Novel “Jalur Rempah Sebagai Jembatan Timur dan Barat” karya Masterpiece Dr Muhammad Najib ini terinspirasi dari kisah Jalur Sutra atau Tiongkok Silk Road, yang kini muncul kembali dalam bentuk baru: One Belt One Road (OBOR) atau Belt and Road Initiative (BRI).
Penulis yang saat ini menjabat sebagai Duta Besar RI Untuk Kerajaan Spanyol dan UNWTO ini meyakini, Indonesia sebagai Jamrud Katulistiwa ini sebenarnya juga memiliki warisan sejarah yang bernilai. Sayangnya, kita belum mampu mengapitalisasi warisan leluhur yang dimiliki, seperti yang dilakukan Tiongkok, meski peluang Indonesia sama besarnya.
Novel ini sendiri merupakan fiksi murni. Di sini, penulis mencoba mengangkat fakta-fakta sejarah, diramu dengan pemahaman subjektif penulis sendiri terhadap situasi terkait.
Ada berbagai peristiwa sejarah di masa lalu, yang seakan terjadi sendiri-sendiri dan tidak saling berkaitan. Maka dalam novel ini, penulis berupaya merangkai semua dengan menggunakan hubungan sebab-akibat. Sehingga Novel ini menjadi sangat menarik. Ceritanya mengalir, kaya informasi, dan enak dibaca. Selamat membaca dan menikmati.
Foto Ilustrasi: Jalur Sutra (garis merah), jalur Rempah (garis biru)
**********************************************************
SERI-31
Talitemali Ulama di Nusantara
“Raden Mohammad Ali Rahmatullah yang lebih dikenal dengan Sunan Ampel yang lahir di Champ pada 1401, dari keluarga bangsawan. Ayahnya bernama Syekh Ibrahim As-Samarkandi. Dalam pelafalan Jawa nama ini disebut dengan istilah Syekh Brahim Asmorokondi, atau Makhdum Asmoro, Ibunya bernama Siti Fathimah atau Dewi Chandrawulan, putri Raja Champa bersaudara dengan Dyah Darawati atau Dewi Darawti yang diperistri oleh Prabu Brawijaya V yang menjadi Raja Majapahit. Dari pernikahannya dengan Dewi Condrowati alias Nyai Ageng Manila, Sunan Ampel memiliki anak bernama Maulana Makdum Ibrahim yang kemudian dikenal dengan Sunan Bonang dan Syarifuddin atau Raden Qassim yang kemudian dikenal dengan Sunan Drajat. Dari istrinya yang bernama Dewi Karimah memiliki anak Dewi Murtasiyah yang menjadi istri Sunan Giri. Saat masih di Champa Sunan Ampel juga dikenal dengan nama Bong Swi Hoo. Putri terakhirnya bernama Syarifah Asyiqah diperistri oleh Raden Fatah yang di kemudian hari menjadi Raja dari Kerajaan Demak Bintoro yang merupakan Kerajaan Islam pertama di tanah Jawa”.
“Jadi sebelum berdiri Kesultanan Islam, saat Jawa masih dikendalikan oleh Majapahit sudah terjadi Kerjasama antara Kerajaan Champa dengan Majapahit ?”.
“Tidak hanya Kerjasama ekonomi dan politik, akan tetapi lebih dari itu, yakni hubungan kekeluargaan”, kataku menegaskan.
Baca Juga:
- Novel Terbaru Dr Muhammad Najib: “Jalur Rempah Sebagai Jembatan Timur dan Barat” (Seri-29): Jejak Turki di Nusantara
- Novel Terbaru Dr Muhammad Najib: “Jalur Rempah Sebagai Jembatan Timur dan Barat” (Seri-30): Talitemali Ulama di Nusantara
“Anda menyebutkan nama belakang Ayah Sunan Ampel dengan Samarkandi, adakah hubungannya dengan Samarkand?”, katanya.
“Sudah menjadi kebiasaan bangsa Arab atau keturunan Arab untuk mencantumkan nama belakangnya dengan tempat kelahirannya”.
