Lembur Pakuan Bersiap Menjadi Saksi Kebangkitan Biofuel Jerami Indonesia
JAKARTA – Di tengah lambannya birokrasi dan regulasi energi hijau yang tak kunjung jelas, sebuah langkah tak biasa datang dari pemimpin yang tak suka menunggu. KDM, kang Dedi Mulyadi, Gubernur Jawa Barat yang belakangan dipuji karena keberaniannya menembus tembok administratif, langsung menyambut temuan anak muda Jonggol-Bogor-Jawa Barat yang berhasil memenemukan BBM alami (bioethanol) dari jerami petani – inovasi yang diberi nama Bobibos.
Dan KDM tidak hanya menyambut dengan kata-kata. Ia bergerak dalam hitungan hari, mengundang tim innovator muda Bobibos, dan langsung menawarkan: “Kita MoU. Kita uji di lahan saya. Saya keluarkan dana pribadi. Jangan tunggu pemerintah, butuh waktu lama regulasinya.”
Kalimat yang terdengar sederhana itu sebenarnya merupakan lonceng pembuka sebuah revolusi kecil di sektor energi rakyat.
Anak Muda Jabar yang Memecahkan “Kode” Jerami
Tim Bobibos – sekelompok peneliti muda dari Jawa Barat – datang dengan formulasi yang membuat banyak pihak terhenyak: jerami padi, yang selama ini menjadi limbah tak berharga dan bahkan dibakar, dapat diolah menjadi bahan bakar etanol dengan oktan tinggi, bisa dipakai untuk kendaraan bermotor, mobil, mesin-mesin pertanian hingga genset rumah tangga.
Harganya? Dibawah BBM fosil.
Emisinya? Jauh lebih rendah.
Bahan bakunya? Mudah dan murah, tersedia di sawah.
Dan yang paling penting: solusi ini berasal dari desa, untuk Indonesia.
KDM langsung membaca besarnya potensi ini. Baginya, ini bukan sekadar produk, tetapi gerbang kedaulatan energi bangsa.
Regulasi Lamban, KDM Tak Mau Momentum Hilang
Inilah bagian yang paling banyak diperbincangkan.
Karena bioethanol sebagai BBM alternatif belum memiliki payung regulasi yang jelas—mulai dari izin produksi, standar keselamatan, hingga jalur distribusi—pemerintah daerah praktis tidak bisa mengeluarkan anggaran untuk mendukung uji coba besar.
Ujungnya: inovasi seperti ini sering mati sebelum lahir.
KDM menolak mengulang sejarah itu.
“Kalau kita menunggu aturan selesai, momentum lewat. Anak muda kehilangan semangat. Negara kehilangan inovasi. Saya tidak mau itu terjadi,” ujar KDM dalam pertemuan internal yang bocor ke publik.
Keputusannya:
MoU langsung dengan tim Bobibos.
Uji coba langsung di lahan pribadinya di Lembur Pakuan.
Pendanaan seluruhnya menggunakan dananya sendiri, bukan APBD.
Langkah yang tak lazim, tetapi justru dicontoh banyak pemimpin progresif global yang mendukung inovator saat negara belum siap.
Lembur Pakuan, Laboratorium Energi Masa Depan
Uji coba pertama akan dilakukan di lahan pertanian milik KDM. Di sana, jerami petani akan diolah menggunakan reaktor mini Bobibos. Hasilnya – bioetanol murni – akan diuji pada:
Motor, mobil bensin dan solar. Mesin pompa air petani. Genset rumah tangga. Mesin panen kecil. Dan semua mesin yang menggunakan BBM sejenis bensin amuoun solar.
Jika semua berjalan sesuai prediksi tim Bobibos, maka Lembur Pakuan akan menjadi desa pertama di Indonesia yang:
Mengolah limbah pertanian menjadi energi sendiri
Mengurangi ketergantungan pada solar/pertalite
Menghemat biaya operasional pertanian
Memproduksi BBM bersih secara mandiri
