Analisis Motivasi Dibalik Demonstrasi Brutal Penolakan RUU TNI

Analisis Motivasi Dibalik Demonstrasi Brutal Penolakan RUU TNI
Dr Anton Permana, Pengamat Ekonomi dan Geopolitik

Oleh : Dr. Anton Permana
(Tanhana Dharma Mangruva Institute)

Secara substansial, sudah sangat terang benderang dijelaskan termasuk oleh Prof Mahfud MD kepada publik bahwasanya tak ada satu pasalpun yang menyatakan kembalinya Dwi Fungsi TNI di dalam RUU TNI.

Justru, dengan RUU TNI yang baru ini semakin menegaskan bahwa TNI tunduk pada supremasi sipil yang diamanatkan reformasi. TNI justru lebih diperjelas tugas pokok dan fungsinya dalam batasan menempati jabatan-jabatan sipil tertentu yang memang sudah memenuhi unsur pertahanan negara dalam memperkuat dan mendukung pemerintahan sipil itu sendiri. Seperti penanggulangan bencana, penjaga wilayah perbatasan, kedaulatan dan ancaman siber pertahanan, serta serbuan dahsyat narkoba yang sudah terlalu merusak parah dan masuk ke dalam tubuh anak bangsa hingga aparatur negara itu sendiri. Lalu dimana salahnya ??

Namun, terlihat jelas bahwasanya demonstrasi yang terjadi tidak akan peduli dengan apapun argumentasi yang diberikan pemerintah. Di sinilah titik tekan utama permasalahannya. Sebagai bukti bahwa demonstrasi penolakan RUU TNI hanyalah cover dan agitasi untuk sebuah tujuan dan ambisi kelompok tertentu.

Lalu apa analisa panggung belakang di balik demonstrasi ini ?

1. Sosok figur Prabowo dari militer, dengan rekam jejak masa lalu tentang HAM dan Orde baru, adalah sasaran empuk dan seksi utk me-recall kembali memori rusuh 98. Sekalian menggalang poros kekuatan kiri dan liberal saat ini untuk bersatu padu turun ke jalan. Artinya, King Maker dan Decision Makernya baik di tahun 1998 dengan saat ini masih dari kelompok dan kolam yang sama

2. ⁠Secara algoritma demokrasi dan kepentingan elit global. Kehadiran militer dalam kekuasaan ibarat pisau bermata dua. Bisa menjadi kekuatan apabila bisa dikendalikan, tetapi bisa juga jadi ancaman apabila tidak bisa dikendalikan.

Untuk kasus RUU TNI hari ini, jelas sudah, kehadiran TNI dalam beberapa posisi jabatan sipil seperti Bulog, Badan Narkoba Nasional, serta dunia Siber, tentu adalah sebuah ancaman besar dan serius bagi kepentingan mereka.

Karena tiga bagian tersebut adalah ladang cuan sumber mata air uang bagi satu kelompok yang berkuasa selama ini. Ribuan trilyun rupiah bisa dihasilkan dari kejahatan import pangan, narkoba dan dunia siber saat ini, termasuk judol alias judi online.

Jadi sangat wajar, apapun upaya akan mereka lakukan agar RUU TNI ini dicabut kembali. Mudah dan gampang bagi mereka keluarkan uang untuk bayar dan galang media, para buzzer, dalam memprovokasi masyarakat khususnya para mahasiswa untuk berdemontrasi.

3. Demonstrasi besar-besaran ini, juga sebuah bentuk pukulan balik dan peringatan “keras” kepada Pemerintahan Prabowo untuk tidak macam-macam dan berulah lagi dalam melahirkan kebijakan-kebijakan kontroversial yang merugikan kepentingan kelompok oligarkhi dan hegemoni penguasa lama.

Pemangkasan anggaran IKN, pencabutan status PSN termasuk PIK2, pengambil alihan 3,2 juta lahan sawit tak bertuan, aturan harga tinggi pembelian beras dan gabah kepada petani, peningkatan upah buruh 6,5 persen, serta pemberantasan korupsi besar besaran baik di Pertamina, PT Antam, dan beberapa BUMN lainnya sungguh sudah sangat menggangu kepentingan mereka. Karena ranah itu sebelumnya adalah lahan basah tempat mereka merampok sumber kekayaan alam bangsa ini bertahun- tahun lamanya.

Belum lagi pendirian mesin uang holding company Danantara, program ketahanan dan swasembada pangan, rencana penertiban tambang-tambang nikel, batu bara, dan tambang emas ilegal. Sungguh semua terobosan itu bagaikan tamparan keras bagi kelompok Peng-Peng atau Penguasa dan juga Pengusaha yang selama ini menikmati hasil cuan dari sana.

Artinya, ada biang kerok dan jaringan bandit penjahat yang tidak suka dan ingin segera menjatuhkan pemerintahan Prabowo di tengah jalan. Jaringan bandit yang berkolaborasi baik dengan elit global, para oligarkhi, para aparatur penjilat, dan kelompok kekuatan lama yang ingin berkuasa terus menerus dan tidak rela negara dan bangsa ini menjadi lebih baik.

Untuk itulah, mari kita seluruh masyarakat Indonesia dimanapun berada. Untuk segera sadar, paham dan peduli untuk tidak mau di bodoh-bodohi serta di provokasi para bandit dan biang kerok itu melalui narasi-narasi media massa yang provokatif, memutarbalikkan fakta sebenarnya.

Mari kita dukung dan berikan kesempatan untuk Pemerintahan Prabowo untuk melakukan perbaikan terhadap negeri ini. Jangan terkecoh permainan agitasi mereka yang menebar kebencian, hasutan, untuk membenci TNI. Karena kalau TNI lumpuh dan “oleng”. Maka pemerintahan Prabowo juga akan rapuh dan mudah dijatuhkan. Kalau Prabowo jatuh, maka Gibran akan melenggang sambil tersenyum menaiki tahta Kepresidenan. Ingat itu ya Guys???

Seperti apa kata pepatah, “ Kalau Kapal Pecah, Maka Hiu yang akan Makan Kenyang “

Prabowo tak boleh menyerah!
Negara tak boleh kalah!
Mari kita buktikan, kita peduli bahwa rakyat bersama TNI.
Rakyat percaya TNI
Dan rakyat mendukung pemerintahan Prabowo untuk melakukan perbaikan..demi indonesia yang lebih baik.

Salam Indonesia Jaya !

Jakata, 29 Maret 2025

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K