JAKARTA – Wakil Ketua Komisi IX DPR M. Yahya Zaini meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengerahkan dokter, alat medis, hingga obat-obatan ke daerah terdampak banjir di sejumlah provinsi Pulau Sumatera. Permintaan itu didasari atas warga terdampak banjir mulai terserang penyakit.
“Supaya Kemenkes mengirim dokter, alat medis dan obat-obatan ke daerah bencana. Waspadai penyakit pascabanjir, seperti ISPA, diare, dan demam berdarah,” ujar Yahya kepada media, Minggu (7/12/2025).
Yahya menilai, Kemenkes telah memberi respons positif. Namun, ia mengingatkan agar pemeriksaan kesehatan perlu dilakukan kepada warga terdampak banjir.
“Cek kesehatan warga, utamakan yang lansia dan anak-anak. Persiapkan rumah sakit dan puskesmas untuk melayani warga,” terang Yahya.
“Saya mendapat info di lapangan masih banyak warga terdampak bencana yang belum mendapat akses kesehatan,” tambahnya.
Kendati demikian, Yahya mengingatkan bahwa manajemen krisis kesehatan harus ditingkatkan. Ia meminta Kemenkes bisa berkolaborasi dengan dinas kesehatan daerah.
“Lakukan pengawasan dan monitoring secara terus menerus. Bilamana ada kekurangan alat medis dan obat-obatan segera kirim kembali,” ujar Yahya.
“Periksa juga kesehatan mental warga, mungkin ada yang trauma dengan banjir dan tanah longsor, terutama keluarganya yang meninggal atau hilang,” pungkasnya.
Informasi terkait yang berhasil dihimpun, sejumlah pengungsi banjir bandang dan longsor di dua lokasi pengungsian daerah Pasie Laweh, Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, mulai mengalami serangan penyakit. Kondisi ini telah terjadi beberapa hari terakhir.
“Banyak pasiennya mengeluhkan batuk pilek, demam ada juga gatal-gatal,” ujar petugas kesehatan, Yayan, Rabu (3/12/2025).
Perubahan cuaca yang tidak menentu dinilai menjadi salah satu faktor penyebab timbulnya penyakit. Hujan deras yang berlangsung beberapa hari kemudian berganti dengan panas terik, membuat daya tahan tubuh para pengungsi menurun.
Jumlah pengungsi di dua lokasi tersebut diperkirakan mencapai 300 orang. Mereka merupakan warga yang rumahnya rusak parah dan belum bisa ditempati karena masih dipenuhi lumpur akibat banjir bandang dan longsor.
Kondisi ini memaksa mereka bertahan di tenda-tenda darurat dengan fasilitas yang serba terbatas.
EDITOR: REYNA
Related Posts

Untuk memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat, Baznas Sumenep Bantu Modal Usaha UMKM Masalembu

Forensik Digital, Transparansi Publik, dan Ujian Integritas Ilmu

Pemburu Diburu Buruan

Banjir Besar: Alarm Krisis Tata Kelola Nasional

Bencana Itu: Siapa Penanggung Utama?

Eksepsi Jokowi Ditolak, Kuasa Hukum Penggugat Akan Hadirkan Roy Suryo cs

Elegi NKRI

Sarang Judi Sabung Ayam di Sugihwaras Merasa Kebal Hukum, Polsek Bagor dan Polres Nganjuk Harus Bertindak Tegas

RUPSLB Bank Mandiri: Ada Apa di Balik Gerak Cepat Yang Terlalu Cepat?

Imam Utomo Turun Gunung Kawal RS Pura Raharja Hadapi Konflik Internal




No Responses