Novel Muhammad Najib, “Bersujud Diatas Bara” (Seri-19): Merantau Ke Bali

Novel Muhammad Najib, “Bersujud Diatas Bara” (Seri-19): Merantau Ke Bali
Dr Muhammad Najib, Dubes RI untuk Kerajaan Spanyol dan UNWTO

Tulisan berseri ini diambil dari Novel “Bersujud di Atas Bara” karya Dr Muhammad Najib. Bagi yang berminat dapat mencari bukunya di Google Play Books Store, lihat linknya dibawah tulisan ini.

Novel “Bersujud Ditas Bara” ini merupakan fiksi murni yang diangkat dari kisah nyata, dengan latar belakang Perang Afghanistan tahun 1979- 1989. Pada saat itu, di tingkat global bertarung antara dua super power, Amerika dan sekutunya NATO didukung oleh sejumlah negara Muslim, bertempur melawan Uni Soviet yang didukung Pakta Warsawa. Sementara di medan laga terjadi pertarungan antara Rezim Boneka Afghanistan dukungan Uni Soviet melawan Mujahidin yang didukung oleh Amerika dan sekutunya.

Karya: Muhammad Najib
Dubes RI untuk Kerajaan Spanyol dan UNWTO

SERI-19

Dua minggu sesudah pernikahannya, Mujahid mulai merasakan kejenuhan dengan kehidupannya yang rutin dan monoton. Ia juga merasa malu terus-menerus bersandar pada keluarganya yang hanya menggantungkan hidupnya dari gaji pegawai negeri sang Ayah, dan tambahan dari Ibunya yang berjualan. Karena itu, Ia mulai mencari informasi dari kawan-kawan dekatnya, peluang pekerjaan yang mungkin bisa Ia lakukan. Mujahid kaget ketika mengetahui orang-orang Lamongan ternyata banyak yang sukses di Jakarta atau kota-kota besar lainnya. Mereka juga punya keterikatan kedaerahan yang kuat di rantau, sehingga satu sama lain saling membantu. Usaha yang banyak ditekuninya adalah berjualan soto Lamongan atau pecel lele yang menjadi makanan khas daerahnya.

“Aku sangat tertarik untuk merantau, tapi tak pandai berdagang dan tak suka masak-memasak”, pikir Mujahid.

“Karena itu Aku harus mencari pekerjaan lain. Bukankah Aku bisa berbahasa Inggris dan mengerti bahasa Arab?”, pikirnya lagi.

“Ah…! Baru ingat, bukankah kemenakan ayahku ada yang merantau ke Bali?”, pikirannya tiba-tiba teringat sepupunya yang bernama Hafiz yang lima tahun lebih tua dirinya. Mujahid lalu mulai membujuk istrinya dan berusaha meyakinkannya.

“Kita tidak boleh terus-menerus membebani orangtua. Saya pingin punya pekerjaan sendiri, dan Saya berharap suatu saat Kita punya rumah sendiri”, ucapnya kepada Istrinya sebelum tidur.

“Nur tentu senang kalau Mas bisa mandiri, tapi Bali itu kan tidak dekat”, jawabnya cemas.

“Begini, Dik. Aku berangkat dulu sendiri, kalau sudah ada kepastian, baru Kamu menyusul”, jawabnya sambil membelai rambut sang Istri.

“Terserah Mas saja, tapi apa Mas sudah bilang ke Ibu?”, tanya Nur.

“Belum. Kalau Kita berdua sudah sepakat, Ibu pasti akan mengizinkan”.

“Rasanya Ibu sudah tidak sabar mau menimang cucu”, goda Bu Bisri kepada sang menantu yang sedang menemani sang Suami membaca koran di beranda rumahnya. Nur hanya tersenyum dan menoleh ke arah Mujahid. Mujahid pura-pura tidak mendengarnya.

Cover Novel “Bersujud di Atas Bara” karya Dr Muhammad Najib. Bagi yang berminat dapat mencari bukunya di Google Play Books Store. Ikuti linknya dibawah

“Nih, Ibu buatkan pisang goreng. Kebetulan ada yang kasih pisang bagus”, kata Bu Bisri.

“Dan pisang gorengnya akan semakin enak bila ditemani secangkir teh manis panas”.

Tanpa berkomentar Nur bergegas ke belakang. Ia mengerti sindiran halus mertuanya. Saat Bu Bisri beranjak dari kursinya.

“Bu, sebentar…”, kata Mujahid sambil menurunkan korannya.