“Siapa Ayah Raden Fatah “.
“Raden Fatah merupakan gelar setelah Ia diangkat menjadi Raja. Nama aslinya Jin Bun. Ayahnya adalah Prabu Brawijaya V yang merupakan Raja terakhir Kerajaan Majapahit, sedangkan ibunya bernama Siu Ban Ci yang berasal dari Kerajaan Champa dan saudara kandung dengan Ibu Sunan Ampel. Jin Bun menimba ilmu di pesantren yang didirikan oleh Sunan Ampel yang berlokasi di Surabaya, sebelum Ia diambil menantu oleh Sunan Ampel. Perlu Saya tegaskan bahwa pesantren yang didirikan oleh Sunan Ampel ini merupakan pesantren pertama di tanah Jawa. Kesultanan Demak yang merupakan Kesultanan Islam pertama di Jawa berdiri pada tahun 1479 dimana sultannya bergelar Raden Fatah. Kata Fatah memiliki akar kata yang sama dengan Al Fatih yang menjadi gelar Muhammad Al Fatih yang merupakan Sultan Turki Usmani yang berhasil merebut Konstantinopel pada tahun 1453. Bedanya hanya 26 tahun, karena itu bisa disimpulkan bahwa berdirinya Kesultanan Demak tidak bisa dipisahkan dari kemenangan Turki Usmani. Kemudian kesultanan-kesultanan Islam lainnya di tanah Jawa seperti Cirebon, Banten, dan lain-lain semua terkait tali temali kekeluargaan dengan Sunan Ampel dan para ulamanya kemudian dikenal dengan Walisongo”.
“Kenapa Kerajaan Cham atau Champa tidak banyak ditulis dalam buku-buku sejarah ?”
“Meskipun perannya sangat sentral akan tetapi usianya tidak panjang, ia runtuh pada tahun 1471 setelah dikalahkan Kerajaan Vietnam yang berada di Utaranya. Penduduknya tercerai-berai dan mengungsi ke sejumlah wilayah seperti ke Kamboja yang kemudian tinggal di Siem Reap yang berada di sekitar Sungai Mekong, lalu ke Kelantan kini masuk Malaysia, Thailand Selatan, dan tentu ke sejumlah wilayah di Indonesia yang waktu itu secara geografis paling jauh”.
“Kini Saya bisa memahami proses masuknya Islam ke Indonesia yang banyak disebut melalui jalur perdagangan dan berlangsung secara damai, sangat berbeda dengan bagaimana Islam masuk ke Eropa. Lalu bagaimana proses berintegrasinya kelompok Islam yang masuk Nusantara lewat jalur India dan yang lewat jalur China ?”, kata Usted.
BERSAMBUNG
EDITOR: REYNA
Bagi yang berminat dengan karya-karya novel Dr Muhammad Najib dapat mencari bukunya di Google Play Books Store, melalui link dibawah ini:
Judul Novel: Di Beranda Istana Alhambra https://play.google.com/store/books/details?id=IpOhEAAAQBAJ Judul Novel: Safari https://play.google.com/store/books/details?id=LpShEAAAQBAJ Judul Novel: Bersujud Diatas Bara https://play.google.com/store/books/details?id=WJShEAAAQBAJ
Related Posts
Api di Ujung Agustus (Seri 31) – Bayangan Kudeta Makin Nyata
Api di Ujung Agustus (Seri 30) – Jejak Jaringan Tersembunyi
Api di Ujung Agustus (Seri 29) – Jejak Operasi Tersembunyi
Api di Ujung Agustus (Seri 28) – Jantung Garuda Di Istana
Api di Ujung Agustus (Seri 27) – Jalur Rahasia Wiratmaja
Api di Ujung Agustus (Seri 26) – Bayangan Dalam Istana
Api di Ujung Agustus (Seri 25) – Garuda Hitam Membara
Api di Ujung Agustus (Seri 24) – Kartu As Gema
Api di Ujung Agustus (Seri 23) – Dua Api, Satu Malam
Api di Ujung Agustus (Seri 22) – Duel Senyap di Rumah Sakit
No Responses