Oleh: Budi Puryanto
(Pemimpin Redaksi zonasatunews.com)
Stunting, apa Itu?
Stunting sebenarmya sudah menjadi istilah umum dan sering disebut dimana-mana. Di berbagai media termasuk medsos, istilah stunting mudah sekali ditemukan. Namun, bisa jadi pengerttian yang sesungguhnya masih belum dipahami secara utuh.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak usia di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis.Ini terjadi terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan anak, yakni mulai dari janin hingga anak berusia dua tahun.
Akibat gagal tumbuh normal tersebut dapat berakibat fatal pada anak. Perkembangan otak dan fisik menjadi terhambat dan rentan terhadap penyakit. Sehingga, tentu saja anak penderita stunting akan sulit meraih pretasi. Kondisi seperti ini benar-benar menjadi momok yang menakutkan bagi suatu bangsa. Tidak terkecuali bagi Indonesia.
Bila memperhatikan besarnya angka stunting di Indonesia, kita pantas prihatin, karena masih sangat tinggi. Menurut Survei Status Gizi Balita Indonesia (SGGI, 2021), jumlah penderita stunting di Indonesia masih mencapai 24 persen atau sekitar 5,33 juta anak. Jumlah ini melebihi ambang batas WHO, yakni maksimal 20 persen.
Ancaman Indonesia Emas
Pada tahun 2030-2045 Indonesia diprediksi akan menjadi salah satu kekuatan ekonomi baru dunia. Ini mengacu pada prediksi lembaga internasional bergengsi, Pricewaterhouse Coopers (PWC).
Lembaga ini memprediksi ekonomi Indonesia masuk dalam 5 besar dunia pada 2030, dengan nilai nilai GDP diperkirakan mencapai US$ 3 triliun. Bahkan menjadi ke-4 negara dengan ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2050 nanti. Ini berarti posisi Indonesia hanya akan ada di bawah Tiongkok, India dan Amerika Serikat.
Tentu saja prediksi PWC tersebut bukan tanpa dasar. Pertumbuhan ekonomi Indonesia dianggap relatif stabil dan populasi yang besar menjadi penopangnya.
Apalagi kelompok pupulasi penduduk Indonesia dalam usia produkstif (usia 15-64) pada tahun 2030 mencapai 70% atau sekitar 180 juta orang. Komposisi ini oleh para pakar disebut sebagai bonus demografi. Kelompok usia produktif yang besar inilah yang berpotensi menjadi motor penggerak dan pendorong laju perekonomian nasional.
Gambaran prediksi diatas didasarkan pada tingkat kesehatan masyarakat yang baik. Namun dengan masih tingginya angka stunting di Indonesia, dan apabila angka itu tidak bisa ditekan dibawah ambang batas WHO, maka bonus demografi tersebut akan berubah menjadi bencana demografi. Sebab, balita yang menderita stunting saat ini kelak tidak bisa menjadi tenaga produktif. Justru, akan menjadi beban dan malapetaka bagi Indonesia.
Yang perlu diperhatikan dengan sungguh-sungguh bahwa masalah stunting ini bukanlah masalah kesehatan fisik saja. Dia menimbulkan multi dampak. Menyerang sistem kekebalan tubuh, sehingga anak mudah tersserang penyakit. Menghambat perkembangan otak dan kesehatan jiwa. Berpotensi memiliki kecerdasan dibawah rata-rata anak normal. Ini semua akan bermuara pada menurunnya produktifitas.
Dalam jangka panjang, stunting bisa menimbulkan kerugian ekonomi sebesar 2-3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) per tahun, atau sekitar lebih dari Rp 500 triliun rupiah per tahun, dengan asumsi PDB Indonesia tahun 2021 sebesar Rp 16.970 triliun.
Hal tersebut bisa terjadi karena anak yang mengalami kondisi stunting berpeluang mendapatkan penghasilan 20 persen lebih rendah dibandingkan anak yang tidak mengalami stunting ketika dewasa nanti.
Sehingga, cepat atau lambat, stunting akan menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kemiskinan, dan memperlebar ketimpangan sosial.
Bonus demografi yang hendak kita rayakan pada tahun 2030–2035 hanya akan menjadi isapan jempol belakan. Alih-alih panen bonus demografi, yang terjadi justru mimpi buruk “ledakan malapetaka demografi”.
Related Posts

Mantan Aktivis 98 Menilai Restrukturisasi Utang Whoosh Oleh Luhut Janggal

Syahganda: Diplomasi Prabowo Sudah Kelas Dunia, Baru Setahun Tapi Sudah “Superstar”

“Purbayanomics” (1): Purbaya Hanyalah Berdrakor?

Memaknai Kembali Kepemudaan

Santri Bergerak, Indonesia Berbenah: Makna Hari Santri di Era Modern

Puisi Tazbir: Sumpah Pemuda

Pembangunan Pabrik PT Japfa Comfeed Indonesia, Diduga Ada Transaksi Penjualan Tanah Hitam, Terancam Dilaporkan ke Polda Jatim

Masjid Al-Aqsa Terancam Roboh akibat Penggalian Bawah Tanah Israel

Komunitas Muslim Berutang Budi Kepada Zohran Mamdani

Edan! Sekdes Terpilih Desa Tirak Ternyata Masih Nyabu




รับซื้อกระเป๋าแบรนด์November 9, 2024 at 3:39 pm
… [Trackback]
[…] Read More Information here to that Topic: zonasatunews.com/nasional/kolaborasi-dan-intervensi-cegah-stunting-penuhi-asupan-protein-hewani/ […]
บับเบิ้ลNovember 23, 2024 at 5:05 am
… [Trackback]
[…] Read More on that Topic: zonasatunews.com/nasional/kolaborasi-dan-intervensi-cegah-stunting-penuhi-asupan-protein-hewani/ […]
dtr car detailingNovember 23, 2024 at 8:06 pm
… [Trackback]
[…] Information to that Topic: zonasatunews.com/nasional/kolaborasi-dan-intervensi-cegah-stunting-penuhi-asupan-protein-hewani/ […]
pgslotJanuary 24, 2025 at 11:56 pm
… [Trackback]
[…] Read More here on that Topic: zonasatunews.com/nasional/kolaborasi-dan-intervensi-cegah-stunting-penuhi-asupan-protein-hewani/ […]