Trump Protes Eskalator PBB Macet

Trump Protes Eskalator PBB Macet

Oleh: Ahmad Cholis Hamzah

Seperti diduga sebelumnya, ketika sebagian besar kepala-kepala negara dunia didepan sidang Majelis Umum PBB mengutarakan keputusan mereka untuk mengakui solusi dua negara di Palestina, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengenyampingkan ide solusi dua negara (two states solution) itu. Pendapatnya itu berbeda dengan banyak negara anggota PBB yang berpendapat bahwa solusi dua negara adalah jalan untuk perdamaian di Palestina. Negara-negara tersebut ada juga negara sekutu AS sendiri seperti Perancis, Inggris, Kanada, Australia yang menyebutkan kondisi yang mengerikan di Gaza akibat tindakan genosida Israel.

Trump juga mengkritik bahwa badan dunia PBB itu tidak ada fungsinya dan tidak banyak membantu menyelesaikan persoalan dunia. Dia bahkan mengklaim bahwa dia berhasil menghentikan 7 perang didunia ini termasuk antara India dan Pakistan, sementara PBB tidak berbuat apa-apa.

Bahkan ketika menyampaikan sambutannya di Majelis Umum PBB hari ini, dia memberikan penilaian yang mengerikan tentang kompetensi badan internasional itu.

“Yang saya dapatkan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah eskalator yang, dalam perjalanan naik, berhenti tepat di tengah. Jika Ibu Negara tidak dalam kondisi prima, dia akan jatuh,” kata Trump, merujuk pada istrinya, Melania Trump.

“Ini adalah dua hal yang saya dapatkan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa: eskalator yang buruk dan teleprompter yang buruk.” Trump mengacu pada insiden yang terjadi setelah dia memasuki gedung PBB, ketika eskalator tampak berhenti beberapa detik setelah dia dan Melania melangkah ke atasnya. Gedung Putih telah menyerukan penyelidikan atas kerusakan tersebut.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah mengatakan kepada Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGA) bahwa perang di Gaza harus segera dihentikan, sambil menyebut pengakuan negara Palestina baru-baru ini oleh beberapa negara Barat sebagai “hadiah” bagi Hamas. “Kita harus segera menghentikan perang di Gaza,” kata Trump kepada para pemimpin dunia di New York pada hari Selasa, menambahkan bahwa dia telah “sangat terlibat” dalam upaya mengamankan gencatan senjata. Dia menegaskan kembali seruannya agar tawanan yang diambil dari Israel dan ditahan di Gaza untuk dikembalikan ke rumah.

Donald Trump dalam pidatonya tentang Palestina tidak pernah sama sekali mengkritik kekejaman Israel terhadap bangsa Palestina, tapi menuding Hamas sebagai biang keladi di konflik Palestina ini.

“Seolah-olah untuk mendorong konflik yang berkelanjutan, beberapa dari badan ini berusaha untuk secara sepihak mengakui negara Palestina. Imbalannya akan terlalu besar bagi teroris Hamas, untuk kekejaman mereka,” kata Trump. Kata-katanya kontras dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, yang mengatakan pada pertemuan tentang solusi dua negara pada hari Minggu bahwa kenegaraan bagi Palestina “adalah hak, bukan hadiah”.

Ketika PBB bergulat dengan apa yang digambarkan para ahli sebagai salah satu periode paling bergejolak dalam sejarah 80 tahunnya, Trump menggunakan platform itu untuk menyerang lembaga itu sendiri, menuduh badan itu “mendanai serangan terhadap negara-negara Barat dan perbatasan mereka”. Dia mengklaim bahwa organisasi itu membantu “orang asing ilegal” memasuki AS dengan menyediakan makanan, tempat tinggal, transportasi, dan “kartu debit”. Di Eropa, Trump memperingatkan apa yang dia sebut “invasi” imigran. dan membidik Walikota London Sadiq Khan, secara keliru mengklaim bahwa politisi Muslim itu ingin memaksakan hukum Islam atau hukum Syariah.

Donald Trump didepan Majelis Umum PBB itu juga memaparkan kebijakan tarif AS terhadap negara-negara lain, penentangannya terhadap Iran agar tidak memiliki senjata nuklir, keputusan negaranya untuk berperang melawan kartel narkotik Venezeula, menuduh India dan China ikut membantu membiayai Rusia dalam perangngnya melawan Ukraina. Beberapa klaimnya tentang semuanya itu banyak menentangnya karena tidak berdasarkan fakta.

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K