Oleh : Agus Mualif Rohadi
IX. Nabi Muhammad
Peristiwa ini dilanjutkan dengan datangnya pemimpin bani Adi bin Naufal bin Abdu Manaf, yaitu Al – Muth’im bin Adi bin Naufal. Saat itu, Muth’im adalah kepala bani Naufal. Dalam struktur keluarga suku Abdu Manaf, Naufal bersaudara dengan Hasyim, Abd Syams dan Al – Muthalib (paman Abdul Muthalib bin Hasyim kakek nabi Muhammad). Al–Muth’im mempertanyakan sikap Abu Thalib yang dianggapnya tidak adil karena tidak merespon permintaan saudara saudaranya. Namun Abu Thalib berkilah bahwa saudara saudaranya itu yang telah berbuat tidak adil kepadanya karena bersepakat meninggalkan dirinya dan mendukung para tokoh bani bani yang lain.
Atas kedatangan al – Muth’im, konflik penduduk Makkah semakin luas. Terjadi permusuhan antar tokoh suku Qurays dan kabilah dagang Makkah yang hal tersebut berdampak pada munculnya konflik pada kabilah dagang. Setiap kabilah yang didalamnya terdapat sahabat rasul atau kaum muslim, mereka diancam, diteror dan bahkan ada yang disiksa. Atas kejadian tersebut Abu Thalib sebagai pemimpin bani Hasyim kemudian mengumpulkan saudara saudaranya dari bani Hasyim dan bani Al – Muthalib. Mereka semua mendukung Abu Thalib kecuali Abu Lahab bin Abd. Muthalib.
Abu Thalib sangat terharu dengan dukungan keluarganya dan merasa tidak sendirian dalam menghadapi persoalan yang ditimbulkan oleh keponakannya tersebut. Dengan peristiwa ini, Nabi Muhammad yang dalam keluarga hanya sendirian karena tidak mempunyai saudara kandung dari orang tuanya, semakin kuat posisinya dalam keluarga besar bani Hasym dan bani al – Muthalib, namun konflik juga semakin membesar, teror dan penyiksaan juga masih berlangsung.
Kaum muslim pengikut nabi Muhammad mempunyai persoalan yang sama dengan nabi Muhammad. Mereka mendapatkan permusuhan dan bahkan siksaan dari keluarga, bani, suku maupun dalam kabilah dagang mereka. Usaha dagang kaum muslim juga terganggu bahkan semakin mengecil, bahkan ada yang terampas. Namun kaum muslim dapat bertahan dengan persaudaraan dan saling tolong menolong dengan sesama kaum muslim
Ketika musim haji semakin dekat, hal itu menimbulkan kekwatiran pada para tokoh Qurays yang salah satu tugasnya melayani Jemaah haji dari seluruh suku suku arab yang tersebar luas hingga mulai dari Yaman sampai ke wilayah sinai Mesir, idumea dan transyordania. Al – Walid bin Mughirah berinisiatif mengundang para tokoh lainnya yang menentang ajaran nabi Muhammad. Mereka merundingkan harus berkata apa dan bersikap bagaimana kepada Jemaah haji atas dakwah nabi Muhammad. Mereka khawatir nabi Muhammad dan kaum muslim akan mencela tuhan tuhan berhala para jemaah haji.
Ketika mereka membicarkan tentang nabi Muhammad, mereka kebingungan mengkategorikan sosok Nabi Muhammad. Tidak bisa disebut dukun, orang gila, penyair, pesihir. Mereka justru mengakui keindahan wahyu wahyu yang diucapkan nabi Muhammad, namun mereka tidak mau menerimanya. Akhirnya mereka sepakat mengkategorikan nabi Muhammad adalah pesihir yang membuat pecah belah dan mencerai beraikan saudara keluarganya.
Ibnu Ishaq dan Ibnu Hisyam mengkisahkan, ketika datang musim haji, orang orang Qurays penentang nabi Muhammad ini duduk dipinggir pingir jalan menghadang Jemaah haji yang datang dengan berpesan agar tidak menghiraukan nabi Muhammad dan para pengikutnya. Sikap mereka didukung penyair yang bernama Ru’bah bin Al – Ajjaj. Mereka berbicara tentang persoalan mereka dengan nabi Muhammad yang dianggapnya pemecah belah keluarga. Atas sikap al – Walid bin Mughirah ini, kemudian turun wahyu sebagaimana dalam Qs al – Mudatstsir 11 – 16. Sedang atas sya’ir Al – Ajjaj Allah menurunkan wahyu sebagaimana Qs al – Mudatstsir 17 – 25.
Abu Thalib sangat kuatir dengan perbuatan kaum qurays atas saran al-Walid tersebut. Dia tidak ingin didatangi kafilah haji dari berbagai penjuru akibat fitnah terhadap keponakannya. Oleh karena itu Abu Thalib kemudian membuat sya’ir permohonan perlindungan dar kesucian kota Makkah sekaligus memberikan pembelaan terhadap nabi Muhammad yang diucapkannya di depan para Jemaah haji.
Baca Juga:
- Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-186)
- Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-187)
