Oleh: Ahmad Cholis Hamzah
Judul diatas adalah ucapan presiden Trump yang disampaikan dengan nada marah kepada wartawati ABC yang menanyakan kepada tamu negara AS, Pangeran Muhammad Bin Salman di Ruang Oval Gedung Putih pada hari Selasa 18 November 2025. Sang wartawati Mary Bruce bertanya pada sang tamu dan presiden Trump tentang laporan intelijen yang melaporkan bahwa Pangeran Salman sebagai dalang pembunuhan warga AS keturunan Saudi Arabia Kashogi – wartawan Washington Post tahun 2018, dan mengatakan bahwa keluarga korban 9/11 marah atas kehadiannya di AS. Presiden Trump mungkin merasa malu tamu negaranya dicecar dengan pertanyaan seperti itu, lalu bertanya Marry Bruce wartawati dari media apa yang dia jawab dari ABC; Trump mengatakan dengan nada marah “Berita Palsu”. Lalu Trump membela tamu nya Pangeran Salman bahwa dia tidak terlibat dalam pembunuhan itu.
Trump kemudian mengkritik Bruce karena mengajukan “pertanyaan yang mengerikan, tidak sopan dan pertanyaan yang memuakkan.” Dia lebih marah ketika Bruce mengajukan pertanyaan tentang mengapa Gedung Putih menunggu tindakan kongres untuk merilis rincian lebih lanjut tentang korespondensi pelaku kejahatan seksual Jeffrey Epstein. “Mengapa tidak melakukannya sekarang?” Bruce bertanya.
“Ini bukan pertanyaan mu yang aku keberatan,” kata Trump. “tapi soal sikapmu. Saya pikir Anda adalah reporter yang parah. Itulah cara mu mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini.”
Kemudian Trump mengancam ijin media ABC dicabut karena selalu menyiarkan berita bohong dan lagian Bruce dianggap sebagai wartawati yang tidak dapat dipercaya.
Trump marah kepada wartawati ABC itu karena merasa dipermalukan dihadapan tamu negaranya atas pertanyaan-pertanyaan itu terutama soal kasus file Jeffrey Epstein yang bisa menjatuhkan pamor dan kedudukaannya sebagai presiden.
Kasus file itu memang menjadi momok bagi Trump karena telah menghantui pemerintahan Presiden AS Donald selama berbulan-bulan saat bergulat dengan krisis yang berkembang atas kejahatan pelaku kejahatan pedofilia dan pemodal Jeffrey Epstein. Tekanan meningkat dari pendukung Trump sendiri dan dari suara-suara di dalam Partai Republiknya sendiri untuk lebih banyak transparansi tentang apa yang ditemukan oleh penyelidikan federal terhadap Epstein.
Trump dan Epstein diketahui telah berteman selama beberapa tahun, dan bergelut lingkaran sosial yang sama. File yang dirilis sebelumnya menunjukkan bahwa rincian Trump ada dalam “buku hitam” kontak Epstein. Catatan penerbangan juga menunjukkan Trump terbang dengan pesawat Epstein pada beberapa kesempatan. Mereka difoto bersama di acara-acara elit pada 1990-an, dan foto-foto yang diterbitkan oleh CNN menunjukkan Epstein menghadiri pernikahan Trump dengan istrinya saat itu.
File Epstein yang berjumlah banyak berupa dokumen tertulis, foto maupun video menunjukkan aktivitas kegiatan asusila yang melibatkan anak-anak dibawah umur dan menunjukkan beberapa tokoh dunia terlibat dalam kejahatan pedofilia itu antara lain mantan presiden Amerika Serikat Bill Clinton, almarhum penyanyi Michael Jackson, Pangeran Andrew dari Kerajaan Inggris Raya dan Donald Trump sendiri.
Kasus tidak berhenti di kasus pedofilia saja namun beberapa hasil penyelidikan menyebutkan bahwa Jeffrey Epstein ini ternyata dekat dengan agen mata-mata Israel Mossad dan memiliki kekuasaan untuk mengontrol anggota Kongres atau Parlemen Amerika Serikat. Acara Rick Sanchez di TV Rusia- Russian Today menayangkan bagaimana almarhum Epstein ini mendikte seorang angota Kongres AS, wanita kulit hitam lewat pesan WA untuk berbicara dalam suatu sidang Parlemen.
Jeffrey Epstein sendiri meninggal di penjara pada tahun 2019. Kematiannya menjadi perbincangan publik apakah dia sengaja dibunuh atau mati biasa. Namun kematiannya itu secara resmi diumumkan sebagai bunuh diri dengan menggantung oleh kantor Pemeriksa Medis Kota New York. Dia berusia 66 tahun dan menunggu persidangan atas tuduhan perdagangan seks federal di Metropolitan Correctional Center (MCC) di Manhattan
EDITOR: REYNA
Related Posts

Teguran Presiden di Ruang Tertutup: Mahfud MD Ungkap Instruksi Keras kepada Kapolri dan Panglima TNI

Orang Jawa Sebagai “Bani Jawi” Adalah Keturunan Nabi Ismail: Perspektif Prof. Menachem Ali

Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (4): Stabilitas Politik dan Keamanan Nasional Yang Menyelamatkan Indonesia

Novel “Imperium Tiga Samudara” (15) – Operation Floodgate

Habib Umar Alhamid: Prabowo Sebaiknya Dukung Habis Gerakan Purbaya, Biarkan Beliau Bekerja!

Keberpihakan Komisi Reformasi POLRI

RRT Tolak Usul Mediasi Dengan Jokowi di Kasus Tuduhan Ijazah Palsu

Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (3): Membangun Stabilitas Politik dan Menghindarkan Indonesia dari Kekacauan Pasca 1965

Pertemuan “Rahasia” di PTIK (Bagian 2): Guncangan di Ruang Reformasi dan Bayang-Bayang Operasi Garis Dalam

Pertemuan “Rahasia” di PTIK (Bagian 1) : Walkout, Ketegangan, dan Polemik Komisi Reformasi Polri


No Responses