Oleh: Daniel M Rosyid
Otak di belakang Mega yang ada di PDIP kini pusing merasakan kesulitannya menghadapi orang yang sok-pinter semacam Jokowi yang terlanjur dibesarkannya.
Bagi Prabowo, sejarah menunjukkan lebih baik punya musuh cerdas daripada berteman dengan yang sok-pinter.
Para neolib dan neokom yang selama 25 tahun bersekongkol menggusur UUD45 kini harus menghadapi kader sosialis seperti Prabowo yang lebih radikal daripada kader-kader Masyumi yang selera politiknya justru menyedihkan.
Bagaimana akhir dari drama politik di panggung Republik ini tergantung ummat Islam sebagai stakeholders terbesar negeri ini.
Sejak menempuh pendidikannya di Akmil Magelang, Prabowo yang dibesarkan dalam keluarga sosialis, telah menemukan Islam memperkaya gagasan-gagasan sosialisnya.
Di persimpangan jalan sejarah ini, tiba saatnya ummat Islam membersamai Prabowo saat AS/Barat sedang mengalami degradasi dan demoralisasi, dan China sedang meraksasa untuk membawa bangsa ini merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
EDITOR: REYNA
Related Posts
Kerusakan besar ekosistem Gaza, runtuhnya sistem air, pangan, dan pertanian akibat serangan Israel
Ilmuwan Gunakan AI untuk Ungkap Rahasia Dasar Laut Antartika
Kepala Desa Tirak, Suprapto, Membisu Soal Status Anaknya Yang Diduga Pembebasan Bersyarat (PB) Kasus Narkoba, Lolos Seleksi Calon Perangkat Desa
Jerat Jalur Merah: Ketika Bea Cukai Jadi Diktator Ekonomi
Presiden Prabowo Terima Pengembalian Rp13,5 Triliun dari Kejagung: Purbaya Datang Tergopoh-gopoh, Bikin Presiden Tersenyum
Mahfud MD Guncang Kemenkeu: Bongkar Skandal 3,5 Ton Emas dan TPPU Rp189 Triliun di Bea Cukai!
Api di Ujung Agustus (32) – Hari Cahaya Merah
Skandal Tirak: Dinasti Narkoba di Balik Kursi Perangkat Desa Ngawi
Studi iklim menunjukkan dunia yang terlalu panas akan menambah 57 hari superpanas dalam setahun
Pendulum Atau Bandul Oligarki Mulai Bergoyang
No Responses