Novel “Jalur Rempah Sebagai Jembatan Timur dan Barat” karya Masterpiece Dr Muhammad Najib ini terinspirasi dari kisah Jalur Sutra atau Tiongkok Silk Road, yang kini muncul kembali dalam bentuk baru: One Belt One Road (OBOR) atau Belt and Road Initiative (BRI).
Penulis yang saat ini menjabat sebagai Duta Besar RI Untuk Kerajaan Spanyol dan UNWTO ini meyakini, Indonesia sebagai Jamrud Katulistiwa ini sebenarnya juga memiliki warisan sejarah yang bernilai. Sayangnya, kita belum mampu mengapitalisasi warisan leluhur yang dimiliki, seperti yang dilakukan Tiongkok, meski peluang Indonesia sama besarnya.
Novel ini sendiri merupakan fiksi murni. Di sini, penulis mencoba mengangkat fakta-fakta sejarah, diramu dengan pemahaman subjektif penulis sendiri terhadap situasi terkait.
Ada berbagai peristiwa sejarah di masa lalu, yang seakan terjadi sendiri-sendiri dan tidak saling berkaitan. Maka dalam novel ini, penulis berupaya merangkai semua dengan menggunakan hubungan sebab-akibat. Sehingga Novel ini menjadi sangat menarik. Ceritanya mengalir, kaya informasi, dan enak dibaca. Selamat membaca dan menikmati.
Foto Ilustrasi: Jalur Sutra (garis merah), jalur Rempah (garis biru)
**********************************************************
SERI-28
Jejak Turki di Nusantara
“Perjanjian Tordesillas antara Portugal dan Spanyol yang membagi Dunia Baru menjadi dua bagian berimplikasi pada kapling Portugal yang mengharuskannya bergerak ke arah Timur negaranya dimana wilayah kekuasaan Turki berada. Karena itu konflik kepentingan antara keduanya tidak terhindarkan. Setelah Armada Portugal berhasil menguasai Kota Pelabuhan Goa yang terletak di pantai Barat India pada tahun 1510, maka wilayah yang tadinya dikontrol sepenuhnya oleh para pedagang Muslim seperti Samudra Hindia, Teluk Parsi, dan Laut Merah kini mulai harus bersaing dengan pendatang baru. Laut Merah yang sebelumnya dikendalikan oleh Mamluk di Mesir tidak berdaya menghadapi Armada Portugal. Turki Usmani kemudian datang mengimbangi Kekuatan Portugal pada 1517 saat Selim I menjadi Sultan di Istanbul.”
“Setelah Konstantinopel jatuh ke tangan Turki Usmani, ia kemudian juga mengontrol Laut Mediterania, Laut Merah, Teluk Persia, dan Laut Arab. Sementara di Samudra Hindia, Turki memilih strategi berkolaborasi dengan penguasa Muslim setempat untuk melawan Portugis. Sejak tahun 1538 konfrontasi langsung antara Turki Usmani dengan Armada Portugal tidak terhindarkan, saat Kesultanan Gujarat di India diberi bantuan oleh Turki Usmani berupa 80 kapal saat mengepung Diu yang dijadikan basis Portugal sejak tahun 1535. Bantuan Turki Usmani diberikan setelah Bahadur Syah yang merupakan Putra Mahkota dari Sultan Muzaffar II yang menjadi Sultan Gujarat mengunjungi Konstantinopel bertemu dengan Sultan Sulaiman. Turki Usmani juga melakukan perjanjian serupa dengan penguasa Muslim yang lain di India Sultan Mughal Humayun yang berkuasa di Delhi. Di wilayah India ke Timur, Turki memilih cara berkolaborasi dengan kerajaan-kerajaan Muslim setempat untuk melawan Portugal dengan cara mengirimkan penasehat militer, pelatihan militer, dan berbagai peralatan militer. Di Aceh Laksamana Malahayati lahir dari sekolah Angkatan laut yang didirikan oleh penasehat militer asal Turki.”
“Setelah Portugal merebut Malaka dan Kesultanan Aceh merasa terancam mengingat kapal-kapal besar dan dilengkapi dengan Meriam, pada tahun 1547 Kesultanan Aceh Darussalam mengirim delegasi ke Istanbul untuk meminta bantuan Turki Usmani. Delegasi diterima Sultan Sulaiman I dan berbagai permintaannya dikabulkan. Pada 1567, Sultan Selim II mengirimkan Armadanya ke Aceh untuk membantu Aceh menghadapi Portugis. Bantuan yang diberikan berupa: kapal, pasukan artileri, dan persenjataan lainnya yang dibutuhkan Aceh dalam menghadapi Portugis. Pada abad 18 Kesultanan Aceh menjadi kesultanan yang dilindungi oleh Turki Usmani”.
Baca Juga:
- Novel Terbaru Dr Muhammad Najib: “Jalur Rempah Sebagai Jembatan Timur dan Barat” (Seri-26): Persaingan Diantara Para Penjajah Nusantara
- Novel Terbaru Dr Muhammad Najib: “Jalur Rempah Sebagai Jembatan Timur dan Barat” (Seri-27): Persaingan Diantara Para Penjajah Nusantara
BERSAMBUNG
EDITOR: REYNA
Bagi yang berminat dengan karya-karya novel Dr Muhammad Najib dapat mencari bukunya di Google Play Books Store, melalui link dibawah ini:
Judul Novel: Di Beranda Istana Alhambra https://play.google.com/store/books/details?id=IpOhEAAAQBAJ Judul Novel: Safari https://play.google.com/store/books/details?id=LpShEAAAQBAJ Judul Novel: Bersujud Diatas Bara https://play.google.com/store/books/details?id=WJShEAAAQBAJ
EDITOR: REYNA
Related Posts
Api di Ujung Agustus (Seri 31) – Bayangan Kudeta Makin Nyata
Api di Ujung Agustus (Seri 30) – Jejak Jaringan Tersembunyi
Api di Ujung Agustus (Seri 29) – Jejak Operasi Tersembunyi
Api di Ujung Agustus (Seri 28) – Jantung Garuda Di Istana
Api di Ujung Agustus (Seri 27) – Jalur Rahasia Wiratmaja
Api di Ujung Agustus (Seri 26) – Bayangan Dalam Istana
Api di Ujung Agustus (Seri 25) – Garuda Hitam Membara
Api di Ujung Agustus (Seri 24) – Kartu As Gema
Api di Ujung Agustus (Seri 23) – Dua Api, Satu Malam
Api di Ujung Agustus (Seri 22) – Duel Senyap di Rumah Sakit
No Responses