Tulisan berseri ini diambil dari Novel “Bersujud Diatas Bara” karya Dr Muhammad Najib. Bagi yang berminat dapat mencari bukunya di Google Play Books Store, lihat linknya dibawah tulisan ini.
Novel “Bersujud Diatas Bara” ini merupakan fiksi murni yang diangkat dari kisah nyata, dengan latar belakang Perang Afghanistan tahun 1979- 1989. Pada saat itu, di tingkat global bertarung antara dua super power, Amerika dan sekutunya NATO didukung oleh sejumlah negara Muslim, bertempur melawan Uni Soviet yang didukung Pakta Warsawa. Sementara di medan laga terjadi pertarungan antara Rezim Boneka Afghanistan dukungan Uni Soviet melawan Mujahidin yang didukung oleh Amerika dan sekutunya.
Karya: Muhammad Najib
Dubes RI Untuk Kerajaan Spanyol dan UNWTO
SERI-58
Sehari sebelum hari yang dinanti-nantikan Itu, sebagaimana yang telah dijanjikan, Mujahid sudah bersiapsiap untuk meninggalkan penjara untuk menghirup udara bebas. Ia juga sudah pamitan pada teman-temannya dalam upacara pelepasan singkat dan sederhana di masjid Khusnul Khatimah, sekaligus menyerahkan tanggung jawab pembinaan jamaahnya.
Saat itu Nur yang didampingi kedua mertuanya datang dengan hati yang berbunga-bunga untuk menjemputnya. Dengan suara dingin, Kepala Penjara hanya mengatakan:
“Pembebasan Mujahid ditunda”.
Nur protes dengan sangat emosional:
“Apa alasan Bapak menunda pembebasan Suami saya?”, dengan suara keras.
“Saya tidak bisa menjawabnya, Bu. Saya hanya menjalankan perintah dari Jakarta”, jawabnya sambil tertunduk dengan suara pelan.
Pak Bisri mendesak berkali-kali dengan suara lirih dan iba sembari berulang-ulang meminta tolong. Bahkan, Ia sampai menceritakan rencana pernikahan cucunya esok hari. Tapi Kepala Penjara itu tidak memberikan jawaban lain, kecuali mengulan-ulang jawaban sebelumnya. Tangis Nur meledak. Ia meronta tidak kuasa menahan emosi. Ibu mertuanya memeluknya erat-erat mencoba menenangkan. Mereka kemudian kembali dengan tangan hampa. Persoalan yang lebih berat sedang bergelayut di kepala Pak Bisri.
“Bu, Saya mau bicara”, katanya dengan suara berbisik pada sang Istri.
Bu Bisri menatap wajah sang Suami.
“Tapi Kita antar Nur dulu agar Ia istirahat dan jangan bilang pada siapapun tentang apa yang sedang terjadi!”, pesannya.
Sesampai di rumah, Nur langsung diantar ke kamarnya. Pak Bisri berpesan pada pembantunya agar menjaga Nur dan tidak boleh ada yang mengganggunya. Pak Bisri menarik Bu Bisri ke kamarnya, dan berkata,
“Saya khawatir Bu….!”, katanya dengan nada cemas.
Bu Bisri tidak berkomentar, hanya wajahnya saja yang pasrah terus diarahkan ke wajah sang Suami.
“Saya tidak bisa membayangkan reaksi Pak Idrus jika berita ini sampai ke telinganya”.
“Maksud Bapak?”, tanya Bu Bisri tidak mengerti apa yang sedang dipikirkan sang Suami.
“Kaitannya dengan pernikahan lra besok, Bu”.
“Kan Bapak bisa menggantikan Mujahid sebagai walinya”.
“Masalah ini bukan sekadar siapa yang akan menikahkan”.
“Apakah Bapak sedang berpikir bahwa Pak Idrus akan membatalkan rencana pernikahan besok?”.
“Itulah yang menghantui pikiranku!”.
Mereka berdua lalu terdiam larut dalam pikiran masing-masing. Pak Bisri duduk di ujung tempat tidur dengan menumpukan dagu di atas dua tangannya yang dirapatkan. Kepalanya bergejolak seperti perahu yang sedang berada di samudra lepas dihantam ombak besar dalam cuaca hujan dan badai.

Cover Novel “Bersujud di Atas Bara” karya Dr Muhammad Najib. Bagi yang berminat dapat mencari bukunya di Google Play Books Store. Ikuti linknya dibawah
“Kita tidak punya pilihan lain, Bu. Ayo bersiap-siap!”, pintanya.
“Maksud Bapak?”.
“Kita harus sampaikan apa adanya, sembari minta saran Pak Idrus!”.
“Bagaimana kalau Ia sampai membatalkan acara besok?”.
Pak Bisri tidak menjawab. Ia hanya memegang lengan Istrinya sembari menuntunnya keluar. Mereka lalu meluncur ke Hotel Hyatt tempat Pak Idrus menginap.
“Maaf, Pak. Kehadiran Saya tanpa memberi tahu sebelumnya”, kata Pak Bisri dengan bahasa terbata-bata.
