Oleh: Muhammad Chirzin
Menulis adalah mengukir pikiran dan gagasan. Dengan menulis orang dapat mengkomunikasikan ide, harapan, pandangan, dan cita-cita. Setiap orang dapat merencanakan kapan akan menulis, apa yang akan ditulis, dan kepada siapa tulisan ditujuan.
Segala perubahan bermula dari gagasan. Tanpa gagasan seseorang akan musnah di telan masa. Pramudya Ananta Toer pernah berpesan, “Menulislah, jika tidak menulis, engkau akan tersingkir dari panggung peradaban dan dari pusaran sejarah.”
PIKIRAN membuahkan perkataan.
PERKATAAN membuahkan perbuatan.
PERBUATAN membuahkan kebiasaan.
KEBIASAAN membuahkan kepribadian.
KEPRIBADIAN membuahkan nasib.
Mohammad Iqbal menulis sebait puisi,
Berhenti, tak ada tempat di jalan ini
Sikap lamban berarti mati
Siapa bergerak, dialah yang maju ke depan
Siapa berhenti, sejenak sekali pun, pasti tergilas.
(Mohammad Iqbal)
Agar tetap setia untuk menulis seseorang niscaya memiliki motivasi, filosofi, dan tradisi, yang salah satunya bersumber dari Kitab Suci.
1. Bacalah dengan nama Tuhan Penjagamu Yang menciptakan,
2. Menciptakan manusia dari segumpal darah beku.
3. Bacalah, dan Tuhanmu Maha Pemurah,
4. Yang mengajarkan kepada manusia menggunakan pena;
5. Mengajar manusia apa yang tidak ia ketahui.
(QS Al-‘Alaq/96:1-5)
Perintah Tuhan untuk membaca memberikan inspirasi dan memberikan kesempatan bagi setiap orang untuk menyediakan bahan bacaan berupa tulisan tentang apa saja sesuai dengan kapasitasnya secara bertanggung jawab.
Perintah membaca yang diulang dalam edisi perdana Al-Quran – iqra` bismirabbika… iqra` wa rabbuka al-akram – mengundang tanya, apa gerangan yang mesti dibaca? Dalam konteks pengalaman Nabi Muhammad saw menerima wahyu perdana tersebut, konon baginda merespons pesan yang dibawa malaikat Jibril dengan berkata, “Aku tidak bisa membaca; apa yang mesti saya baca?”
Faktanya kedua ayat perintah membaca tersebut memang tidak disertai objek. Maka, ulama Al-Quran merumuskan sebuah kaidah, “Bilamana ditemukan ayat Al-Quran menggunakan kata kerja transitif tanpa disertai objek, maka objeknya adalah apa saja yang terjangkau oleh kata kerja itu.”
Para ulama klasik menafsirkan bahwa Nabi Muhammad saw diperintahkan oleh Allah swt untuk membaca situasi dan kondisi umat untuk memperbaikinya. Sejalan dengan perkembangan zaman, makin banyak objek yang harus dibaca tentang segala aspek kehidupan.
Nabi Muhammad saw atas bimbingan Allah swt menempatkan surat Al-‘Alaq pada urutan ke-96 dalam Al-Quran. Bilamana kata perintah “Bacalah!” dalam surat tersebut ditujukan kepada pelajar masa kini, maka bolehlah ia menjawab, “Al-Quran!” yang terdiri atas 95 surat yang mendahuluinya.
Tradisi tulis-menulis telah diteladankan oleh Nabi Sulaiman as yang diabadikan dalam Al-Quran. Sulaiman telah mewarisi Daud, dan dia berkata: “Hai Manusia, kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya semua ini benar-benar suatu kurnia yang nyata.” Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentara dari jin, manusia, dan burung, lalu mereka diatur dengan tertib dalam barisan. (QS An-Naml/27:16-17)
Sulaiman memeriksa burung-burung lalu berkata: “Mengapa aku tidak melihat hud-hud, apakah dia termasuk yang tidak hadir? Aku akan mengazabnya dengan keras atau menyembelihnya, kecuali jika dia datang kepadaku dengan alasan yang terang.” Tidak lama kemudian hud-hud datang, lalu berkata: “Aku mengetahui sesuatu yang belum engkau ketahui, dan kubawa kepadamu dari negeri Saba` berita penting yang meyakinkan. Aku menjumpai seorang perempuan yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar.” (QS An-Naml/27:20-23)
