NEW YORK – Pimpinan akademis Pusat Studi Timur Tengah Universitas Harvard telah diberhentikan menyusul kampanye tekanan oleh pemerintahan Trump atas dugaan bias anti-Israel.
Perkembangan tersebut pertama kali dilaporkan oleh surat kabar mahasiswa The Harvard Crimson dan dikonfirmasi oleh The New York Times.
Sebuah email yang dikirim ke afiliasi mengumumkan Profesor Cemal Kafadar, yang mengkhususkan diri dalam studi Turki, akan bertahan hingga akhir tahun sebelum mengundurkan diri sebagai direktur. Direktur asosiasi, Rosie Bsheer, seorang sejarawan Timur Tengah, tidak disebutkan namanya dalam email tersebut tetapi juga akan mengosongkan jabatannya. Keduanya akan tetap menjadi staf.
Pusat tersebut dilaporkan telah menjadi subjek pengaduan oleh Aliansi Alumni Yahudi Harvard karena bias anti-Semit terhadap Israel.
EDITOR: REYNA
Related Posts

Seri Novel “Imperium Tiga Samudra” (4) – Pertemuan di Lisbon

Rudal Nuklir Rusia Yang Baru Jarak Jangkauannya Tidak Terbatas

Misteri Pesta Sabu Perangkat Desa Yang Sunyi di Ngawi: Rizky Diam Membisu Saat Dikonfirmasi

Mantan Aktivis 98 Menilai Restrukturisasi Utang Whoosh Oleh Luhut Janggal

Syahganda: Diplomasi Prabowo Sudah Kelas Dunia, Baru Setahun Tapi Sudah “Superstar”

“Purbayanomics” (1): Purbaya Hanyalah Berdrakor?

Memaknai Kembali Kepemudaan

Santri Bergerak, Indonesia Berbenah: Makna Hari Santri di Era Modern

Puisi Tazbir: Sumpah Pemuda

Pembangunan Pabrik PT Japfa Comfeed Indonesia, Diduga Ada Transaksi Penjualan Tanah Hitam, Terancam Dilaporkan ke Polda Jatim



No Responses