“Tidak apa-apa, Pak. Masuklah !”, jawab Pak Idrus mempersilahkan.
“Ada yang penting untuk Kami sampaikan”, kata Pak Bisri sebelum posisi duduknya tertata rapi.
“Katakanlah, Pak. Mungkin Saya bisa membantu!”.
“Begini, Pak. Mestinya hari ini Mujahid sudah bebas. Tadi Kami datang untuk menjemputnya, tapi Kepala Penjara mengatakan pembebasannya ditunda”, sembari memperhatikan wajah Pak Idrus dengan cemas.
“Apakah mereka memberikan penjelasan alasan penundaan itu?”, tanya Pak Idrus.
“Mereka cuma bilang ini perintah dari Jakarta”.
Pak Idrus menjulurkan kaki, menyandarkan kepala dan wajahnya memandang langit-langit ruangan. Memperhatikan situasi itu, Pak Bisri dan Istrinya makin cemas, jantungnya terasa berdetak semakin kencang.
“Sejak awal Saya sudah memperkirakan hal ini”, katanya lirih. Pak Bisri lalu memperbaiki tempat duduknya sembari meningkatkan perhatian.
“Tapi Saya bangga akan keteguhan hati Firman dan kekuatan prinsip hidupnya. Apalagi, orang seperti Saya yang tidak punya pilihan. Ia Anak semata wayang bagi Kami”.
Pak Idrus nampak seperti berbicara dengan dirinya sendiri. Pak Bisri dan Istrinya hanya saling memandang. Ia tidak tahu kemana arah pembicaraan Pak Idrus. Dengan senyum yang nampak dipaksakan, Pak Idrus lalu memperbaiki tempat duduknya. Ia menatap dengan seksama wajah cemas tamunya.
Baca Juga:
- Novel Muhammad Najib, “Bersujud Diatas Bara”(Seri-56): Menerima Lamaran
- Novel Muhammad Najib, “Bersujud Diatas Bara”(Seri-57): Bom Untuk Amerika
“Bapak dan Ibu tidak perlu khawatir”, katanya dengan nada menghibur.
“Maksudnya?”, dengan suara yang hampir bersamaan antara Pak Bisri dan istrinya.
“Sejak pertama kali Firman bercerita tentang Ira, Saya berusaha mencari tahu asal-usul dan keluarganya. Saya punya banyak kawan di swasta maupun di pemerintahan, termasuk yang memiliki jabatan penting di TNI dan Polri”.
Sambil menarik nafas panjang, “Rasanya ada baiknya kalau Saya ceritakan apa adanya saat ini”, katanya sambil memperbaiki duduknya.
“Saya dan ibunya Firman sebenarnya menolak keinginan Firman setelah Saya tahu siapa ayah Ira”.
Bibir Pak Bisri terasa tercekat kaku, sementara Bu Bisri hanya memandangi lantai.
“Apa lagi secara diam-diam Ibunya telah cukup lama mempersiapkan calon untuknya. Tapi, Firman tidak putus asa. Ia terus berjuang meyakinkan Kami, Ia selalu bercerita bagaimana akhlak calon pilihannya sendiri, kecerdasannya, keramahannya dan berbagai kelebihan yang mungkin tidak dimiliki oleh gadis lain. Keteguhan dan kesabarannya akhirnya membuat hati kami luluh”.
Tanpa terasa dari ujung kelopak mata Bu Bisri terus mengucur deras air mata yang tidak mampu Ia bendung meskipun Ia berjuang keras untuk itu. Berkali-kali Ia juga berusaha menahan cairan yang terasa memenuhi lubang hidungnya. Perasaan kagum bercampur bangga terhadap cucu perempuannya itu atas berbagai kelebihan yang diceritakan Pak Idrus, yang Ia sendiri tidak menyadari.
“Alhamdulillah, Hadza min fadli Rabbi (Itu semua karunia dari Tuhanku)”, komentar Pak Bisri sambil menarik nafas lega sebagai rasa syukur.
“Saya juga mengirim orang untuk menyelidiki Ibu, Nenek dan Kakeknya. Jadi Saya tahu secara rinci pekerjaan Bapak dan Ibu”, sambil melirik ke arah mereka berdua.
Tiba-tiba pintu depan terbuka. Firman yang menenteng tas besar diikuti oleh sang Ibu di belakangnya masuk ke ruangan.
“Oh, ada tamu!”, seru Bu Idrus sambil menyalami Mereka, diikuti oleh Firman.
“Lho, kok, belum dipesankan minuman?”, dengan nada riang.
Pak Idrus hanya tersenyum menyaksikan tingkah Istrinya.
“Kami buru-buru, Bu”, kata Bu Bisri membela.
Bu Idrus mengambil tempat duduk di sebelah Suaminya, sementara Firman masuk ke kamar untuk menghindar dari urusan orang tua.