“Pergilah dengan membawa suratku ini, lalu jatuhkan kepada mereka, kemudian perhatikanlah apa yang mereka bicarakan.” Ratu Saba` Balqis berkata: “Hai pembesar-pembesar, telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang mulia. Surat itu dari SuIaiman dan isinya: “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” (QS An-Naml/27:28-30)
Rasulullah saw juga mengirim surat kepada beberapa penguasa pada masanya untuk menyeru mereka supaya beriman kepada Allah swt.
Dalam konteks transaksi nontunai Allah swt memerintahkan orang-orang beriman untuk mencatatnya, agar tidak terjadi perselisihan dan persengketaan di kemudian hari.
Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bermuamalah dengan cara berutang sampai waktu tertentu, buatlah secara tertulis, dan buatkanlah surat oleh seorang penulis di antara kamu dengan benar. Dan janganlah ada penulis yang enggan menuliskannya seperti diajarkan oleh Allah. Hendaklah ia menuliskan, dan yang berhutang hendaklah mengimlakkan, dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikit pun dari hutangnya… dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; Allah Maha Mengetahui segala. (QS Al-Baqarah/2:282)
Sayyid Quthb mengemukakan sebuah renungan, “Sebuah peluru hanya bisa menembus satu kepala, sedangkan sebuah buku dapat menembus ribuan, bahkan jutaan kepala.”
“Jika Anda tak ingin dilupakan setelah meninggal dunia, lakukanlah apa yang patut ditulis dan tulislah sesuatu yang patut dibaca.” (Benjamin Franklin).
Bangsa Yunani menubuatkan, “Verba volant, scripta manent – kata-kata lisan lenyap menguap, tulisan abadi menetap.”
Ebiet G Ade berujar, “Semoga ujung pena masih lebih tajam dari ujung pedang.”
“Para penulis dari semua negara adalah penerjemah keabadian.” (Helen Keller).
“Penulis harus lebih banyak membaca daripada menulis.” (Hamka).
Menulis menyentuh keabadian.
Menulis tanda cinta kepada sesama.
Menulis meninggalkan warisan untuk dunia.
Menulis kritis, analitis, reflektif, dan kontemplatif.
Menulis adalah belajar. Jadi, sangat menyenangkan.
Menulis buku tanda terima kasih kepada guru.
Menulis laksana Tuhan berfirman.
Menulis adalah menebar pengetahuan dan mendialogkan kebenaran.
Menulis itu sukar bagi orang yang belum mencoba.
Menulis itu berat bagi orang yang enggan melakukannya.
Menulis dengan bahasa yang baik, benar, indah, dan santun.
Penulis membangun tradisi kepenulisan sepanjang waktu.
Penulis tahu betapa banyak kehidupan berubah karena buku.
Penulis menciptakan haus pengetahuan dan memandu pemenuhan.
Penulis membantu pembaca menemukan rencana Tuhan untuk maju.
Ketika dapat berbagi tulisan kita merasakan sesuatu yang luar biasa.
Buku adalah guru.
Buku adalah sumber ilmu.
Buku adalah kepanjangan tangan guru.
Buku adalah teman setia di setiap ruang dan waktu.
Hidup laksana sebuah buku. Halaman depan tanggal lahir, halaman belakang tanggal pulang. Tiap lembarnya hari-hari dalam hidup ini. Ada buku yang tebal, ada pula yang tipis. Ada yang menarik untuk dibaca dan ada pula yang tidak sama sekali. Seburuk apa pun halaman sebelumnya, selalu tersedia halaman berikutnya yang baru. Putih, bersih, dan tanpa cacat. (Anonim).
“Wala tamutunna illa wa antaum katibun – Jangan sekali-kali mati kecuali engkau menjadi penulis. (Musthofa Yaqub)
Andaikata seluruh pikiran, pengetahuan, perasaan, dan perbuatan, serta pengalaman seseorang ditulis, niscaya memerlukan lebih dari 1000 halaman.
Al-Quran adalah Kitab Agung pendidikan.
Al-Quran adalah Kitab revolusi peradaban.
Kita belajar berjalan dengan berjalan.
