Oleh: Pierre Suteki, Guru Besar Ilmu Hukum UNDIP Semarang
A. Pengantar
Heboh pemberitaan di media massa soal Panglima TNI, Jendral Andika Perkasa yang mempunyai kebijakan baru bahwa anak keturunan PKI tidak dilarang mendaftar untuk menjadi anggota TNI.
Pernyataan itu disampaikan dalam sebuah Rapat yang berlangsung di Subden Denma Mabes TNI, Jalan Merdeka Barat Nomor 2, Jakarta Pusat, tanggal 30 Maret 2022.
Pertanyaannya, apakah betul hal ini merupakan upaya untuk patuh pada hukum dan pemenuhan HAM setiap warga negara lalu bagaimana dengan sejarah masa lalu yang kelam terkait dengan upaya makar PKI terhadap negara dan ideologinya, khususnya pada tahun 1948 dan 1965?
PKI dengan ideologi komunisme yang sangat radikal, lalu mengapa pemerintahan negara kini terkesan hendak memoderasinya sehingga seolah terlupakan luka lama keganasan PKI yang membantai umat Islam, yang terdiri dari para santri, tokoh, ulama dan para ustadz.
Saya berpendapat bahwa kebijakan Panglima TNI Jendral Andika Perkasa ini dapat saya kategorikan sebagai bentuk kebijakan publik ke-6 sepanjang era reformasi terkait dengan upaya moderasi radikalnya komunisme di Indonesia.
B. Upaya Pencegahan Radikal Komunisme
Perbincangan tentang PKI dengan komunismenya biasanya ramai ketika menjelang detik-detik peringatan G 30 S PKI. Eksalasi perbincangan tentang PKI dengan komunismenya makin hangat.
Banyak pihak yang mengendus soal kebangkitan, penyusupan PKI di berbagai lini. Mantan Pangab Jend Purn Gatot Nurmantyo juga mendeteksi soal ini.
DetikNews.com tanggal 28 September 2021 menyebutkan bahwa Mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo menuding komunisme telah menyusup ke tubuh TNI dengan hilangnya patung Soeharto dkk di Markas Kostrad.
Sejumlah barang yang dihilangkan, berada di Museum Dharma Bakti. Barang-barang itu berkaitan dengan penumpasan komunisme di Tanah Air. Beberapa di antaranya yakni diorama patung Soeharto, Sarwo Edhie, dan AH Nasution beserta tujuh pahlawan revolusi sudah hilang.
Apakah betul hilangnya beberapa barang dan patung yang berkaitan dengan penumpasan PKI yang dipimpin oleh Soeharto merupakan bukti TNI disusupi oleh PKI?
Atas tuduhan ini, sebagaimana dikutip oleh TEMPO.CO, Jakarta – Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto waktu itu enggan berpolemik soal dugaan penyusupan pendukung PKI di tubuh TNI.
Hadi tidak mau berpolemik terkait hal yang tidak dapat dibuktikan secara ilmiah. Tidak bisa suatu pernyataan didasarkan hanya kepada keberadaan patung di suatu tempat. Oleh karenanya hal ini perlu diuji lebih lanjut.
Related Posts

Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (5) : Pelopor Swasembada Pangan Yang Diakui Dunia

Komisi Reformasi Polri Dan Bayang-Bayang Listyo Syndrome

Dusta Yang Ingin Dimediasi

Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (4): Stabilitas Politik dan Keamanan Nasional Yang Menyelamatkan Indonesia

Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (3): Membangun Stabilitas Politik dan Menghindarkan Indonesia dari Kekacauan Pasca 1965

Negara Yang Terperosok Dalam Jaring Gelap Kekuasaan

Rakyat Setengah Mati, Kekuasaan Setengah Hati

Kolonel (PURN) Sri Radjasa: Jokowo Titip Nama Jaksa Agung, Prabowo Tak Respons

Novel “Imperium Tiga Samudra” (14) – Perang Melawan Asia

Menjaga Dinasti Juara: Menakar Figur Suksesi KONI Surabaya



kado bar blueberry cakeOctober 26, 2024 at 5:50 pm
… [Trackback]
[…] Find More Info here to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/suteki-waspada-keturunan-pki-dapat-menjadi-anggota-tni-inikah-strategi-moderasi-komunisme-dalam-kebijakan-publik/ […]
massage near meOctober 26, 2024 at 5:53 pm
… [Trackback]
[…] Here you can find 78272 more Info to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/suteki-waspada-keturunan-pki-dapat-menjadi-anggota-tni-inikah-strategi-moderasi-komunisme-dalam-kebijakan-publik/ […]
Bassetti Bettwäsche im SaleNovember 16, 2024 at 9:29 pm
… [Trackback]
[…] Info on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/suteki-waspada-keturunan-pki-dapat-menjadi-anggota-tni-inikah-strategi-moderasi-komunisme-dalam-kebijakan-publik/ […]