“Ada yang mau Mujahid bicarakan”, pintanya.

“Ada apa, Nak?”, tanya Bu Bisri.

“Begini Bu, Saya ada rencana mau jalan-jalan ke Bali, mencari kerja sekalian mau ketemu Bang Hafiz. Siapa tahu  ada lowongan kerja yang bagus di sana”, ucap Mujahid dengan nada datar.

“Untuk apa pergi jauh-jauh, Nak? Kalau Kamu mau meneruskan kerjaan Ibu, warung Kita ini akan Ibu serahkan pada kalian”, jawab Bu Bisri.

“Tapi Bu, Saya tidak punya bakat berdagang beras”.

“Dicoba dulu, Nak! Lama-lama pasti juga bisa”, jawab si Ibu meyakinkan.

“Tapi kan butuh waktu yang lama, Bu. Sementara…”, kata-kata Mujahid terputus.

“Apa Kamu sudah bicara dengan Istrimu?”.

“Nur bilang, kalau Ibu setuju, Dia juga akan setuju”. Bu Bisri berpikir sebentar.

“Kalau memang begitu keinginan kalian, Ibu tidak bisa mencegah”.

Dua hari kemudian Mujahid berangkat meninggalkan Lamongan menuju Surabaya. Dari Surabaya Ia naik bus menuju Banyuwangi. Di Pelabuhan Ketapang Ia berhenti, lalu menyebrang ke Pelabuhan Gilimanuk. Penyebrangan memerlukan waktu hanya sekitar lima puluh menit. Dari Gilimanuk Mujahid menumpang bus menuju Denpasar yang memakan waktu sekitar empat jam.

Hafiz kaget melihat wajah adik sepupunya yang muncul tiba-tiba di depan rumahnya.

“Kenapa Kamu tidak kirim kabar kalau mau datang? Abang kan bisa jemput di terminal”, kata Hafiz sambil merangkul tubuh Mujahid.

“Maaf Mas. Saya tidak ingin merepotkan. Selain itu,, rencana ke sini juga mendadak”. kata Mujahid.

“Ayo silakan masuk! Mau teh atau kopi?”, tanya Hafiz.

“Teh saja, Bang!”.

Hafiz masuk dan keluar lagi tidak lama kemudian dengan segelas teh.

“Saya dengar Abang jualan di sini,” kata Mujahid

“Abang jualan soto. Lumayan hasilnya. Cukup untuk makan dan biaya sekolah anak-anak,” jawabnya.

“Jadi Abang sendirian di sini?”.

“Setiap tiga bulan Abang pulang ke Lamongan. Biaya hidup di sini mahal. Jadi anak-anak lebih baik tinggal di kampung”, jawab Hafiz.

“Ngomong-ngomong Kamu kok datang sendiri? Kenapa istrimu tidak dibawa sekalian?”.

“Begini, Bang. Kedatangan Saya sebetulnya untuk menjajaki kemungkinan mengadu nasib di sini”.

“O… Saya pikir mau bulan madu”, kata Hafiz sambil tertawa menggoda.

“Kalau Kamu mau, Kamu bisa jualan seperti Abang. Nanti Abang ajari. Masih banyak daerah kosong yang bisa dijadikan tempat buat kamu jualan”, kata Hafiz antusias.

“Terima kasih atas kebaikan Abang. Saya bisa bahasa Inggris dan bahasa Arab. Apa mungkin mencari pekerjaan yang membutuhkan kemampuan seperti itu di sini?”, tanya Mujahid.

“Hotel dan tempat hiburan banyak membutuhkan orang-orang yang punya keahlian bahasa. Tapi apa Kamu bisa bekerja di tempat seperti itu? Banyak hal haram dan dilarang agama dipraktikkan di situ”, jawab Hafiz dengan nada tidak yakin Mujahid diam sejenak sambil menoleh ke Kiri dan ke Kanan mencari ide.

“Bagaimana kalau menjadi guide?”, tanya Mujahid lagi.

“Di sini jarang sekali ada turis Timur Tengah, kebanyakan turis dari negara-negara Barat. Kalau Kamu bisa hidup seperti mereka, maka imbalannya akan besar. Tapi kalau tidak, yah sulit mendapatkan tamu”, katanya.

“Saya hanya mau pekerjaan yang membawa Kita selamat dunia dan akhirat”, tegas Mujahid. Diskusi terhenti, karena menemui jalan buntu.

“Kalau punya sedikit modal, sebetulnya ada pekerjaan yang bagus”, kata Hafiz memberikan jalan keluar.

