Novel Terbaru Dr Muhammad Najib: “Jalur Rempah Sebagai Jembatan Timur dan Barat” (Seri-22): Awal Kejayaan Bangsa Belanda

Novel Terbaru Dr Muhammad Najib: “Jalur Rempah Sebagai Jembatan Timur dan Barat” (Seri-22): Awal Kejayaan Bangsa Belanda
Dr Muhammad Najib, Dubes RI untuk Kerajaan Spanyol dan UN Tourism

Novel “Jalur Rempah Sebagai Jembatan Timur dan Barat” karya Masterpiece Dr Muhammad Najib ini terinspirasi dari kisah Jalur Sutra atau Tiongkok Silk Road, yang kini muncul kembali dalam bentuk baru: One Belt One Road (OBOR) atau Belt and Road Initiative (BRI).

Penulis yang saat ini menjabat sebagai Duta Besar RI Untuk Kerajaan Spanyol dan UNWTO ini meyakini, Indonesia sebagai Jamrud Katulistiwa ini sebenarnya juga memiliki warisan sejarah yang bernilai. Sayangnya, kita belum mampu mengapitalisasi warisan leluhur yang dimiliki, seperti yang dilakukan Tiongkok, meski peluang Indonesia sama besarnya.

Novel ini sendiri merupakan fiksi murni. Di sini, penulis mencoba mengangkat fakta-fakta sejarah, diramu dengan pemahaman subjektif penulis sendiri terhadap situasi terkait.

Ada berbagai peristiwa sejarah di masa lalu, yang seakan terjadi sendiri-sendiri dan tidak saling berkaitan. Maka dalam novel ini, penulis berupaya merangkai semua dengan menggunakan hubungan sebab-akibat. Sehingga Novel ini menjadi sangat menarik. Ceritanya mengalir, kaya informasi, dan enak dibaca. Selamat membaca dan menikmati.

Foto Ilustrasi: Jalur Sutra (garis merah), jalur Rempah (garis biru)

**********************************************************

SERI-22

Awal Kejayaan Bangsa Belanda

Pikiranku terus diganggu oleh pertanyaan mengapa Portugis begitu mudah dikalahkan dan diusir dari Malaka oleh Belanda. Padahal, Portugis sebelumnya telah digempur berkali-kali, bahkan oleh pasukan gabungan dari berbagai kesultanan di Nusantara. Aku pun bergegas menemui Van Basten untuk mencari jawaban.

Siang itu, seperti biasa Van Basten ada di perpustakaan. Sudah jadi kebiasaannya untuk berlama-lama di sini sesudah makan siang di kafetaria. Ia duduk ditemani espresso kesukaannya.

Tanpa banyak basa-basi Aku bertanya. Ia lantas membuka laptop dan mencari file.

“Sudah saya E-mail ya. Itu bagian dari tugas yang diberikan Usted. Silakan baca,” ujarnya.

Aku mengeluarkan laptop dari ransel kemudian membaca file itu.

“Akhir abad ke-15, tepatnya tahun 1492, Spanyol berhasil merebut seluruh wilayahnya yang sebelumnya dikuasai umat Muslim. Upaya ini berlangsung sangat lama, antara tahun 722 sampai 1492 atau sekitar 770 tahun. Perjuangan ini disebut Reconquista. Pada tahun yang sama, Spanyol juga mengirim Christopher Columbus untuk memulai penjelajahan pertamanya. Ia bertolak dari Spanyol dengan membawa tiga kapal. Pada 12 Oktober 1492, kapal-kapal tersebut mendarat di Pulau San Salvador atau Pulau Watling, bagian dari Kepulauan Bahama. Sejak saat itu, Spanyol meluaskan koloninya di Amerika Latin. Pasca Reconquista, Kerajaan Spanyol membuat aturan Inquisisi. Salah satu isinya adalah kewajiban bagi komunitas Yahudi di wilayah Spanyol untuk menganut agama Kristen. Bagi yang tidak bersedia harus meninggalkan wilayah Spanyol. Jika melanggar aturan ini akan dikenakan hukuman berat. Akibatnya, terjadi eksodus besar-besaran para pengusaha kaya dan ilmuwan Yahudi dari Spanyol menuju Portugal. Dari Lisabon, Portugal, banyak yang kemudian bermigrasi ke Belanda. Belanda telah mendeklarasikan diri sebagai negeri yang toleran terhadap semua agama dan etnisitas; Tidak terbatas untuk penganut Katolik dan Protestan saja. Aturan Inquisisi diberlakukan juga untuk penganut Islam. Kaum Muslim berbondong-bondong mengungsi ke negara-negara Afrika Utara dan wilayah Turki Usmani. Turki Usmani juga telah menyatakan diri sebagai negeri yang terbuka bagi semua etnisitas dan ras. Kekaisaran Islam ini juga menjadi pelindung bagi Islam dan masyarakat Muslim dunia.”

