Oleh: Sutoyo Abadi
Koordinator Kajian Politik Merah Putih
Dikatakan oleh Prof Din Syamsuddin : Istana tersebut ia anggap sebagai self fulfilling prophecy atau perkabaran tentang sesuatu yang bakal terjadi.
Masyarakat luaspun sudah paham paska Moeldoko singgung tentang radikalisme, tidak makan waktu lama akan ada kejadian etok etok sebagai pembenaran atas ucapannya.
“Membatasi diri dengan taktik yang itu itu saja tidak selalu perlu. Kalau mampu beradaptasi terhadap keadaan, kita akan lebih dapat melepaskan diri dari bahaya”( Fables Aesop )
Kesalahan fatal adalah mengganggap sukses dengan taktik yang sama pada keadaan yang sudah berubah.
Dalan forum kajian politik Merah Putih, peristiwa wanita berjilbab masuk istana – bukan topik penting sekalipun dengan kelakar tetap dibahas sekenanya dengan super santai.
Seorang wanita yang “berjilbab dan berhijab” berjalan di depan Istana Merdeka. Tiba-tiba di depan gerbang utama dia menodongkan pistol FN ke arah seorang Paspampres. Polisi lalu lintas segera mengamankan perempuan tersebut. Kini yang bersangkutan berada di Polres Metro Jakarta Pusat dan menurut Kapolda Jaya Irjen Pol Fadil Imran kasus ini “masih didalami”.
Dugaan kuat pengulangan taktis yang sama dengan kejadian wanita berjilbab tiba-tiba menerobos Mabes Polri di Jl Trunojoyo. Rakyat lebih cepat cara mendalaminya bahwa itu hanya sekedar mainan.
Kesan suara netizen di medsos bahwa yang bersangkutan hanya bermain main menodongkan senjata. Dugaan kuat pistol mainan dan sama sekali tidak terdengar ada tembakan. Terlalu sering munculnya skenario yang sama orang stres , gila atau gemblung jadi jadian .
Terkesan semuanya hanya skenario siapa yang menjadi peran actionnya di pintu gerbang istana dan siapa Paspampres yang harus pura pura beraksi cepat merespon satu paket rekayasa yang biasa dengan taktik yang sudah usang tidak menyediakan keadaan yang sudah berubah.
Sangat mungkin hanya untuk mengalihkan tekanan isu ijazah palsu yang sangat kuat menerpa istana. Apalagi Presiden barusan salah counter attack dengan mengatakan ijazah tidak penting yang penting skill, itu fatal. Spontan rakyat mencibir dengan sindiran itu benar skil menipu, bohong bohongan dll. We
Framing ke sentuhan tuduhan stigma radikalisme akan coba ditiupkan kembali atau setelah Moeldoko menyinggung politik identitas, dan sekenario pelaku harus memakai jilbab bisa saja dalam paket skenarionya. Hanya itu kecil arahnya nyasar kesana.
Drama diupayakan ke arah islamophobia bisa terjadi, tetap saja sasaran jangka pendek agar masyarakat beralih perhatian ke istana terkait ijazah palsu bagaikan bom nuklir yang jatuh di istana.
Sangat mungkin kalau test the water ini gagal sesuai tujuan akan ada plan sekenario baru semata untuk menolong istana dari serangan peluru ijazah palsu yang sudah dicoba terus menerus di counter tetap gagal total.
Kalau skenario perempuan bercadar gagal menarik dan mengalihkan isu ijazah gagal, maka peristiwa itu akan segera di senyapkan, plan lanjutan harus di hidupkan pada penangkapan teroris jadi jadian tetap dalam kendali skenarionya
Antisipasi atas kejadian dengan taktik yang selalu sama, terlalu fulgar dan abal abal diduga dan terduga kuat hanya main-mainan dan dagelan. Jangan direspon atau kalaulah akan direspon beritahu bahwa dugaan sinetron ini mereka sedang latihan saja. Mereka sering tidak menyadari melakukan taktik yang sama pada kondisi-kondisi yang berbeda itu kesalahan dan fatal.
Cara yang sama, taktik etok etok atas kejadian tersebut sudah ada dalam memori kamus rakyat itu kekonyolan yang sia sia .
EDITOR: REYNA
Related Posts

Serial Novel “Imperium Tiga Samudra” (Seri 3) – Penjajahan Tanpa Senjata

Perang Dunia III di Ambang Pintu: Dr. Anton Permana Ingatkan Indonesia Belum Siap Menghadapi Guncangan Global

Dr. Anton Permana: 5 Seruan Untuk Presiden Prabowo, Saat Rakyat Mulai Resah dan Hati Mulai Luka

Menyikapi UUD 18/8/1945

Rocky Gerung: 3 Rim Karatan di Kabinet Prabowo

Novel “Imperium Tiga Samudra” (Seri 2) – Langit di Atas Guam

Setahun Rezim Prabowo, Perbaikan atau Kerusakan Menahun?

Serial Novel “Imperium Tiga Samudra” (1) – Peta Baru di Samudra Pasifik

Dalam Semangat Sumpah Pemuda Mendukung Pemerintah dalam Hal Pemberantasan Korupsi dan Reformasi Polri

Anton Permana dan Kembalinya Dunia Multipolar: Indonesia di Persimpangan Sejarah Global



cam modelsNovember 21, 2024 at 12:48 am
… [Trackback]
[…] Read More to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/wanita-berjilbab-masuk-istana-taktik-etok-etok/ […]
Food Recipe VideoDecember 28, 2024 at 12:32 am
… [Trackback]
[…] Read More on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/wanita-berjilbab-masuk-istana-taktik-etok-etok/ […]