Kita belajar berenang dengan berenang.
Kita belajar bersepeda dengan bersepeda.
Kita belajar menulis dengan menulis.
Kesadaran adalah matahari
Kesabaran adalah bumi
Keberanian menjadi cakrawala
Dan perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata.
(WS Rendra)
Menulis itu belajar, jadi sangat menyenangkan.
*Prof. Dr. H. Muhammad Chirzin, M.Ag., Guru Besar Tafsir Al-Quran UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Buku-buku penulis:
Pelajaran Berhitung (Gontor: 1980).
English Lesson (Gontor: 1981).
Pelajaran Kaligrafi (Gontor: 1982).
Tamrinul Qira`ah Al-‘Arabiyyah (Gontor: 1983).
Bimbingan Pelajar Cara Belajar, Kata Pengantar KH Imam Zarkasyi (Gontor, 1984).
Di Bawah Purnama Bulan Syawal (Jakarta: Proyek Pembinaan Kemahasiswaan Depag RI, 1984).
Anggota Tim, Pelajaran Bahasa Arab untuk SMA Muhammadiyah DIY (PWM DIY, 1987).
Anggota Tim, Durus al-Lughah al-‘Arabiyyah li Thullab al-Jami’ah al-Islamiyah al-Hukumiyyah Sunan Kalijaga Yogyakarta (Pusat Bahasa IAIN Sunan Kalijaga, 1995).
Konsep dan Hikmah Akidah Islam (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 1997).
Jihad dalam Al-Quran (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 1997).
Al-Quran dan Ulumul Quran (Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 1998).
Pemikiran Tauhid Ibnu Taimiyyah dalam Tafsir Surat Al-Ikhlash (Yogyakarta: Dana Bhakti, 1999).
Menempuh Jalan Allah (Yogyakarta: Madani Pustaka, 2000).
Para Nabi dalam Al-Quran (Yogyakarta: Adi Wacana, 2001).
Jihad Menurut Sayyid Quthb dalam Tafsir Zhilal Al-Quran (Solo: Era Intermedia, 2001).
Glosari Al-Quran (Yogyakarta: Lazuardi, 2003).
Permata Al-Quran (Yogyakarta: Qirtas, 2003).
Nabi Muhammad saw dan Dua Wajah Islam dari Negeri Spink (Yogyakarta: Madani Pustaka, 2004).
Pintu-pintu Menuju Surga (Yogyakarta: Madani Pustaka, 2004).
Menjadi Mukmin Sejati, (Yogyakarta: Ad-Dawa`, 2004).
Dzikir dan Doa: Jalan Menuju Keselamatan, (Yogyakarta: Madani Pustaka, 2004).
Nama-nama Indah untuk Putra-Putri Anda (Yogyakarta: Ad-Dawa`, 2004).
Seri Kearifan Abadi: Kebajikan (Yogyakarta: Kanisius, 2004).
Seri Kearifan Abadi: Keinsafan (Yogyakarta: Kanisius, 2004).
Seri Kearifan Abadi: Kepribadian (Yogyakarta: Kanisius, 2004).
Seri Kearifan Abadi: Keberadaan (Yogyakarta: Kanisius, 2004).
10 Jam Belajar Membaca Al-Quran (Yogyakarta: Oval, 2005).
Perbandingan Penafsiran Muhammad Rasyid Ridha dan Sayyid Quthb tentang Jihad dalam Al-Quran (Litbang Depag RI, 2005).
Kontroversi Jihad di Indonesia: Modernis versus Fundamentalis (Yogyakarta: Pilar Media, 2006).
Kearifan Al-Quran (Yogyakarta: Pilar Media, 2006).
Seri Kearifan Abadi: Keberanian (Yogyakarta: Kanisius, 2007).
Seri Kearifan Abadi: Keteladanan (Yogyakarta: Kanisius, 2007).
Seri Kearifan Abadi: Kewaspadaan (Kanisius, 2007).
Seri Kearifan Abadi: Kekuatan (Yogyakarta: Kanisius, 2007).
Anggota Tim, Tafsir Al-Quran Tematik: Al-Qur`ān dan Pemberdayaan Kaum Ḍu’afa` (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran Badan Litbang Kemenag RI, 2008).
Anggota Tim, Tafsir Al-Quran Tematik: Hubungan Antar Umat Beragama (2008)
Anggota Tim, Tafsir Al-Quran Tematik: Membangun Keluarga Harmonis (2008)
Indeks Al-Quran Juz ‘Amma (Bandung: Mizania, 2009).
Bimbingan Nabi untuk Mengatasi 101 Masalah (Bandung: Mizania, 2009).
40 Hiasan Mukmin (Bandung: Mizania, 2009).
Anggota Tim, Tafsir Al-Quran Tematik: Pembangunan Ekonomi Umat (2009)
Anggota Tim, Tafsir Al-Quran Tematik: Kedudukan dan Peran Perempuan (2009)
Anggota Tim, Tafsir Al-Quran Tematik: Etika Berkeluarga, Bermasyarakat dan Berpolitik (2009)
