Tegakkan Kebenaran, Lawan Kmeungkaran

Tegakkan Kebenaran, Lawan Kmeungkaran
Muhammad Chirzin

Oleh: Muhammad Chirzin

Kita merayakan hari Idul Fitri pasca pesta demokrasi. Hari-hari ini masyarakat usai menyaksikan persidangan gugatan pilpres di Mahkamah Konstitusi. Semoga Allah swt memberikan bimbingan dan kekuatan lahir dan batin kepada Hakim-hakim Mahkamah Konstitusi untuk memutuskan perkara dengan benar, jujur dan adil.

Dalam kehidupan ini banyak hal berpasangan maupun berlawanan. Siang dan malam, laki dan perempuan, langit dan bumi, daratan dan lautan; panas dan dingin, suka dan duka, sehat dan sakit, hidup dan mati, baik dan buruk, benar dan salah, haq dan batil, makruf dan mungkar.
Allah swt berfirman dalam Al-Quran, “Hai manusia, Kami menciptakan kamu dari laki-laki dan perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya saling mengenal. Sungguh, orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah yang paling takwa. Allah Maha Tahu, Maha Mengenal. (QS 49:13)

Kamu adalah umat terbaik dilahirkan untuk segenap manusia, menyuruh orang berbuat makruf dan melarang perbuatan mungkar serta beriman kepada Allah… (QS Ali Imran/3:110).

Ciri umat yang terbaik ialah beramar makruf, nahi mungkar, dan beriman kepada Allah swt. Amar makruf nahi mungkar ialah mengajak berbuat baik, dan melarang buatan buruk.
Allah memerintahkan berbuat adil, mengerjakan amal kebaikan, bermurah hati kepada kerabat, dan melarang melakukan perbuatan keji, mungkar dan kekejaman.

Dia mengajarkan kepada kamu supaya menjadi peringatan bagimu (QS An-Nahl/16:90).
“Hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang mengajak kepada kebaikan, menyuruh berbuat benar dan melarang perbuatan munkar. Mereka itulah orang yang beruntung” (Ali Imran/3:104).

Sesuai fitrah manusia, yang baik selalu dipuji, sedangkan yang buruk dan jahat selalu dicela. Amar makruf nahi mungkar merupakan upaya memelihara fitrah, agar manusia selalu pada jalan kebaikan untuk menciptakan masyarakat ideal.

Makruf dan mungkar menjamah segala lini kehidupan manusia, yakni ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, pertahanan, dan keamanan. Kemungkaran itu antara lain berupa kecurangan, penipuan, penyuapan, penyalahgunaan wewenang, jual-beli perkara, dan barang haram, maupun pengadilan yang tidak adil karena interes tertentu.

Janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang batil, dan jangan membawa urusan harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebagian dari harta benda orang lain dengan berbuat dosa, padahal kamu tahu. (QS 2:188)

Rasulullah saw bersabda, “Penyuap dan yang disuap di neraka”; “Hakim itu tiga golongan. Dua golongan di neraka, dan satu golongan di surga. Dua golongan pertama: (1) Hakim yang memutus perkara secara tidak benar, dan dia tahu itu tidak benar, maka tempatnya di neraka; (2) Hakim yang tidak tahu, lalu memutus perkara dan membinasakan manusia, maka dia di neraka; (3) Hakim yang memutus perkara dengan benar dan ia tahu itu benar, maka dia di surga.” (HR Imam Tirmidzi).

Allah swt tidak akan mengubah kondisi suatu kaum, umat, bangsa, menjadi lebih baik, selama mereka tidak mengubah sikap mental dan pikiran yang menyebabkan kemunduran mereka.

Sungguh, Allah tidak akan mengubah keadaan kaum sebelum mereka mengubah keadaan yang ada pada mereka sendiri. Jika Allah hendak menjatuhkan hukuman kepada suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya, dan tak ada yang dapat melindungi selain Dia (Ar-Ra’du/13:11)

Jagalah dirimu dari bencana fitnah yang tidak hanya akan menimpa mereka yang jahat saja di antara kamu, dan Allah keras sekali dalam menjatuhkan hukuman (Al-Anfal/8:25).
Rasulullah saw bersabda, “Siapa yang melihat kemungkaran, hendaklah mengubah dengan tangannya; jika tidak mampu, maka dengan lisannya; jika tidak sanggup, maka dengan hatinya, dan itu adalah selemah-lemah iman.”

Rasulullah saw bersabda, “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, hendaklah kamu sekalian melakukan amar makruf nahi mungkar, atau Allah akan segera menurunkan siksa, kemudian kalian berdoa kepada-Nya tetapi tidak dikabulkan.” (HR Tirmidzi)
Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya jika masyarakat melihat kezaliman dan tidak mencegah dengan tangannya, maka Allah akan segera menimpakan siksa massal kepada mereka.” (HR Abu Dawud)

Hal paling buruk yang menimpa umat adalah ketika suara kebenaran menjadi begitu rendah, sedangkan teriakan-teriakan kebatilan begitu tinggi mengajak kepada kerusakan, memerintahkan kemungkaran, dan mencegah dari kebaikan.

Rasulullah saw bersabda, “Jihad paling utama ialah menyampaikan kebenaran kepada penguasa yang zalim.” (HR Tirmidzi).

Umat Islam tidak boleh pasif, menyerahkan segala-galanya kepada mereka yang menduduki jabatan sebagai pemimpin negara dan masyarakat. Dalam Indonesia yang berdemokrasi, setiap warga negara ikut serta bertanggung jawab tentang perbaikan nasib bangsa.

Setiap warga negara Indonesia harus berpegang teguh dan menjunjung tinggi Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, supaya tercapai cita-cita kemerdekaan, yakni terwujudnya masyarakat yang adil, makmur, aman, damai, sejahtera, dan bahagia.
Allah swt berfirman,

Demikianlah Kami jadikan sebagian orang yang jahat berteman dengan sesamanya, sesuai dengan apa yang mereka kerjakan. (QS Al-An’am/6:129).

Ayat ini mengandung peringatan, “apabila hamba banyak melakukan kezaliman, Allah akan menjadikan bagi mereka pemimpin zalim yang mengajak kepada kejelekan. Sebaliknya, apabila mereka baik, shalih, dan istiqamah dalam ketaatan, niscaya Allah akan mengangkat bagi mereka para pemimpin yang adil dan baik.”

Semua rakyat pasti berharap memiliki sosok pemimpin yang bertaqwa, amanah, adil, berakhlak, dan penyayang kepada rakyat. Jika kita benar-benar menginginkan perubahan menuju Indonesia yang lebih baik, mari berusaha mengubah pribadi-pribadi kita menjadi lebih baik, lebih bertaqwa, dan lebih dekat kepada Allah swt.

Mari berbenah diri, niscaya Allah swt kirimkan pemimpin yang kita harapkan. Jika kualitas kita masih seperti ini, maka jangan berharap akan punya pemimpin yang lebih baik, bisa-bisa malah lebih parah. Na’udzubillahi min dzalik.

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K