NEW YORK – Pimpinan akademis Pusat Studi Timur Tengah Universitas Harvard telah diberhentikan menyusul kampanye tekanan oleh pemerintahan Trump atas dugaan bias anti-Israel.
Perkembangan tersebut pertama kali dilaporkan oleh surat kabar mahasiswa The Harvard Crimson dan dikonfirmasi oleh The New York Times.
Sebuah email yang dikirim ke afiliasi mengumumkan Profesor Cemal Kafadar, yang mengkhususkan diri dalam studi Turki, akan bertahan hingga akhir tahun sebelum mengundurkan diri sebagai direktur. Direktur asosiasi, Rosie Bsheer, seorang sejarawan Timur Tengah, tidak disebutkan namanya dalam email tersebut tetapi juga akan mengosongkan jabatannya. Keduanya akan tetap menjadi staf.
Pusat tersebut dilaporkan telah menjadi subjek pengaduan oleh Aliansi Alumni Yahudi Harvard karena bias anti-Semit terhadap Israel.
EDITOR: REYNA
Related Posts

Memaknai Kembali Kepemudaan

Santri Bergerak, Indonesia Berbenah: Makna Hari Santri di Era Modern

Puisi Tazbir: Sumpah Pemuda

Pembangunan Pabrik PT Japfa Comfeed Indonesia, Diduga Ada Transaksi Penjualan Tanah Hitam, Terancam Dilaporkan ke Polda Jatim

Masjid Al-Aqsa Terancam Roboh akibat Penggalian Bawah Tanah Israel

Komunitas Muslim Berutang Budi Kepada Zohran Mamdani

Edan! Sekdes Terpilih Desa Tirak Ternyata Masih Nyabu

“Bau Amis KKN di Balik Seleksi Perangkat Desa Tirak: Ketika Jabatan Dibeli, Hukum Dikhianati”

Pejabat “P” dan “R” di Tengah Polemik Proyek Whoosh: Aroma Korupsi Besar di Balik Pemilihan China

Miss Invoicing 1.000 Triliun di Era Jokowi: Negara Rugi Lebih 100 Triliun Pajak Tak Masuk Kas



No Responses