Mengenal Saifuddin Qutuz (Saif al-Din Qutuz) Tokoh Islam Penakluk Pasukan Mongol Dalam Perang ‘Ain Jalut (1260 M)

Mengenal Saifuddin Qutuz (Saif al-Din Qutuz) Tokoh Islam Penakluk Pasukan Mongol Dalam Perang ‘Ain Jalut (1260 M)
Ilustrasi

JAKARTA – Saifuddin Qutuz (Saif al-Din Qutuz / سيف الدين قطز) adalah salah satu tokoh paling heroik dalam sejarah Islam — seorang sultan Mamluk Mesir yang memimpin umat Islam menaklukkan pasukan Mongol dalam Perang ‘Ain Jalut (1260 M), pertempuran yang mengubah arah sejarah dunia.

Berikut kisah lengkapnya

🏰 Asal-Usul dan Masa Awal

Saifuddin Qutuz lahir di Asia Tengah, kemungkinan di wilayah Turkistan atau Khwarizm. Ia berasal dari bangsa Turki yang kemudian ditangkap oleh bangsa Mongol saat mereka menyerbu wilayahnya. Qutuz dijual sebagai budak dan akhirnya dibeli oleh Sultan Mamluk Mesir.

Kata Qutuz sendiri berarti “anak singa” — dan nama itu ternyata menggambarkan kepribadiannya: pemberani, tangguh, dan berjiwa pemimpin.

Bangkitnya Kekuasaan Mamluk

Pada abad ke-13, Dinasti Ayyubiyah (keturunan Salahuddin al-Ayyubi) mulai melemah di Mesir dan Suriah. Kaum Mamluk — para budak militer yang terlatih dan setia — perlahan-lahan mengambil alih kekuasaan.

Qutuz termasuk di antara para panglima Mamluk yang menonjol karena kepemimpinannya yang cerdas dan keberaniannya di medan perang.

Ketika Sultan Mamluk saat itu, Sultan Aybak, wafat, Mesir sempat kacau karena perebutan kekuasaan antara janda Aybak (Syajar ad-Durr) dan para jenderal. Dalam situasi genting itu, Qutuz tampil sebagai sosok yang tegas dan mampu menenangkan keadaan, hingga akhirnya diangkat menjadi Sultan Mesir pada tahun 1259 M.

🌪️ Ancaman Mongol

Tahun 1258, pasukan Mongol di bawah Hulagu Khan menghancurkan Baghdad, ibu kota Kekhalifahan Abbasiyah. Khalifah Al-Mu’tashim dibunuh secara kejam, dan dunia Islam gemetar ketakutan.

Pasukan Mongol kemudian bergerak ke arah barat, menaklukkan Suriah dan bersiap menyerbu Mesir — pusat peradaban Islam terakhir yang masih bertahan.

Hulagu Khan mengirim surat ancaman kepada Qutuz, yang isinya menyuruh Mesir menyerah atau dihancurkan seperti Baghdad.
Qutuz dengan gagah menjawab ancaman itu:

Ia membunuh utusan Mongol dan menggantung kepala mereka di gerbang Kairo — tanda bahwa Mesir tidak akan tunduk.

Perang ‘Ain Jalut (3 September 1260)

Qutuz menyatukan pasukan Mamluk di bawah satu komando, didukung oleh jenderal legendaris Ruknuddin Baibars. Mereka bergerak menuju Palestina untuk menghadang pasukan Mongol.

Pertempuran terjadi di lembah ‘Ain Jalut (dekat Nazareth, Palestina).
Awalnya Mongol unggul, tapi Qutuz memimpin langsung pasukan cadangan dan berteriak lantang:

“Wahai Islam! Wahai Islam!”

Seruan itu membakar semangat tentaranya. Pasukan Mamluk kemudian mengepung dan memukul mundur Mongol dengan strategi perang yang luar biasa.

Kemenangan di ‘Ain Jalut menjadi kekalahan pertama Mongol dalam pertempuran besar di dunia Islam — menandai akhir dari mitos bahwa Mongol tidak terkalahkan.

🕊️ Akhir Hidup

Beberapa minggu setelah kemenangan besar itu, Qutuz terbunuh dalam perjalanan pulang ke Kairo.

Banyak sejarawan menyebut bahwa Baibars (panglimanya sendiri) terlibat dalam pembunuhan itu, karena ambisi politik. Namun hingga kini motif dan pelaku pastinya masih menjadi perdebatan.

🌟 Warisan Sejarah

Saifuddin Qutuz dikenang sebagai:

Penyelamat dunia Islam dari kehancuran total oleh Mongol.

Pemimpin yang berani, tegas, dan berjiwa jihad.

Inspirasi bagi banyak pemimpin Muslim setelahnya, termasuk Salahuddin dan Baibars.

Ia adalah contoh pemimpin yang muncul di masa krisis, membawa cahaya di tengah kegelapan.

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K