“Pekerjaan apa itu?”.

“Di Denpasar ini harga tanah sangat mahal, tapi kalau sewa tanah kosong cukup murah. Orang biasanya menyewa tanah sepuluh sampai dua puluh tahun. Lalu berbagai usaha bIsa dilakukan di tempat itu. Seperti tempat kos yang kini abang tempati. Tanah ini disewa dari penduduk setempat, lalu dibangun dua puluh kamar. Setiap bulannya sewa perkamar tidak kurang dari lima ratus ribu. Berarti dua puluh kamar tinggal mengalikan
saja”, jelas Hafiz.

“Wah, kalau yang ini boleh, dan kita bisa buka wartel sekalian”, komentar Mujahid.

“Ya itu ide yang bagus”, jawab Hafiz.

“Tapi sekarang Kamu istirahatlah dulu. Nanti sore Abang ajak jalan-jalan sambil lihat-lihat daerah yang potensial”.

Keesokan harinya, Mujahid diantar melihat beberapa lokasi yang belum terlalu mahal, tapi bagus untuk tempat usaha. Dua hari kemudian Ia pulang. la menceritakan kepada sang Ibu, idenya untuk membuka usaha di Denpasar.

“Kalau dihitung-hitung asset yang ada hanya rumah yang Kita tempati, sepeda motor dan sedikit perhiasan Ibu. Kalau mau, Kamu dapat menggunakannya”, jawab Bu Bisri.

“Tapi Ibu ikhlas, kan?”, tanya Mujahid.

“Tentu, demi kebahagiaan anaknya seorang Ibu selalu siap melakukan apa saja”, jawab si Ibu.

Baca Juga:

Mujahid kemudian menghitung-hitung jumlah yang dibutuhkan. Malam harinya Ia bicara pada istrinya.

“Dik, Ibu akan memberikan sepeda motor dan perhiasannya sebagai modal usaha Kita, tapi jumlah itu masih kurang. Kamu punya ide?”, tanya Mujahid pada istrinya.

“Ibu ada kebun yang tidak terlalu produktif, Saya akan coba untuk bicara. Mudah-mudahan tidak keberatan”, jawab Nur.

Nur Jannah menunggu waktu yang tepat untuk menyampaikan maksudnya pada Ibunya. Suatu malam saat berbincang-bincang tentang berbagai hal, sampailah Mereka pada pembicaraan tentang rencana membangun masa depan keluarga.

“Bu, Mas Jahid kelihatannya punya rencana bagus, tapi Ia kurang modal”, katanya pelan sambil melihat respon Ibunya.

“Bagaimana rencananya?”, tampak wajah si Ibu bersemangat.

“Begini, Bu. Setelah bertemu Bang Hafiz, Ia berencana untuk menyewa sebidang tanah di Denpasar. Di atas tanah itu akan dibangun empat ruangan. Katanya ruangan yang paling depan akan dibuat wartel, di sebelahnya untuk tempat tinggal, dan dua lagi akan disewakan untuk kost-kostan”, kata Nur sambil terus memerhatikan wajah ibunya.

“Wah ide yang bagus, Nak”, jawab sang Ibu dengan nada penuh dukungan.

“Tapi, Bu. Hm…”, Nur tidak melanjutkan.

“Memangnya ada apa, Nak?”, tanya Bu Syukri.

“Modal yang dimiliki Mas Jahid tidak banyak”. Nada suara Nur begitu menghiba.

“Bagini saja, Nak. Kita kan masih punya kebun warisan Almarhum ayahmu. Sebetulnya sudah lama mau dibeli Haji Murad untuk digunakan sebagai gudang penyimpanan beras. Kalau Kamu setuju, Kita jual saja dan uangnya bisa Kamu gunakan”, kata si Ibu.

“Terserah Ibu saja”, dengan nada datar Nur berusaha menyembunyikan rasa gembiranya.

Mujahid lalu kembali ke Denpasar dengan membawa uang yang terkumpul dari bantuan Ibunya dan Ibu mertuanya. Di Denpasar Ia menyewa sebuah tanah seluas seratus lima puluh meter persegi. Di atas tanah inilah kemudian didirikan bangunan sederhana dengan dinding batako dan atap asbes. Bagian depannya dijadikan wartel dengan tiga pesawat telepon. Tidak butuh lama, wartelnya sudah mulai ramai dikunjungi orang. Dua kamar yang letaknya di bagian belakang sudah ada pula yang menyewa. Mujahid lalu melengkapi kamarnya sendiri dengan tempat tidur dan kursi tamu sederhana. Ia juga membeli kompor, dan berbagai perlengkapan dapur sesuai keperluan. Setelah semuanya dirasa cukup barulah Ia pulang ke Lamongan untuk menjemput Nur.

