Oleh: Yudhie Haryono
Terang. Sekarang jaman “terang benderang.” Tapi, banyak pemimpin dan kroninya justru sangat lihay bermain dalam gelap. Di zaman besar, kita panen pemimpin kerdil. Di waktu canggih tekhnologi, kita panen sinetron kurang bermutu.
Akibatnya, konsolidasi ideologis, spiritualis, intelektualis dan aktifis menjadi jauh lebih sulit. Begitu membingungkan, kita kini rapat dan berdoa terus saat kejahatan KKN dan amoralisme makin merajalela. Kita seperti meninju udara kosong: sekeras dan sekuat apapun terasa melompong. Kita kegelapan di zaman terang, kebingungan di panen ilmu pasti, kejahiliyahan di waktu cerdas berdatangan.
Mencari solusi dari itu semua, kita harus menengok konstitusi. Sebab konstitusi itu konsensus kita bernegara. Darinya, kita tahu bahwa kegelapan, kebingungan, kejahiliyahan itu obatnya hanya kecerdasan. Dan, mencerdaskan kehidupan bangsa yang pertama itu “kecerdasan spiritualitas.” Hal ini karena kita ditakdirkan lahir di negeri seribu agama, sejuta doa, semilyar kepercayaan. Maka, merumuskan itu dan mengimplementasikan di ruang publik menjadi putusan publik menjadi maha penting.
Salah satu putusan publik yang harus terus ditegakkan adalah: anti KKN. Di manapun, kapanpun dan oleh kita semua. Ayok kita semua berserentak menderet dentuman baru. Sebab, KKN itu induk semua kejahatan plus kebejatan.
Menghadirkan pemimpin berkarakter spiritualis yang mampu melenyapkan tradisi KKN, kita semua mestinya punya lima roadmap:
1) Obligation to respect, yaitu kewajiban untuk menghormati semua kegiatan kenegaraan secara menyeluruh. Hormat itu ditandai dengan niat suci sejak dari pikiran, ucapan, tulisan dan perbuatan. Semua kegiatan kenegaraan diperuntukkan dari, oleh dan untuk negaranya, bukan untuk diri, keluarga dan kawan-kawannya saja.
2) Obligation to protect, yaitu kewajiban untuk melindungi semua kegiatan kenegaraan secara menyeluruh. Perlindungan itu ditandai oleh aturan dan hukum yang tepat, cepat, murah dan adil. Tak boleh program itu hanya dapat dijangkau oleh kelompok tertentu saja.
3) Obligation to facilitate, yaitu kewajiban untuk memberikan bantuan yang bersifat memihak kaum miskin dalam semua kegiatan kenegaraan secara menyeluruh. Bantuan ini ditandai oleh imparsialitas yang tak memihak siapapun, tetapi buat siapapun. Bantuan bersifat netral dan plural.
4) Obligation to fulfill, yaitu kewajiban untuk memberikan bantuan penuh berupa jaminan pengembangan semua kegiatan kenegaraan secara menyeluruh. Jaminan ini ditandai oleh terpenuhinya pembayaran tepat waktu, pemberian bonus bagi yang berprestasi dan debirokratisasi.
5) Obligation to civilization, yaitu memastikan semua kegiatan kenegaraan kita menjadi metoda sekaligus tujuan hadirnya peradaban Pancasila yang mendunia. Peradaban ini ditandai oleh mentalitas crank, inovatif, spiritualis dan menyempal dari agensinya. Pada titik ini, kultur gotong-royong, koperasi, iptek dan sentosa menjadi keseharian yang dijunjung tinggi.
Tentu, semua harus terus dikonsepsikan, disempurnakan, dinarasikan dan disebarkan di buku-buku, jurnal-jurnal dan media plus tiga sekolahan: formal, informal dan nonformal. Harus terus bisa diimplementasikan di manapun, kapanpun dan oleh siapapun. Setelah itu tinggal terus berdoa agar dapat kesempatan dan takdir semesta.
Teruslah berdialog dengan Tuhan. Teruslah bercinta dengan semesta. Sebab sungguh, bukan takdir Tuhan yang membuat kita bersedih, tapi karena kita tidak mampu melapangkan hati dengan syukur. Ingatlah bahwa yang membuat kita menderita itu bukan karena ditinggalkan Tuhan, bukan dihianati kawan, tapi karena kita tidak siap menerima kenyataan yang ada. Dus, kunci dari semua, kunci utama kepemimpinan bemental spiritual adalah ikhlas dan sabar yang berkelindan dengan iman, ilmu serta amal.
Ingatlah, jika semua yang diharapkan dengan mudah dapat kita punyai, darimana kita belajar ikhlas? Jika semua yang diimpikan dengan mudah dapat tergenggam, darimana kita belajar sabar? Jika setiap doa dengan mudah dikabulkan, bagaimana kita dapat belajar bekerja keras dan cerdas? Dus, menjadi pemimpin berkarakter spiritualis adalah kerja dan doa berlandaskan ketulusan, keikhlasan, kesabaran, kecerdasan dan kejeniusan.(*)
EDITOR: REYNA
Related Posts

Negara Yang Terperosok Dalam Jaring Gelap Kekuasaan

Rakyat Setengah Mati, Kekuasaan Setengah Hati

Kolonel (PURN) Sri Radjasa: Jokowo Titip Nama Jaksa Agung, Prabowo Tak Respons

Novel “Imperium Tiga Samudra” (14) – Perang Melawan Asia

Menjaga Dinasti Juara: Menakar Figur Suksesi KONI Surabaya

Gelar Pahlawan Nasional Untuk Pak Harto (1): Mewarisi Ekonomi Bangkrut, Inflasi 600%

Novel “Imperium Tiga Samudra” (13) – Perang Senyap Mata Uang

Mencermati Komisi Reformasi Polri

Cinta, Kuasa, dan Kejatuhan: Kisah Gelap Yang Menyapu Ponorogo

Novel “Imperium Tiga Samudra” (12) – Meja Baru Asia


live bdsm videosNovember 14, 2024 at 7:37 am
… [Trackback]
[…] Read More Information here to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/yudhie-haryono-menciptakan-kultur-pemimpin-berwatak-spiritual/ […]
this contact formNovember 24, 2024 at 8:55 am
… [Trackback]
[…] Information on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/yudhie-haryono-menciptakan-kultur-pemimpin-berwatak-spiritual/ […]
mlm businessDecember 4, 2024 at 1:08 am
… [Trackback]
[…] Here you can find 73269 more Info to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/yudhie-haryono-menciptakan-kultur-pemimpin-berwatak-spiritual/ […]
free chatDecember 26, 2024 at 3:23 pm
… [Trackback]
[…] There you will find 18292 more Information to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/yudhie-haryono-menciptakan-kultur-pemimpin-berwatak-spiritual/ […]
ติดเน็ต aisJanuary 28, 2025 at 12:29 am
… [Trackback]
[…] There you will find 15019 additional Information to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/yudhie-haryono-menciptakan-kultur-pemimpin-berwatak-spiritual/ […]
สมัคร pg slotFebruary 3, 2025 at 12:42 pm
… [Trackback]
[…] Find More on on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/yudhie-haryono-menciptakan-kultur-pemimpin-berwatak-spiritual/ […]