Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-192)

Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-192)
Penulis, Agus Mualif Rohadi berfoto ditengah-tengah Masjid Kubah Batu dan Masjid Qibli, Yerusalem

Oleh : Agus Mualif Rohadi

IX. Nabi Muhammad

Rombongan hijrah ini dilakukan secara sembunyi sembunyi. Kaum muslim ketika telah sampai di Habsyah kemudian menghadap raja Najasyi dan diterima dengan baik oleh raja daN diperbolehkan untuk tinggal di negerinya.

teras – dakwah.blogspot.com Lukisan rombong muslim pertama yang hijrah ke Habasyah.

Namun pada akhirnya kaum Qurays mengetahui karena setelah beberapa lama saudara-saudara mereka yang pergi ternyata banyak yang tidak kembali ke rumah masing masing. Kaum Qurays kemudian menyelidiki kepergian saudara-saudaranya tersebut sehingga merek mengetahui kepergian kaum muslim ke Abysinia. Mereka kemudian mengirim orang ke Habasyah untuk melihat kehidupan kaum imigran muslim ini dan melihatnya dalam keadaan hidup tenang di Habasyah. Orang yang dikirim ini mencatat semua nama-nama pendeta istana dan uskup Abysinia serta para pejabat istana yang berpengaruh pada rajanya. Setelah mengetahui kondisi kaum muslim dan orang orang berpengaruh di Habasyah kaum Qurays Makkah bersepakat mengirim utusan ke raja Habsyah dengan tujuan memulangkan kaum imigran muslim tersebut.

13. Pertarungan Diplomasi di Habasyah Abysinia dan Keimanan Raja Najasyi

Kaum Qurays mengutus dua orang yaitu Amr bin al – Ash bin Wail dan Abdullah bin Abu Rabi’ah untuk menghadap pada raja Najasyi yang juga dikenal dengan nama Negus. Utusan tersebut membawa misi memulangkan kaum muslim ke Makkah. Mereka berdua adalah orang yang dikenal kokoh dengan penyembahan berhala dan orang yang pandai dan kuat dalam berdiplomasi. Selain itu mereka disertai rombongan yang cukup besar dengan membawa senjata dan hadiah yang cukup banyak untuk dihadiahkan kepada raja Najasyi dan para pendeta Kristen Abisyinia yang diambilkkan dari harta Makkah. Misi mereka adalah misi yang tidak boleh gagal. Mereka harus memperhitungkan jumlah orang yang mengungsi ke Habasyah tersebut, sehingga membawa orang cukup banyak. Jika mereka pulang dengan membawa kaum muslim, mereka harus memastikan kaum muslim tersebut tidak dapat mengganggu mereka dalam perjalanan pulang.

jutamedia.co. Habasyah dengan ibu kota di Aksum. Habsyah atau Habsy, sekarang adalah Etiopia.

Ibnu Ishaq berkisah, ketika Abu Thalib mengetahui kaum Qurays Mekkah mengirim utusan dengan membawa hadiah, mengungkapkan kekhawatirannya dengan bersyair :

Duhai, bagaimana keadaa Ja’far di tempat nun jauh,
Amr, dan para musuh itu adalah kerabat sendiri,
Apakah keramahan Najasyi menyentuh Ja’far dan sahabat-sahabatnya,
Ataukah ada pihak yang berusaha merusak suasananya,
Engkau orang mulia dan luhur
Hingga orang yang tinggal disisimu tak merasa menderita
Allah membekalimu dengan kelapangan,
Dan pintu-pintu kebaikan semuanya melekat pada dirimu,
Engkau orang pemurah yang berakhlak mulia,
Orang jauh dan dekat merasakan kebaikannya.