Dari pembelaan Abu Thalib, justru membuat banyak orang ingin bertemu dengan nabi Muhammad. Termasuk diantara mereka adalah jemaah haji dari yatsrib. Orang orang Yatsrib menjadi tertarik tentang men – tauhid – kan Allah yang disampaikan nabi Muhammad. Mereka di Yatsrib bertetangga dengan suku suku bani Israel yang dikala senggang sering bercerita tentang ke – tauhid – an Allah. Mereka sering mencela kepercayaan suku suku arab Yastsrib yang keturunan Ismael bin Ibrahim namun percaya dengan berhala. Mereka juga sering bercerita tentang dosa nenek moyang mereka yang ingkar terhadap Allah dengan menyembah berhala sehingga kaum mereka dihukum Allah dan terusir dari negerinya.
Bani Israel di Yatsrib bahkan sering menumpahkan kejengkelannya pada orang orang arab Yatsrib yang menyembah berhala namun Allah belum juga mengadzab orang-orang Yatsrib dan Makkah, kemudian berkata bahwa sudah saatnya muncul nabi dari Makkah yang akan mentauhidkan Allah, dan bersama nabi itu mereka akan membantai orang orang arab Yatsrib dan Makkah sebagai adzab Allah. Namun suku suku Israel ini tidak berani melawan orang orang arab Yatsrib, karena kalah jumlah dengan penduduk arab di Yatsrib, sedang mereka adalah pendatang di kota tersebut.
Islamindonesia.id foto ilustrai diambil dari film. Perkiraan tentang suasana ketika Abu Thalib membaca sya’ir pembelaannya terhadap nabi Muhammad.
Suku Yatsrib, terutama suku Kazraj dan suku Aws, bersahabat dengan suku suku Israel di Yatsrib. Mereka juga pernah menyaksikan ketika Yatsrib dalam keadaan kekeringan, kemudian berkat do’a meminta hujan dari imam agama yahudi yaitu Ibnu al Hayyaban, kemudian turun hujan. Dari imam inilah mereka mengetahui tentang akan muncul nabi terakhir dari orang arab keturunan Ismael bin Ibrahim. Orang tersebut bernama Ahmad.
Dan kemudian mereka mendengar berita tentang Muhammad yang menyatakan dirinya nabi yang men – tauhid – kan Allah, sebelum mereka berangkat haji, sehingga berita tersebut sangat menarik perhatian meraka. Apalagi berita yang mereka terima, orang yang menyatakan dirinya nabi bernama Muhammad yang kakek maupun nenek dari garis ibunya berasal dari Yatsrib. Jadi Muhammad adalah masih saudara mereka. Mereka ingin bertanya lebih jauh, namun saat itu imam Ibnu al hayyaban telah meninggal. Jalan satu-satunya untuk mengetahui lebih jauh tentang Muhammad hanya dengan pergi ke Makkah.
Dalam bulan musim haji, ketika mereka pergi haji, sebelum memasuki kota Makkah sudah dihadang oleh kaum Qurays yang memfitnah nabi Muhammad. Mereka tidak tertarik dengan fitnah tersebut tetapi mereka justru tertarik untuk menemui Muhammad karena telah mendengar kisah dari bani Israel akan munculnya nabi terakhir di Makkah. Salah satu pimpinan rombongan suku Aws dari Yatsrib adalah Abu Qays yang istrinya adalah keponakan Waraqah dan Khadijah. Abu Qays jika ke Makkah sering tidur dirumahnya Waraqah. Ketika berhaji dia bertemu dengan Waraqah dan mendapat penjelasan dari Waraqah tentang Muhammad. Hal itu membuat semakin besar keinginannya menemui Muhammad. Namun keinginan itu masih ditahannya karena tidak ingin berselisih dengan kaum Qurays.
Ketika pulang haji, dia ceritakan tentang Muhammad kepada suku-suku Israel, yang ternyata mendapat tanggapan yang luar biasa dari bani Isreal. Para rabi agama yahudi sangat bersemangat jika bertemu jemaah haji Yatsrib yang menceritakan Muhammad.
(bersambung …………..)
EDITOR: REYNA
Related Posts

Dajjal, namanya terkenal, siapakah dia sebenarnya??

Yakjuj dan Makjuj, dimanakah mereka tinggal??

Allah Tahu Yang Terbaik Untukmu

Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-276 TAMAT)

Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-275)

Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-274)

Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-273)

Agus: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-272)

Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-271)

Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-270)



บับเบิ้ลNovember 22, 2024 at 2:18 am
… [Trackback]
[…] Find More on to that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-ser-188/ […]
buôn bán trẻ emDecember 21, 2024 at 4:19 am
… [Trackback]
[…] Find More on that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-ser-188/ […]
click to read moreJanuary 4, 2025 at 7:58 pm
… [Trackback]
[…] Read More here on that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-ser-188/ […]
cam coinsJanuary 6, 2025 at 4:13 pm
… [Trackback]
[…] Find More here on that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-ser-188/ […]
ของเล่นสนามJanuary 31, 2025 at 7:57 am
… [Trackback]
[…] There you will find 70106 additional Information to that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-ser-188/ […]