“Jadi Bapak dan Ibu tidak usah risau. Kita serahkan semua urusan ini pada yang di atas. Kita tawakkal alallah (pasrahkan kepada Allah). Karena, yang di Jakarta juga sebenarnya tidak sepenuhnya bisa menentukan. Ini ada kaitannya dengan agenda dan tekanan negara-negara asing. Yang penting, Anak-anak harus siap menghadapi kenyataan hidup yang sering kali tak terduga dan bergerak di luar keinginan Kita”, kata-kata itu dilontarkan Pak Idrus sambil tersenyum.
“Terimakasih, Pak”, kata Pak Bisri.
Ia menoleh ke arah Istrinya, sambil mengatakan,
“Kita harus segera kembali, Bu. Banyak yang harus dipersiapkan di rumah”.
“Bu, kami pamitan dulu”, katanya sambil menjulurkan kedua tangannya kepada Bu Idrus.
(Bersambung…..)
Serial Novel “Bersujud Diatas Bara” ini akan segera berakhir pada SERI ke-59. Redaksi akan memuat Serial Novel karya Dr Muhammad Najib yang lainnya berjudul “SAFARI“, novel yang sangat menarik untuk dibaca.
EDITOR: REYNA
Bagi yang berminat dengan karya-karya novel Dr Muhammad Najib dapat mencari bukunya di Google Play Books Store, melalui link dibawah ini:
Judul Novel: Di Beranda Istana Alhambra https://play.google.com/store/books/details?id=IpOhEAAAQBAJ Judul Novel: Safari https://play.google.com/store/books/details?id=LpShEAAAQBAJ Judul Novel: Bersujud Diatas Bara https://play.google.com/store/books/details?id=WJShEAAAQBAJ
Related Posts
Api di Ujung Agustus (Seri 31) – Bayangan Kudeta Makin Nyata
Api di Ujung Agustus (Seri 30) – Jejak Jaringan Tersembunyi
Api di Ujung Agustus (Seri 29) – Jejak Operasi Tersembunyi
Api di Ujung Agustus (Seri 28) – Jantung Garuda Di Istana
Api di Ujung Agustus (Seri 27) – Jalur Rahasia Wiratmaja
Api di Ujung Agustus (Seri 26) – Bayangan Dalam Istana
Api di Ujung Agustus (Seri 25) – Garuda Hitam Membara
Api di Ujung Agustus (Seri 24) – Kartu As Gema
Api di Ujung Agustus (Seri 23) – Dua Api, Satu Malam
Api di Ujung Agustus (Seri 22) – Duel Senyap di Rumah Sakit
bonanza178September 25, 2023 at 2:18 pm
… [Trackback]
[…] Here you can find 35845 additional Info on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-58-ancaman-bencana/ […]
https://www.advantageja.eu/supplements/phenq-reviews-know-ingredients-pros/October 9, 2023 at 11:55 pm
… [Trackback]
[…] Read More here to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-58-ancaman-bencana/ […]
Buy Apple Airpods PalletDecember 5, 2023 at 6:24 am
… [Trackback]
[…] Read More here to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-58-ancaman-bencana/ […]
การรักษามะเร็งFebruary 24, 2024 at 7:36 am
… [Trackback]
[…] Find More to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-58-ancaman-bencana/ […]
resourceMay 29, 2024 at 9:39 pm
… [Trackback]
[…] Here you can find 38379 more Information on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-58-ancaman-bencana/ […]
เครื่องพ่นละอองฝอยJune 10, 2024 at 6:04 am
… [Trackback]
[…] Read More to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-58-ancaman-bencana/ […]
รับเดินไฟฟ้าJune 19, 2024 at 3:05 pm
… [Trackback]
[…] Read More Information here on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-58-ancaman-bencana/ […]
ที่มาของ DG Casino หรือ Dream gamingJune 30, 2024 at 5:12 am
… [Trackback]
[…] Find More on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-58-ancaman-bencana/ […]
siteJuly 11, 2024 at 5:27 pm
… [Trackback]
[…] Find More on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-58-ancaman-bencana/ […]
หวยออนไลน์รายเดือนSeptember 6, 2024 at 7:25 am
… [Trackback]
[…] Read More Info here on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-58-ancaman-bencana/ […]
bangkok tattooSeptember 17, 2024 at 6:36 am
… [Trackback]
[…] Here you can find 97780 more Information to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-58-ancaman-bencana/ […]
토토 가입머니 지급September 21, 2024 at 6:33 pm
… [Trackback]
[…] Read More to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-58-ancaman-bencana/ […]
ซื้อทราย หาดใหญ่September 25, 2024 at 8:39 am
… [Trackback]
[…] Read More to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-58-ancaman-bencana/ […]
ข้อดีของการเข้าเล่น เว็บพนันแทงบอล ออนไลน์October 12, 2024 at 1:08 pm
… [Trackback]
[…] Read More on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-58-ancaman-bencana/ […]
chatroomOctober 25, 2024 at 7:43 pm
… [Trackback]
[…] Information on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-58-ancaman-bencana/ […]
White rabbit mushroomDecember 15, 2024 at 1:23 pm
… [Trackback]
[…] Find More on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-baraseri-58-ancaman-bencana/ […]