Oleh: Budi Puryanto
Pemimpin Redaksi zonasatunews.com
Sufmi Dasco Ahmad (Dasco) adalah salah satu tokoh politik yang tidak hanya dikenal karena posisinya sebagai Wakil Ketua DPR RI dan Ketua Harian Partai Gerindra, tetapi juga karena kesetiaan dan kedekatannya dengan Prabowo Subianto. Kedekatannya dengan Prabowo tidak terbangun tiba-tiba. Selama 32 tahun terhitung sejak pertama kali ikut Prabowo pada tahun 1992, Dasco telah berada di sisi Prabowo, menyaksikan dan ikut merasakan pahit-manis perjalanan politik sang mentor.
Awal Kebersamaan: Belajar dari Kalah dan Menang
Dasco mengakui bahwa pengalamannya bersama Prabowo adalah perjalanan pembelajaran yang luar biasa. Dalam politik, kemenangan dan kekalahan adalah dua sisi mata uang yang selalu datang silih berganti. Prabowo mengajarkan Dasco bahwa kekalahan bukanlah akhir, melainkan titik awal untuk memperkuat diri dan bangkit kembali.
“Pak Prabowo selalu bilang, kekalahan itu menambah kekuatan kita untuk bertarung lagi di masa depan,” ungkap Dasco. Filosofi ini menjadi dasar bagi Dasco untuk tetap tegar menghadapi berbagai tantangan politik, bahkan di saat mentalnya sedang terpuruk.
Saling Menguatkan di Tengah Perjuangan
Dalam hubungan yang terjalin lebih dari tiga dekade itu, Dasco dan Prabowo bukan sekadar kolega, tetapi juga sahabat yang saling mendukung. Ketika salah satu di antara mereka merasa lelah atau kehilangan semangat, yang lain akan hadir untuk menguatkan.
“Kadang-kadang, sebagai manusia biasa, kita bisa patah semangat. Ketika saya merasa jatuh, Pak Prabowo yang menguatkan. Begitu juga sebaliknya, saat Pak Prabowo terlihat capek, kami yang memberi dukungan,” ujar Dasco. Hubungan saling mendukung inilah yang menjadi pondasi kokoh dalam membangun Partai Gerindra, yang berdiri pada tahun 2008.
Membangun Gerindra Bersama-Sama
Dasco dan Prabowo berbagi visi yang sama dalam mendirikan Partai Gerindra: sebuah wadah perjuangan untuk membawa perubahan nyata bagi bangsa dan negara. “Kita membangun partai ini dengan semangat kebersamaan. Bagaimana ide-ide Pak Prabowo bisa diimplementasikan untuk kepentingan bangsa dan negara,” jelas Dasco.
Dalam proses tersebut, Dasco memegang teguh tiga nilai utama yang diajarkan oleh Prabowo: Kesetiaan, Kepercayaan, dan Kehormatan. Nilai-nilai ini bukan hanya menjadi pedoman pribadi Dasco, tetapi juga menjadi prinsip yang mengarahkan langkah Gerindra dalam kancah politik nasional.
Nilai-Nilai Prabowo yang Membekas
Kesetiaan adalah dasar hubungan Dasco dengan Prabowo. Lebih dari sekadar hubungan profesional, Dasco selalu menunjukkan komitmennya untuk mendukung visi dan misi Prabowo. Di sisi lain, kepercayaan adalah perekat yang membuat keduanya tetap solid, bahkan dalam situasi paling sulit sekalipun.
Tentang Kehormatan, Dasco mengatakan,”Pak Prabowo selalu mengingatkan bahwa kehormatan adalah hal yang harus dijaga, apapun kondisinya.”
Nilai-nilai ini menjadi pegangan Dasco dalam setiap langkahnya, baik sebagai politisi di Senayan, maupun sebagai pemimpin di Partai Gerindra.
