Oleh: Ridwan Saidi
(Sejarawan, Budayawan, Politisi Senior)
Photo Presiden Perancis Macron saat 4 mata dengan Putin (25/3) di Moskwa. Perhatikan expressi wajah dan posisi tangannya
Photo (diatas), Presiden Perancis Macron saat bertemu 4 mata dengan Putin (25/3) di Moskwa. Perhatikan expressi wajah dan posisi tangannya.
Dalam temu 4 mata Putin-Macron berjarak 6 meter antar keduannya, tampaknya Putin lebih mendominasi pembicaraan. Mungkin Macron lebih focus untuk “membaca” Putin daripada menyimak omongannya.
Sementara itu Aljazeera TV (28/3) dalam running text memuat statement Intelejen militer Inggris bahwa invasi Rusia ke Ukraine terhenti, karena:
1. Shortagical logistic
2. Merosotnya moral
3. Meningkatnya resistensi Ukraine.
Itulah sebabnya Macron lebih enjoy amati gerak gerik Putin, tentu ucapannya juga.
Seruan Presiden Biden baru-baru ini kepada Indonesia agar tidak memihak mengandung kesan bahwa USA menilai Indonesia sudah berpihak.
Pemerintah harus memberi respon yang berdampak positif untuk rakyat. Ini bukan lagi masanya untuk melamun-lamun tapi berpikir dan bekerja keras.
Polugri (politik luar negeri) USA memang terasa berubah sejak USA meninggalkan Afghanistan dengan damai, lalu membiarkan Israel dihajar Hamas, lalu DPR USA menerima usul anggotanya Ilhan Omar agar Islamophobia digebuk.
Lalu naik jadi resolusi March 15 to combat Islamophobia. Yang phobi pada Islam, perangi, kata PBB.
Pemerintah Indonesia tak dapat lagi memandang Rusia, dan China, seolah sebagai kekuatan pengimbang bagi The West. It’s all over, Mas.
Pemerintah juga harus sadar bahwa dunia menuju kekuatan tunggal yaitu The West dan mereka tampaknya akan gandeng Islam.
Kalau waktu masih ada pemerintah harus tata ulang polugrinya. Masa bagi pejabat-pejabat pemerintah beradu lincah dalam menyanjung-nyanjung China sudah berlalu.
Kalau masih keburu berusahalah belajar dan bekerja dalam sistem dan tatanan dunia yang berubah dengan cepat ini.
Dari pengalaman ini dapat ditarik kesimpulan bahwa selama ini tampaknya pemerintah tak dapat membaca dengan benar kekuatan Rusia dan China.
Disangka hebat, taunya letoy punya. (RSaidi)
EDITOR: REYNA
Related Posts

Serial Novel “Imperium Tiga Samudra” (Seri 3) – Penjajahan Tanpa Senjata

Novel “Imperium Tiga Samudra” (Seri 2) – Langit di Atas Guam

Serial Novel “Imperium Tiga Samudra” (1) – Peta Baru di Samudra Pasifik

Api di Ujung Agustus (Seri 34) – Gelombang Balik

Api di Ujung Agustus (Seri 33) – Pengkhianat Didalam Istana

Presiden Prabowo Terima Pengembalian Rp13,5 Triliun dari Kejagung: Purbaya Datang Tergopoh-gopoh, Bikin Presiden Tersenyum

Api di Ujung Agustus (Seri 31) – Bayangan Kudeta Makin Nyata

Api di Ujung Agustus (Seri 30) – Jejak Jaringan Tersembunyi

Api di Ujung Agustus (Seri 29) – Jejak Operasi Tersembunyi

Api di Ujung Agustus (Seri 28) – Jantung Garuda Di Istana



บาคาร่าเกาหลีDecember 21, 2024 at 3:38 pm
… [Trackback]
[…] Info to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/cabe-catetan-babe-218-intelejen-militer-inggris-invasi-rusia-terhenti-stop-pinggir-kamerad/ […]
healthy livingJanuary 16, 2025 at 10:06 am
… [Trackback]
[…] Read More to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/cabe-catetan-babe-218-intelejen-militer-inggris-invasi-rusia-terhenti-stop-pinggir-kamerad/ […]