Oleh: Sutoyo Abadi
Tiga Point ancaman Oligarki lewat bonekanya Jokowi kepada Prabowo Subianto, 13 Oktober 2024 di Solo, antara lain :
Pertama : Jokowi menitipkan nama orangnya untuk masuk kabinet Merah Putih. Kedua : Jokowi memintaPrabowo untuk tidak mengubah atau mengganggu program oligarki yang telah mendapatkan persetujuan Xi Jinping ( RRC ). Ketiga, Bernada mengancam apabila point 1 dan 2 diganggu, maka oligarki akan menggangu dan atau akan merusak ekonomi negara.
Saat ini benar benar terjadi, mereka sudah menguasai dan menjarah hutan dan perampok Sumber Daya Alam (SDA), ketika banjir bandang menelan korban mereka tidak peduli tetap di singgasana, justru para menteri titipan oligarki berulah melakukan sabotase dengan berbagai cara.
Ketika Menhan Syafrie Syamsuddin turun tangan bersama prajurit TNI mengatakan ada ketidaktaatan dan ketidak patuhan pada peraturan, ada kebohongan – kebohongan yang harus jadi koreksi untuk masa depan, birokrasi yang lambat harus segera di bereskan karena membahayakan negara masuk jurang. Kita menghadapi musuh dalam selimut. Dalam ceramahnya mengisi kuliah umum di Universitas Hasanuddin, Makassar, Selasa (9/12).
Oligark yang merasa memiliki modal uang yang sangat besar hasil menjarah sumber ekonomi di Indonesia, dipastikan akan melawan, biadabnya sebagian menteri ternak oligarki dalam kondisi beberapa wilayah diterjang banjir justru memainkan timpuan penyesatan agar Presiden teresat jalan dan mengambil kebijakan.
Sejak awal Presiden Prabowo dan tidak terus diingatkan ada musuh dalam selimut dari kabinetnya sendiri yang akan memakzulkan dirinya. Petanya sangat terang benderang siapa yang taat dan siapa yang terus bertingkah sebagai penghianat.
Sebagian para menteri sebagai pembantu Presiden selalu hendak mendelegitimasi dan meruntuhkan kekuasaannya dengan berbagai kebijakan yang merugikan rakyat. Status mereka bukan hanya sebagai menteri tetapi juga sebagai ternak oligarki.
Ketika pemerintah akan mengambil kebijakan oligarki dikendalikan, dibatasi dan ditata ulang tidak semena menguasai Sumber Daya Alam, Hutan dan sumber ekonomi lainnya ( ini urusan kedaulatan negaran ) justru mereka berkonsultasi (lapor) dengan Xi Jinping.
Bentuk sabotase telah lama mereka lakukan, membebaskan beban pajak bagi perampok sumber kekayaan negara muncul macam-macam pajak menekan rakyat kecil sampai nyasar pada pajak pedagang kaki lima.
Mereka mengusir – merampas tanah rakyat, mematok laut mereka bebas membangun negara dalam negara.
Urusan primer hajat hidup takyat seperti distribusi gas melon, BBM, sembako semua dibuat sulit dan berbelit-belit, ketika rakyat bereaksi karena kesulitan hidup oknum aparat kepolisian bertindak beringas hanya karena ingin dapat recehan dari bos pemilik angpao.
Kekacauan terus di ciptakan, bahkan ketikan bencana banjir masih berlangsung, distribusi bantuan terasa hanya dilakukan oleh TNI dan relawan rakyat. Pimpinan partai macam macam tingkahnya berprilaku sangat menjijikan malah pencitraan melulu.
Sangat terasa rekayasa sabotase justru datang dari struktur pemerintahan sendiri. Wajar Menhan pada puncak kemarahannya bahwa ada musuh dalam selimut dari dalam ( kabinet ) yang akan sabotase kekuasaan presiden.
Saat memberikan kuliah umum di Universitas Hasanudin Menhan mengatakan “kalian mahasiswa ( hakekatnya untuk seluruh mahasiswa di Indonesia ) boleh menyalahkan saya, tetapi kalian tidak boleh salah untuk masa depan Indonesia”
Pesan lebih tegas kalian harus lawan semua musuh dalam selimut ( penghianat negara ), makna lain jangan hanya membuat Pernyataan Sikap.
Presiden Prabowo Subianto jangan melakukan kesalahan berulang – ulang sebelum mereka para penghianat negara yang telah menjadi ternak oligark akan memakzulkan diri, demi kedaulatan dan keselamatan negara harus dibereskan (sikat) dulu mereka, sebelum beraksi lebih jauh.
EDITOR: REYNA
Related Posts

“Dekat ke Rusia, Apa Artinya Untuk Indonesia?” — Ketika Prabowo Subianto Temui Vladimir Putin

Campur Tangan Allah

Ketegangan Internal Warnai Rencana Munaslub MES

PT. Platinum Cemerlang Indonesia Manipulasi Limbah B3 dan WNA Sebagai Tenaga Kerja, APH Setempat dan Polda Jatim Harus Bertindak Tegas

Istana Yang Kehilangan Pendengaran Negara

DPR Sentil Pemerintah: “Bantuan Triliunan Jangan Kalah Viral dari Donasi Swasta”

Jakarta Terbakar: Tragedi Ledakan dan Kebakaran di Gedung Kantor Kemayoran, 22 Meninggal

Debat Panas Soal “Scan Ijazah Asli”: Pengacara RRT Soroti Dugaan Pembohongan Publik dan Disparitas Penegakan Hukum

Untuk Memperkuat Ketahanan Ekonomi Masyarakat, Baznas Sumenep Bantu Modal Usaha UMKM Masalembu

Forensik Digital, Transparansi Publik, dan Ujian Integritas Ilmu



No Responses