-penuh-makna-di-turki-dan-spanyol-seri-17-istana-almodovar/ […]

  2. BAUNovember 17, 2024 at 5:05 pm

    … [Trackback]

    […] Read More here to that Topic: zonasatunews.com/internasional/rihlah-peradaban-perjalanan-penuh-makna-di-turki-dan-spanyol-seri-17-istana-almodovar/ […]

  3. altogelDecember 4, 2024 at 7:43 am

    … [Trackback]

    […] Read More on that Topic: zonasatunews.com/internasional/rihlah-peradaban-perjalanan-penuh-makna-di-turki-dan-spanyol-seri-17-istana-almodovar/ […]

Leave a Reply