Anggota Tim, Tafsir Al-Quran Tematik: Pelestarian Lingkungan Hidup (2009)
Anggota Tim, Tafsir Al-Quran Tematik: Kesehatan Dalam Perspektif Al-Qur`ān (2009)
Anggota Tim, Tafsir Al-Quran Tematik: Spiritualitas dan Akhlak (2010)
Anggota Tim, Tafsir Al-Quran Tematik: Kerja dan Ketenagakerjaan (2010)
Anggota Tim, Tafsir Al-Quran Tematik: Keniscayaan Hari Akhir (2010)
Anggota Tim, Tafsir Al-Quran Tematik: Pendidikan Pembangunan Karakter dan Anggota (2010)
Anggota Tim, Tafsir Al-Quran Tematik: Pengembangan Sumber Daya Manusia (2010)
Anggota Tim, Tafsir Al-Quran Tematik: Hukum, Keadilan dan Hak Asasi Manusia (2010)
Kamus Pintar Al-Quran (Jakarta: Gramedia, 2011).
Kearifan Al-Quran (Jakarta: Gramedia, 2011).
Nur ‘Ala Nur: Sepuluh Tema Utama Al-Quran (Jakarta: Gramedia, 2011).
Buku Pintar Asbabun Nuzul (Jakarta: Zaman, 2011).
Anggota Tim, Tafsir Al-Quran Tematik: Al-Qur`ān dan Kebinekaan (2011)
Anggota Tim, Tafsir Al-Quran Tematik: Tanggung Jawab Sosial (2011)
Anggota Tim, Tafsir Al-Quran Tematik: Komunikasi dan Informasi (2011)
Anggota Tim, Tafsir Al-Quran Tematik: Pembangunan Generasi Muda (2011)
Anggota Tim, Tafsir Al-Quran Tematik: Al-Qur`ān dan Kenegaraan (2011)
Kearifan Al-Quran (Kualalumpur: Synergy Media, 2012).
Nur ‘Ala Nur: 10 Tema Utama Al-Quran (Kualalumpur:Synergy Media, 2012).
Anggota Tim, Tafsir Al-Quran Tematik: Jihad, Makna dan Implementasinya (2012)
Anggota Tim, Tafsir Al-Quran Tematik: Al-Qur`ān dan Isu-Isu Kontemporer I (2012)
Anggota Tim, Tafsir Al-Quran Tematik: Al-Qur`ān dan Isu-Isu Kontemporer II (2012)
Anggota Tim, Tafsir Al-Quran Tematik: Moderasi Islam (2012)
Anggota Tim, Tafsir Al-Quran Tematik: Kenabian (Nubuwwah) Dalam Al-Qur`ān (2012)
Konsep dan Hikmah Akidah Islam (Jakarta: Zaman, 2013).
Anggota Tim, Tafsir Al-Quran Tematik: Sinergitas Internal Umat Islam (2013)
Anggota Tim, Tafsir Al-Quran Tematik: Amar Makruf Nahi Munkar (2013)
Anggota Tim, Tafsir Al-Quran Tematik: Maqasidusy-Syari’ah; Memahami Tujuan Utama Syariah (2013)
Permata Al-Quran (Jakarta: Kalil-Gramedia, 2014).
Mengerti Asbabun Nuzul (Jakarta: Zaman, 2015).
Kearifan Semesta: Inspirasi untuk Kesuksesan dan Kebahagiaan (Jakarta: Gramedia, 2015).
Tafsir Al-Fatihah dan Juz ‘Amma untuk 12 Tahun ke Atas (Jakarta: Kalil-Gramedia, 2016).
Fenomena Al-Quran: Diskusi Pemikiran Ulil Abshar-Abdalla, Luthfi As-Syaukani dan Abdul Moqsith Ghazali tentang Metodologi Studi Al-Quran (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2018).
Kontroversi Jihad Modernis versus Fundamentalis: Rasyid Ridha dan Sayyid Quthb (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2018).
365 Renungan Harian Al-Quran (Bandung: Mizania, 2019).
Anggota Tim Revisi, Al-Quran dan Terjemahnya (Jakarta: Kementerian Agama RI, 2019).
Reformulasi Metode Tafsir Tematik (Yogyakarta: Q Media, 2022).
EDITOR: REYNA
Related Posts

Seri Novel “Imperium Tiga Samudra” (4) – Pertemuan di Lisbon

Habil Marati: Jokowi Mana Ijasah Aslimu?

Misteri Pesta Sabu Perangkat Desa Yang Sunyi di Ngawi: Rizky Diam Membisu Saat Dikonfirmasi

“Purbayanomics” (2): Pemberontakan Ala Purbaya: Rekonstruksi Ekonomi Nasional

“Purbayanomics” (1): Purbaya Hanyalah Berdrakor?

Umat Islam Jangan Diam, Israel Mulai Menjalankan Rencana Jahatnya: Merobohkan Masjid Al Aqsa

Serial Novel “Imperium Tiga Samudra” (Seri 3) – Penjajahan Tanpa Senjata

Perang Dunia III di Ambang Pintu: Dr. Anton Permana Ingatkan Indonesia Belum Siap Menghadapi Guncangan Global

Dr. Anton Permana: 5 Seruan Untuk Presiden Prabowo, Saat Rakyat Mulai Resah dan Hati Mulai Luka

Menyikapi UUD 18/8/1945


No Responses