Indonesia Terletak Di Wilayah Yang Berbahaya

Indonesia Terletak Di Wilayah Yang Berbahaya
Ahmad Cholis Hamzah

Oleh: Ahmad Cholis Hamzah
Alumni UNAIR dan University of London, Pemerhati masalah-masalah politik dan ekonomi nasional dan internasional

Para siswa sekolah SMP maupun SMA seringkali diberi pelajaran bagaimana pentingnya dan strategisnya letak Indonesia itu, misalkan Indonesia terletak diantara dua samudra sar bdan dua benua serta berbentuk kepulauan yang memiliki wilayah laut yang luas dan pantai yang panjang. Di setiap pendidikan sekolah perwira TNI dan pendidikan Pancasila letak strategis Indonesia dimata dunia itu juga dibicarakan dan didiskusikan karena hal itu merupakan kekuatan atau strength nasional.

Namun dalam perkembangan geopolitik saat ini Indonesia itu juga terletak pada suatu kawasan yang dikelilingi dengan lingkungan yang “hostile” atau membahayakan. Di semenanjung Korea misalkan, dua negara yang sejatinya penduduknya adalah bersaudara yaitu Korea Utara dan Korea Selatan sejak tahun 1950 an sampai sekarang secara teknis masih dalam status “at war” atau berperang. Situasi disemenajug Korea itu sangat berbahaya karena Korea Utara yang memiliki senjata nuklir sering melakukan ancaman kepada Korea Selatan dan sekutunya yakni Amerika Serikat dan Jepang dengan melakukan uji coba peluru kendali jarak jauh nuklir yang bisa menjangkau Jepang bahkan wilayah timur (East Coast) Amerika Serikat. Kalau benar-benar terjadi peperangan maka tidak hanya wilayah Asia saja yang terguncang tapi juga dunia.

Di dekat semenanjung Korea, ada konflik antara Cina dan Taiwan yang didukung Amerika Serikat. Dulu ketika negara Cina masih belum maju seperti sekarang kemungkinan konflk kedua negara itu sedikit dibicarakan orang. Namun sekarang Cina menjadi negara super power setelah Amerika Serikat baik dibidang militer (memiliki nuklir) maupun ekonomi; ancaman Cina terhadap Taiwan menjadi kekhawatiran dunia. Cina sejak dulu berpendapat bahwa Taiwan adalah propinsinya yang “mbalelo” dan harus direbut kembali karena Cina memiliki kebijakan “One China Policy” artinya tidak boleh ada dua Cina. Amerika Serikat sebagai sekutu Taiwan secara terbuka akan membela Taiwan mati-matian; apalagi perang yang terjadi saat ini antara Rusia dan Ukraina dikhawatirkan Amerika Serikat memberi inspirasi Cina untuk menyerang Taiwan.

Cina oleh barat (AS dan sekutu nya) mulai agresif dibidang militerrnya terutama di laut Cina selatan dimana Cina mengklaim seluruh wilayah laut selatan itu adalah wilayah teritorialnya. Cina menggunakan metode “Nine dash line” atau sembilan garis putus-putus di wilayah itu. Klaim Cina ini berlawanan dengan negara-negara yang terlewati sembilan garis putus-putus itu antara lain Vietnam, Malaysia dan Pilipina. Bahayanya bagi Indonesia garis yang di klaim Cina itu juga menyasar kepulauan Natuna milik NKRI. Sering terjadi para nelayan Cina yang beroperasi di Natuna di kawal kapal-kapal perang Cina, karena mereka menganggap laut Natuna itu wilayah mereka.

Amerika Serikat tentu merasa terancam dengan sikap agresifnya Cina ingin menguasai wilayah laut Cina Selatan itu karena dianggap membatasi “free passage” di lautan. Perlu diketahui Cina mengerahkan kekuatan angkatan bersenjatanya termasuk kapal induknya untuk melindungi wilayah ini.

Amerika Serikat dan sekutunya terutama Australia dan Selandia Baru sangat marah melihat pergerakan Cina diseluruh dunia dan sekarang mulai menyasar wilayah selatan.

Cina memperluas target pengaruhnya ke negara-ngara Pasifik selatan yaitu PNG< Vanuatu, Kiribati, Samoa, Fiji, Tongga termasuk Timor Timur. Bagi cina wilayah negara-negara ini sangat penting karena luas samudranya tiga kali lebih besar dari AS, 60% perdagangan perdagangan produk laut dunia ada disitu; ada sekitar 1,4 juta ton ikan tuna yang ditangkap setiap tahun di wilayah itu.. karena itu cina menggelontorkan bantuan sebesar US$ 1,5 milyar dolar untuk negara-negara wilayah ini dari tahun 2006-2017. Cina juga secara serius bekerja sama dengan negara kepulauan Solomon dengan membangun infrastruktur. Bagi Amerika Serikat apalagi Australia dan Selandia Baru agresifitas Cina di Pasifik Selatan ini dikhawatirkan Cina nanti akan membangun pangkalan milter – dan itu di depan halaman rumah mereka

Negeri kita sekarang ini dikelilingi dengan kondisi geopolitik seperti itu apalagi ketegangan yang terjadi akibat dari situasi ini sangat berdekatan dengan wilayah NKRI. Ini memerlukan kewaspadaan Indonesia yang sangat tinggi. Kasus beberapa mata-mata Cina yang tertangkap marinir Indonesia karena membuat foto-foto lokasi TNI di Kalimantan Utara sekitar tanggal 20 Juli 2022 lalu adalah contoh bagaimana wilayah Indonesia menjadi bagian dari pertempuran geopolitik global itu.

Jadi mulai sekarang kita jangan hanya menjelaskan kepada rakyat termasuk anak-anak didik kita tentang strategisnya wilayah NKRI itu, namun juga harus di informasikan betapa rawannya posisi wilayah kita itu.

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K