Kehidupan keluarganya berjalan normal. Satu per satu anak yang merupakan buah dari perkawinannya lahir. Sebagai keluarga sederhana Ia merasa cukup bahagia. Setiap tahun menjelang Idul Fitri, mereka selalu mudik dan merayakan Lebaran bersama keluarga di kampung halaman.

(Bersambung….)

EDITOR: REYNA

Bagi yang berminat dengan karya-karya novel Dr Muhammad Najib dapat mencari bukunya di Google Play Books Store, melalui link dibawah ini:

Judul Novel: Di Beranda Istana 
Alhambra
https://play.google.com/store/books/details?id=IpOhEAAAQBAJ

Judul Novel: Safari
https://play.google.com/store/books/details?id=LpShEAAAQBAJ

Judul Novel: Bersujud Diatas Bara
https://play.google.com/store/books/details?id=WJShEAAAQBAJ
Last Day Views: 26,55 K

15 Responses

  1. แทงมวยไทยSeptember 15, 2023 at 7:19 am

    … [Trackback]

    […] There you will find 28404 more Information on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-bara-seri-19-merantau-ke-bali/ […]

  2. https://www.kentreporter.com/reviews/phenq-reviews-urgent-side-effects-warning-honest-customer-truth/October 10, 2023 at 11:19 am

    … [Trackback]

    […] There you can find 48069 more Information to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-bara-seri-19-merantau-ke-bali/ […]

  3. http://tits-bigtits.com/cgi-bin/atx/out.cgi?id=202&trade=https://ihre-rezepte.de/December 27, 2023 at 8:38 pm

    … [Trackback]

    […] Information on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-bara-seri-19-merantau-ke-bali/ […]

  4. cowayFebruary 8, 2024 at 2:28 pm

    … [Trackback]

    […] Info to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-bara-seri-19-merantau-ke-bali/ […]

  5. torqeedo electric motor|achiles boat|achillies inflatable boat|yamaha vmax 2021|avon boats|achilies boats|achillies inflatable boats|200 hp merc outboard|avon inflatable boats|avon boat|avon inflatable boat|honda boats|200hp mercury outboard|achillies infFebruary 8, 2024 at 2:59 pm

    … [Trackback]

    […] Here you will find 81094 additional Info to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-bara-seri-19-merantau-ke-bali/ […]

  6. beef onlineApril 28, 2024 at 1:28 pm

    … [Trackback]

    […] Read More to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-bara-seri-19-merantau-ke-bali/ […]

  7. เว็บมวยไทยออนไลน์ Lsm99liveJune 15, 2024 at 6:02 am

    … [Trackback]

    […] There you will find 19890 more Information to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-bara-seri-19-merantau-ke-bali/ […]

  8. scam site: beware do not send money or do business with this site. 100% scam!July 7, 2024 at 12:53 pm

    … [Trackback]

    […] Info on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-bara-seri-19-merantau-ke-bali/ […]

  9. https://amandaghost.comAugust 22, 2024 at 3:52 pm

    … [Trackback]

    […] Read More on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-bara-seri-19-merantau-ke-bali/ […]

  10. SpeelbelovendSeptember 7, 2024 at 12:31 pm

    … [Trackback]

    […] Here you will find 82856 additional Info on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-bara-seri-19-merantau-ke-bali/ […]

  11. อุปกรณ์ไอทีOctober 1, 2024 at 5:18 am

    … [Trackback]

    […] Info to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-bara-seri-19-merantau-ke-bali/ […]

  12. chat for freeNovember 17, 2024 at 3:02 am

    … [Trackback]

    […] Read More on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-bara-seri-19-merantau-ke-bali/ […]

  13. naked women webcamsNovember 19, 2024 at 8:42 pm

    … [Trackback]

    […] Read More to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-bara-seri-19-merantau-ke-bali/ […]

  14. หวยหุ้นสิงคโปร์January 9, 2025 at 7:06 am

    … [Trackback]

    […] Read More here on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-bara-seri-19-merantau-ke-bali/ […]

  15. รีวิวโรงงานจีนJanuary 14, 2025 at 8:23 am

    … [Trackback]

    […] Information on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/novel-muhammad-najib-bersujud-diatas-bara-seri-19-merantau-ke-bali/ […]

Leave a Reply