Oleh: Yusuf Blegur
Penguasa tuntas mengoyak nurani,
Mencengkram menyeruak tangan besi,
Protes publik dihalangi tafsir konstitusi,
Massa aksi dibatasi sederet jeruji,
Kebenaran semakin terintimidasi,
Keadilan kian tereliminasi,
Kehinaan bagi yang menyeru demokrasi dan dituding provokasi,
Kemuliaan bagi semua yang tak tahu dan lupa diri,
Seperti bunuh diri bagi yang beku berdiam diri,
Seiring tak sedikit yang bangga menjunjung distorsi,
Keberanian kian sepi bersembunyi,
Perlawanan kerap menghitung untung rugi,
Hukum telah mengaborsi revolusi,
Politik sekarat tersumbat tirani,
Gemuruh berontak dalam hati,
Wajah mengidap terik terpaksa memancar pucat pasi,
Sadar dan pasrah bersandar pada kekuatan Ilahi,
Akankah menuai militansi atau frustasi menghadapi oligarki?
Bekasi, 3O Maret 2025
EDITOR: REYNA
Related Posts

Seri Novel “Imperium Tiga Samudra” (4) – Pertemuan di Lisbon

Rudal Nuklir Rusia Yang Baru Jarak Jangkauannya Tidak Terbatas

Misteri Pesta Sabu Perangkat Desa Yang Sunyi di Ngawi: Rizky Diam Membisu Saat Dikonfirmasi

Mantan Aktivis 98 Menilai Restrukturisasi Utang Whoosh Oleh Luhut Janggal

Syahganda: Diplomasi Prabowo Sudah Kelas Dunia, Baru Setahun Tapi Sudah “Superstar”

“Purbayanomics” (1): Purbaya Hanyalah Berdrakor?

Memaknai Kembali Kepemudaan

Santri Bergerak, Indonesia Berbenah: Makna Hari Santri di Era Modern

Puisi Tazbir: Sumpah Pemuda

Pembangunan Pabrik PT Japfa Comfeed Indonesia, Diduga Ada Transaksi Penjualan Tanah Hitam, Terancam Dilaporkan ke Polda Jatim



No Responses