Harmoni Kesetiaan dan Perjuangan
Perjalanan politik Dasco dan Prabowo adalah cerita tentang kesetiaan, kerja keras, dan saling mendukung dalam menghadapi tantangan. Dari tahun 1992 hingga kini, keduanya telah melalui berbagai ujian, mulai dari kekalahan hingga kemenangan. Namun, setiap pengalaman itu tidak hanya memperkuat hubungan mereka, tetapi juga memperkokoh Gerindra sebagai partai yang menjadi salah satu kekuatan besar di Indonesia.
Dasco, sebagai salah satu orang terdekat Prabowo, terus memainkan peran penting dalam memastikan visi dan nilai-nilai Prabowo tidak hanya menjadi wacana, tetapi juga terealisasi untuk kepentingan bangsa. Hubungan yang didasari pada kesetiaan dan kepercayaan inilah yang menjadikan Dasco dan Prabowo pasangan pejuang politik yang tak tergantikan.
Senopati Setia di Sisi Prabowo Subianto
Kesuksesan Sufmi Dasco Ahmad sebagai salah satu tokoh strategis di Partai Gerindra dan politik nasional tidak terjadi secara instan. Dasco telah mengabdikan dirinya untuk mendukung visi dan perjuangan Prabowo, membangun hubungan yang didasarkan pada kesetiaan, kepercayaan, dan kehormatan.
Ketika Partai Gerindra didirikan pada tahun 2008, Dasco langsung dipercaya oleh Prabowo untuk menjadi salah satu arsitek utama. Sebagai figur di balik layar, Dasco memainkan peran strategis dalam membangun jaringan partai, menyusun strategi kampanye, hingga merancang langkah-langkah politik yang membawa Gerindra menjadi salah satu partai terbesar di Indonesia.
Kesetiaan Dasco kepada Prabowo menjadikannya sosok yang tidak tergantikan. Ia layak disebut sebagai “Senopati” Prabowo karena perannya dalam memastikan setiap visi dan misi yang diusung dapat terimplementasi dengan baik. Dalam setiap langkah, Dasco selalu menempatkan kepentingan partai dan Prabowo di atas ambisi pribadi.
Suksesnya Sufmi Dasco Ahmad sebagai “Senopati” Prabowo, dengan berbagai jabatan yang diembannya, adalah hasil dari perjalanan panjang yang tak kenal lelah. Kesetiaannya yang tak tergoyahkan, kemampuannya membaca dinamika politik, dan dedikasinya untuk memperjuangkan visi Prabowo telah menjadikannya salah satu tokoh berpengaruh di Partai Gerindra.
Dalam setiap langkah, Dasco membuktikan bahwa politik bukan hanya tentang ambisi, tetapi juga tentang kesetiaan dan perjuangan untuk visi yang lebih besar. Dengan fondasi yang dibangun bersama Prabowo, Dasco terus memainkan peran penting dalam mengawal perjalanan politik Gerindra dan membawa ide-ide besar Prabowo untuk kemajuan bangsa.
EDITOR: REYNA
Baca juga:
Mister Dasco, Senopati Politik Prabowo Subianto (Bagian 1): Reputasi dan Loyalitas Tanpa Batas
Related Posts
Pengaduan Masyarakat atas Dugaan Korupsi Kereta Cepat Jakarta Bandung: KPK Wajib Usut Tuntas
Daniel M Rosyid: Reformasi Pendidikan
Api di Ujung Agustus (Seri 31) – Bayangan Kudeta Makin Nyata
Api di Ujung Agustus (Seri 30) – Jejak Jaringan Tersembunyi
Budaya Kita Perwakilan Musyawarah, Mengapa Pilpres Mesti One Man One Vote
Keseimbangan Sistemik: Membaca Kritik Ferri Latuhihin Kepada Purbaya
Quo Vadis Kampus Era Prabowo
Habib Umar Alhamid: Prabowo Berhasil Menyakinkan Dunia untuk Perdamaian Palestina
Api di Ujung Agustus (Seri 29) – Jejak Operasi Tersembunyi
Api di Ujung Agustus (Seri 28) – Jantung Garuda Di Istana
No Responses