Inilah bentuk paling konkret dari circular economy yang selama ini hanya menjadi wacana di seminar-seminar.
BBM Bobibos Bisa Mengubah Banyak Hal
1. Petani Tidak Lagi Bergantung pada Solar
Harga solar terus naik, distribusi sering terlambat, dan biaya operasional sawah makin berat. Dengan bioetanol jerami, biaya produksi bisa turun hingga 40%.
2. Jerami Tak Lagi Dibakar
Indonesia masih mencatat jutaan ton jerami dibakar tiap musim panen, menghasilkan polusi besar. Dengan Bobibos, jerami menjadi aset, bukan limbah.
3. Energi Desa Menjadi Mandiri
Desa bisa memproduksi bahan bakarnya sendiri – ini langkah besar menuju ketahanan energi nasional.
4. Industri Baru di Pedesaan
Jika skala produksi naik, jerami bisa dibeli dari petani sehingga mereka mendapat pendapatan tambahan.
5. tak perlu lagi antri karena langka Pertalite, Pertamax, maupun solar.
Karena Bobibos memiliki angka oktan tinggi, menurut penelitian tim Bobibos 98, setara Pertamax turbo.
KDM Menjadi Teladan: Pemimpin Bukan Penonton
Banyak pejabat menunggu regulasi. Banyak pemimpin menunggu anggaran turun.
KDM melakukan hal yang berbeda: menjadi pelopor.
Ia memutuskan mempertaruhkan reputasi, waktu, dan bahkan uang pribadinya untuk mengawal proyek ini. Karena baginya, energi hijau bukan isu masa depan: ini kebutuhan sekarang.
“Kalau pemimpin hanya menonton, inovasi mati.
Kalau kita berani mendukung anak muda, negara maju,” kata KDM.
Keberanian ini memicu gelombang apresiasi publik. Banyak kepala daerah lain disebut sudah menghubungi tim Bobibos setelah mendengar kabar uji coba dengan KDM.
Potensi Gerakan Nasional dari Desa Kecil
Jika uji coba sukses, tidak berlebihan bahwa:
Desa lain akan meniru
Bupati/wali kota lain akan ikut memfasilitasi
Pemerintah pusat terdorong membuat regulasi
Bahkan bisa lahir BUMDes Energi yang memproduksi BBM alternatif.
Bayangkan:
Jerami—yang selama ini terbuang—menjadi tulang punggung energi desa.
Dan semuanya dimulai dari keberanian KDM mendukung inovator muda.
Pemimpin yang Dijuluki “Cepat Menangkap Peluang”
Banyak inovasi besar justru mati karena terlambat diurus negara.Namun kali ini, tidak.
Karena ada seorang pemimpin yang paham bahwa energi masa depan tidak menunggu birokrasi masa lalu. KDM dan inovator muda Bobibos telah menyalakan percikan awal menuju kemandirian energi yang lahir dari desa.
Dan Lembur Pakuan, desa kecil yang tenang, akan menjadi saksi sejarah: Kebangkitan BBM alami Indonesia dari jerami petani.
EDITOR: REYNA
Related Posts

LPG, LNG, CNG dan Kompor Induksi, Solusi Emak Emak Swasembada Energi Di Dapur

Kolonel (PURN) Sri Radjasa: Jokowo Titip Nama Jaksa Agung, Prabowo Tak Respons

Jokowi, Oh Jokowi

Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (2): Menumpas PKI dan Menghindarkan Indonesia dari Negara Komunis

Menjaga Dinasti Juara: Menakar Figur Suksesi KONI Surabaya

Rusia mengatakan resolusi PBB tentang Gaza bertentangan dengan keputusan internasional tentang Negara Palestina

Fondasi Hubungan Antara Manusia dalam Perspektif Islam

Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (1): Mewarisi Ekonomi Bangkrut, Inflasi 600%

Ijazah Ada–Tidak Ada: Realisme Magis di Republik Arsip yang Menguap

Habib Umar Alhamid: Pernak Pernik Permasalahan Setahun Pemerintahan Prabowo



No Responses