Aku tidak sabar untuk bertanya meski belum selesai membaca.

“Bisakah disimpulkan bahwa Reconquista dan Inquisisi malah merugikan Bangsa Spanyol?” ujarku.

“Nah, Anda bisa simpulkan sendiri. Yang pasti, negara-negara penerima imigran itu mendapatkan anugerah besar,” komentar Van Basten tersenyum.

“Lalu apa kaitannya para imigran ini dengan kehebatan armada Belanda yang dengan mudah mengusir Portugis di Malaka?” tanyaku makin penasaran.

“Perlu diakui bahwa imigran Yahudi memiliki peranan penting. Mereka mendirikan berbagai perusahaan dan sudah mengelola keuangan melalui sistem perbankan. Mereka menjual saham perusahan-perusahan yang sudah berkembang ke publik. Dengan demikian, saat generasi berganti, perusahaan juga bisa berlanjut. VOC adalah salah satu perusahaan itu. Kongsi dagang Belanda ini bergerak dalam perdagangan internasional. Mereka menjalin hubungan dagang dengan berbagai bangsa,” tuturnya.

“Bukankah VOC juga didukung Pemerintah Belanda? Bahkan kapal-kapal dagang VOC dilengkapi meriam dan tentara,” kataku bertanya.

“Awalnya, VOC merupakan perusahaan dagang murni. Namun saat menghadapi persaingan tidak sehat, khususnya dengan armada dagang Spanyol dan Portugis yang didukung kerajaan masing-masing – termasuk dukungan senjata dan pasukan – maka VOC tidak mungkin menghadapi mereka dengan tangan kosong,” kata Van Basten lagi.

Kini Aku baru memahami bahwa ternyata VOC bermetamorfosis dari perusahaan dagang menjadi instrumen kolonialisme Belanda di Nusantara.

Baca Juga:

Aku lanjut membaca hingga menemukan bagian tentang pengaruh agama Protestan terhadap Negeri Kincir Angin ini. Karena tidak paham tentang nilai-nilai Protestanisme, Aku kembali meminta penjelasan Van Basten.

“Protestan merupakan sebuah denominasi yang diperkenalkan seorang rohaniawan bernama Martin Luther pada tahun 1517. Martin Luther dan pengikutnya menilai bahwa Gereja Katolik dan pemimpinnya telah melakukan banyak penyelewengan baik dalam doktrin agama maupun politik agama. Gerakan Martin Luther pada dasarnya mengajak umat Kristiani untuk kembali pada ajaran kekristenan berdasarkan Alkitab. Ia mengajak umat untuk mereformasi Gereja Katolik dari segala kekeliruan yang selama ini sudah banyak dilakukan,” jelas Van Basten.

“Apakah Martin Luther dan pengikutnya hanya satu-satunya kelompok yang melakukan pembaruan?“ tanyaku. Sesaat kemudian Aku teringat pada berbagai organisasi Islam yang juga melakukan pembaruan di tanah air.

BERSAMBUNG

EDITOR: REYNA

Bagi yang berminat dengan karya-karya novel Dr Muhammad Najib dapat mencari bukunya di Google Play Books Store, melalui link dibawah ini:

Judul Novel: Di Beranda Istana Alhambra
https://play.google.com/store/books/details?id=IpOhEAAAQBAJ

Judul Novel: Safari
https://play.google.com/store/books/details?id=LpShEAAAQBAJ

Judul Novel: Bersujud Diatas Bara
https://play.google.com/store/books/details?id=WJShEAAAQBAJ

Buku-buku novel karya Dr Muhammad Najib juga bisa dibeli di Shopee melalui link: https://shopee/ks65np4
Last Day Views: 26,55 K