Ummu Salamah bercerita bahwa kaum muslim yang telah hidup tenang dengan para tetangganya akhirnya mengetahui kedatangan dua orang utusan Makkah. Dua orang utusan ini, sebelum menghadap raja, bertamu lebih dahulu kepada para pendeta istana, Uskup dan pejabat istana. Mereka menceritakan bahwa ada rombongan orang Qurays Makkah yang pergi dari kotanya. Orang-orang tersebut murtad terhadap agama nenek moyangnya, menganut agama baru yang bukan agama penduduk Abysinia. Misi mereka adalah membawa pulang pelarian dari Makkah tersebut. Mereka juga mengungkapkan bahwa mereka hendak menghadap raja Abysinia untuk menyampaikan misinya tersebut, dan mohon agar dapat dibantu oleh para pendeta, uskup dan pejabat Istana. Mereka tidak lupa memberikan hadiah kepada semua yang ditemuinya tersebut untuk mendapatkan janji kesanggupan membantunya.

Baca Juga:

Dua orang utusan ini akhirnya dapat menghadap raja Najasyi. Hadiah untuk raja yang lumayan banyak langsung mereka sampaikan di hadapan raja. Dihadapan raja mereka mengatakan: “Wahai tuan raja, sesungguhnya telah menyelinap masuk ke negeri tuan anak-anak muda kami yang linglung. Mereka murtad dari agama kaumnya dan tidak masuk dalam agamamu. Mereka menganut agama yang mereka ciptakan sendiri. Kami tidak mengenal agama tersebut, begitu juga tuan. Kami diutus ayah-ayah mereka, paman paman mereka, dan keluarga besar mereka untuk membawa mereka pulang kepada kaumnya, karena kaumnya jauh lebih mengerti apa yang mereka katakan “.

Dua orang utusan ini langsung mengatakan tentang kaum muslim yang murtad dari agama nenek moyangnya dan yang juga bukan agama raja Najasyi. Dan kaumnya lebih mengerti yang dikatakannya dari pada raja maupun pemimpin agama di Najasyi. Dengan mengatakan seperti itu, utusan ini berharap raja langsung bisa memahami persoalan yang mereka bawa dan tidak keberatan untuk meluluskan permintaan mereka.

Kemudian raja langsung bertanya pendapat para pendeta, yang dijawab para pendeta bahwa dua orang utusan tersebut berkata benar. Kaum nya lebih mengerti terhadap apa yang mereka katakan, dan lebih mengerti tentang apa yang di cela oleh para pendatang dari Makkah tersebut. Oleh karena itu, para pendeta tersebut menyarankan kepada raja agar orang orang tersebut diserahkan pada dua orang utusan tersebut.

Namun, dengan tegas, raja Najasyi menolak saran para pendeta istana tersebut. Dia tidak akan menyerahkan orang yang datang ke negerinya untuk mencari perlindungan sebelum mengetahui persoalan yang sebenarnya. Raja tidak akan menyerahkannya sebelum mendengar perkataan orang-orang yang meminta perlindungan tersebut. Oleh karena itu, raja Najasyi memerintahkan untuk memanggil orang orang tersebut kehadadapannya untuk mendapatkan keterangan dari mereka dihadapan utusan dari Makkah.

Ummu Salamah berkata, ketika undangan raja Najasyi sampai pada kaum muhajirin di Abysinia ini, mereka kemudian bersepakat untuk mengatakan dengan jujur semua hal yang telah mereka ketahui, dan mengatakan apa yang telah disampaikan Nabi mereka. Ketika mereka telah di istana, dihadapan raja Najasyi, para pendeta istana, uskup dan utusan dari Makkah, kemudian raja bertanya: ”Mengapa agama ini membuat kalian memisahkan dari kaum kalian, dan mengapa kalian tidak masuk ke dalam agamaku, serta tidak masuk ke dalam salah satu dari agama-agama yang telah ada ?”. Suatu pertanyaan yang sangat sulit dari raja Najasyi, karena mereka memeluk agama baru dan tidak mau masuk ke dalam agama yang telah ada. Agama baru ini dengan demikian menolak keyakinan agama-agama yang telah ada.

(bersambung ………………) 

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K

2 Responses

  1. rca77November 23, 2024 at 3:43 am

    … [Trackback]

    […] Find More Information here on that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-192/ […]

  2. ออกแบบลายเซ็นฟรีJanuary 22, 2025 at 3:14 am

    … [Trackback]

    […] Info on that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-192/ […]

Leave a Reply