Agus Mualif: Hukuman Kedua Bagi Bani Israel dan Kristen Naik Sepenggalah (Bagian-3 TAMAT)

Agus Mualif: Hukuman Kedua Bagi Bani Israel dan Kristen Naik Sepenggalah (Bagian-3 TAMAT)
Agus Mualif Rohadi

Hukuman kedua setelah yang pertama terjadi pada tahun 587 SM yang disebut Qs Al – Isra’ 7 bagi bangsa yahudi ternyata tidak hanya berhenti pada hancurnya kota Yerusalem dan masjidil Aqsha pada tahun 70 M, namun setelah lebih lebih dari 60 tahun kemudian yaitu pada tahun 132 M – 135 M ternyata masih turun hukuman yang mengakibatkan kurban manusia dalam jumlah besar dan kaum yahudi terusir dari tempat tinggalnya.

Bangsa yahudi menjadi bangsa yang dikalahkan dan dihinakan oleh dunia. Mereka justru hanya boleh tinggal di wilayah yang kecil dimana terletak kota yang pernah menjadi tempat tinggal nabi ‘Iysaa sebelum menjalankan tugas kenabiannya, Nazareth.

Memahami peritiwa ini dalam bingkai pemahaman tentang taqdir berdasar ayat ayat yang diinformasikan oleh Qs Al – Isra’ 7, Qs An – Nisa 155 – 157, Qs Al – Maidah 115, tentu tidak mudah.

Jika dilihat dari perlakuan kaum yahudi terhadap nabi Zakariya, Maryam, nabi Yahya dan nabi ‘Iysaa, ternyata memunculkan hukuman yang terjadi secara bertahap pada bangsa yahudi.

Penghinaan terhadap Maryam terjadi sekitar tahu 6 SM, Pembunuhan terhadap nabi Yahya dan Zakariya terjadi pada tahun sekitar 31 M dan usaha membunuh nabi ‘Iysaa terjadi pada sekitar tahun 32 atau 33 M.

Kalau dilihat pada Qs Al – Maidah 114 – 115 mungkin dapat sedikit dipahami mengapa adzab tersebut akhirnya terjadi pada bangsa Yahudi secara keseluruhan yang jatuhnya secara bertahap, yaitu :

1) Ketika Allah mengabulkan do’a nabi ‘Iysaa untuk menurunkan makanan, namun disertai suatu ancaman.

2) Allah akan menurunkan adzab kepada yang kafir (terhadap ‘Iysaa) dengan adzab yang belum pernah ditimpakan kepada seorangpun diantara umat manusia.

Ternyata hukuman itu jatuh pada tahun 70 M, yaitu ketika Yerusalem dan Masjidil Aqsha di hancur luluh lantakkan, dan pada tahun 132 M – 135 M, dimana banyak benteng, desa, kota dihancurkan dan 585.000 orang dibunuh dan yang lain diusir dari tempat tinggalnya.

Fakta setelah kepergian nabi ‘Iysaa menunjukkan bahwa pengikutnya sangat sedikit yaitu hanya 12 orang sahabatnya dan 72 orang pengikut lainnya.

Jumlah penduduk yahudi saat itu tentu berjumlah jutaan orang, namun sangat ketakutan pada nabi ‘Iysaa sedang pengikutnya sangat sedikit.

Para pejabat agama takut kehilangan kedudukan, harta dan kenyamanan hidup, sehingga berupaya membunuh nabi ‘Iysaa. Mayoritas penduduk yahudi telah bersikap kafir terhadap nabi ‘Iysaa, sehingga akhirnya hukuman itu jatuh pada bangsa yahudi secara keseluruhan.

Atas nama kemajuan peradaban, Hadrianus kemudian mulai membangun proyeknya, membangun Aelia Capitolina di Yerusalem di wilayah Zion. Proyek tersebut juga diteruskan oleh kaisar penggantinya, yaitu Antonius Pius. Tiga kuil di bangunnya, yaitu kuil Asclepius, kuil Yupiter dan kuil Aphrodite.

Diatas platform Haekal Sulaiman dibangun patung Hadrianus dan patung Antonius Pius. Selain tiga kuil tersebut, wilayah zion juga
di jadikan perumahan baru.

Ketika imperium Roma merealisasikan pembangunan Aelia Capitolina di Yerusalem, kaum Kristen dari kaum gentile menerima berkah dari proyek pembangunan. Mereka datang sebagai pekerja proyek dan diberi keleluasaan untuk tinggal di bekas pemukiman pemukiman yahudi termasuk di kawasan Sion.

Mereka mengubah sinagoga yang ditinggalkan kaum yahudi menjadi gereja untuk melakukan peribadatan.

Agama Kristen dalam peribadatannya tidak memerlukan Haekal Sulaiman karena hakikat Haikal Sulaiman telah berpindah pada tubuh Yesus sebagai Tuhan.

Kaum Kristen juga tidak mewajibkan ibadah sunat karena sunat adalah syarat untuk menjadi yahudi dan memeluk agama yahudi.

Kristen juga tidak mempercayai akan muncul Messiah baru, karena Messiah atau Kristus adalah Yesus itu sendiri yang telah menjadi Tuhan sesembahan mereka.

Halaman berikutnya

Last Day Views: 26,55 K