Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (5) : Pelopor Swasembada Pangan Yang Diakui Dunia

Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (5) : Pelopor Swasembada Pangan Yang Diakui Dunia

Oleh: Budi Puryanto

 

Jika ada satu capaian pembangunan Soeharto yang paling sering disebut oleh para ahli, akademisi, hingga lembaga internasional, maka swasembada pangan 1984 adalah salah satu yang berada di posisi teratas.

Dalam sejarah Republik, belum pernah sebelumnya Indonesia berhasil memenuhi kebutuhan pangan—khususnya beras—secara mandiri setelah puluhan tahun berada dalam kondisi impor dan rawan krisis.

Pada awal 1970-an, Indonesia tercatat sebagai salah satu importir beras terbesar di dunia. Sejarawan ekonomi Prof. J. Panglaykim menulis bahwa kondisi tersebut membuat Indonesia sangat rentan terhadap fluktuasi harga internasional dan menjadi negara yang dapat dengan mudah terguncang oleh krisis global.

Karena itu, ketika Soeharto menjadikan ketahanan pangan sebagai program utama pemerintahannya, banyak ekonom global menilai langkah tersebut terlalu ambisius.

Namun komitmen itu justru melahirkan revolusi pertanian yang belum pernah terjadi sebelumnya. Melalui program Bimbingan Massal (Bimas), Intensifikasi Massal (Inmas), perbaikan irigasi skala nasional, mekanisasi pertanian, distribusi pupuk bersubsidi, serta penguatan lembaga seperti Bulog, Indonesia memasuki fase modernisasi pertanian yang terukur dan sistematis.

Kebijakan ini kemudian dikenal sebagai bagian dari Green Revolution versi Indonesia—dan menurut banyak ahli, merupakan salah satu yang paling berhasil di Asia.

Ekonom dan mantan penasihat Bank Dunia untuk Asia Timur, Prof. Bruce Glassburner, pernah menyebut bahwa keberhasilan Soeharto membawa Indonesia mencapai swasembada pangan pada 1984 merupakan “the most impressive agricultural turnaround in the developing world” pada dekade tersebut.

Pujian serupa datang dari FAO (Food and Agriculture Organization) yang pada tahun 1985 memberikan penghargaan kepada Indonesia atas keberhasilan meningkatkan produksi beras secara signifikan dan menjaga ketahanan pangan dalam negeri.

Penghargaan ini menegaskan bahwa capaian tersebut bukan sekadar propaganda politik, tetapi diakui secara internasional.

Dalam perspektif sejarah, capaian ini memiliki dampak sosial yang sangat luas. Sejarawan pertanian Prof. M. Adnan menekankan bahwa modernisasi pertanian era Soeharto membawa perubahan besar bagi desa-desa di seluruh Indonesia: meningkatnya pendapatan petani, munculnya kelas menengah pedesaan, hingga berkurangnya kerawanan pangan yang sebelumnya kerap memicu kerusuhan sosial di berbagai wilayah.

Di banyak daerah—dari Jawa Timur hingga Sulawesi Selatan—para petani merasakan langsung manfaat dari penyediaan benih unggul, irigasi baru, alat pertanian modern, dan jaminan pembelian hasil panen oleh Bulog. Kebijakan ini menciptakan stabilitas harga beras sekaligus memberikan kepastian ekonomi bagi jutaan keluarga petani.

Dalam diskursus publik, Soeharto kemudian dikenal sebagai “Bapak Pembangunan”, salah satunya karena keberhasilan di sektor pangan ini.

Meski tidak lepas dari kritik—seperti ketergantungan pada pupuk kimia dan pendekatan top-down—para sejarawan sepakat bahwa keberhasilan mencapai swasembada pangan adalah prestasi monumental yang berdampak langsung pada kesejahteraan rakyat.

Tulisan ini menegaskan bahwa langkah Soeharto membawa Indonesia keluar dari ketergantungan impor beras bukan hanya keberhasilan teknokratis, tetapi juga keberhasilan historis yang membentuk fondasi ketahanan nasional.

Dalam konteks penilaian terhadap jasa besar bagi republik, pencapaian ini menjadi salah satu argumentasi paling kuat mengapa Soeharto dianggap layak memperoleh gelar Pahlawan Nasional.

BERSAMBUNG

EDITOR: REYNA

Baca juga:
Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (4): Stabilitas Politik dan Keamanan Nasional Yang Menyelamatkan Indonesia

Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (3): Membangun Stabilitas Politik dan Menghindarkan Indonesia dari Kekacauan Pasca 1965

Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (2): Menumpas PKI dan Menghindarkan Indonesia dari Negara Komunis

Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (1): Mewarisi Ekonomi Bangkrut, Inflasi 600%

Last Day Views: 26,55 K