Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-216)

Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-216)
Penulis, Agus Mualif Rohadi berfoto ditengah-tengah Masjid Kubah Batu dan Masjid Qibli, Yerusalem

Oleh : Agus Mualif Rohadi

IX. Nabi Muhammad

Posisi Abdullah bin Jahsy menjadi sulit. Bila mereka melepaskan kabilah tersebut maka ketika sampai di kota Makkah maka mereka akan melaporkan keberadaannya yang tidak ada jaminan bahwa kaum Qurays tidak menangkap mereka. Namun jika mereka memerangi kabilah tersebut akan melanggar larangan bulan haram. Akhirnya Abdullah bin Jahsy memutuskan memerangi kabilah tersebut. Mereka menewaskan satu orang yaitu Amr bin Al-Hadrami dan menawan dua orang yaitu Utsman bin Abdullah dan Al-Hakam bin Kaisan. Sedang yang lain dapat lolos diantaranya adalah Nawfal bin Abdullah yang segera lari ke Makkah. Sedang barang dagangannya dirampas pasukan Abdullah bin Jahsy. Karena ada yang lolos, kemudian Abdullah bin Jahsy memutuskan bergegas pulang ke Madinah sebelum kaum Qurays menghadang mereka.

Akhirnya mereka dapat lolos dari Makkah hingga akhirnya sampai ke Madinah. Abdullah bin Jahsy segera melaporkan hasil tugasnya kepada Rasullah, yang kemudian menyesalkan terjadinya peristiwa pembunuhan tersebut. Abdullah bin Jahsy juga sangat menyesal atas terjadinya peristiwa tersebut dan merasa akan mendapatkan hukuman qisas. Berita tersebut segera tersebar. Kamu muslim juga mengecam atas terjadinya peristiwa pembunuhan tersebut. Orang orang Yahudi yang mendengar kabar tersebut juga segera mengecam.

Di Makkah, orang orang Qurays sangat marah dan menganggap nabi Muhammad telah membunuh dan merampas pada bulan haram. Sedang kaum muslim di Makkah diam-diam membenarkan tindakan Abdullah bin Jahsy sebagai balasan atas perbuatan kaum qurays pada bulan Sya’ban kepada mereka.

Pada saat sitausi di Madinah sangat meruncing memojokkah Abdullah bin Jahsy dan pasukannya, turun wahyu sebagaimana Qs 217 – 218 : “ Mereka bertanya kepadamu tentang berperang di bulan haram. Katakanlah, berperang di bulan itu dosa besar, tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah (menghalangi masuk ke Masjidil Haram) dan mengusir penduduk dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) disisi Allah. Dan berbuat fitnah lebih besar (dosanya) dari pada membunuh. Mereka tidak henti hentinya memerangi kalian sampai mereka dapat mengembalikan kalian dari agama kalian (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Sesungguhnya orang – orang yang beriman, orang – orang yang berhijrah, dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang “.

Dengan turunnya wahyu tersebut nabi Muhammad menjadi lega, dan segera wahyu tersebut diperdengarkan kepada kaum muslim yang ikut lega pula. Nabi Muhammad kemudian bersedia menerima dua orang tawanan tersebut dan menerima bagian dari rampasan perang yang dibawa Abullah bin Jahsy. Sebelum melaporkan peristiwa ini, Abdullah bin Jahsyi mengatakan kepada anggota tim kecilnya bahwa seperlima dari pampasan perang adalah hak Rasulullah, meskipun belum ada wahyu tentang pembagian ghanimah.

Beberapa waktu kemudian, orang – orang Qurays Makkah mengirim utusan ke Madinah menghadap nabi Muhammad. Mereka bermaksud membebaskan Utsman bin Abdullah dan Al-Hakam bin Kaisan dengan tebusan. Namun nabi Muhammad tidak memberikannya sampai dua orang muslim yang kehilangan unta di Bahran datang. Nabi Muhammad khawatir orang orang Qurays telah menemukan mereka dan membunuhnya. Namun tidak lama kemudian Sa’ad bin Abu Waqqash dan Utbah bin Ghazwan tiba di Madinah. Nabi Muhammad kemudian membebaskan 2 orang tawanan dari Makkah tersebut. Kaum Qurays hanya bisa membawa pulang Utsman bin Abdullah, sedangkan Al-Hakam bin Kaisan ketika di bebaskan, justru memeluk Islam dan memilih menetap di Madinah.

Pada bulan berikutnya, yaitu bulan Sya’ban, terdapat suatu perjalanan yang menyebabkan turunnya wahyu perpindahan arah kiblat shalat. Ketika hendak melakukan shalat dalam suatu perjalanan, nabi Muhammad mengalami kesulitan untuk menentukan arah kiblat yang pas untuk menghadap ke arah masjidil Aqsha. Kesulitan tersebut juga sering dialami oleh kaum muslim jika di perjalanan. Menentukan arah kiblat shalat tidak mudah karena masidil aqsha adalah masjid yang tempatnya jauh. Apalagi jika di tengah tengah padang pasir, kesulitan itu sering membuat kebimbangan.

Saat itu nabi Muhammad berkeinginan kuat menghadap kearah kanan, namun wajahnya tetap dalam keadaan muram yang menunjukkan keraguan, kemudian nabi Muhammad menengadahkan wajahnya ke langit. Pada saat itulah turun wahyu yang memerintahkan shalat menghadap ke Masjidil Haram, sebagaimana Qs Albaqarah 144. Di tempat tersebut pada suatu saat kemudian dibangun masjid yang disebut Masjid Qiblatain.

Pada suatu hari, Rasulullah mendengar bahwa rombongan kabilah Abu Sufyan bin Harb berjumlah tiga puluh orang sedang dalam perjalanan pulang dari Syam. Mereka akan melewati jalur perdagangan Madinah. Kaum muslim kemudian di kumpulkan oleh Rasul dan memerintahkan untuk mendatangi kabilah Abu Sufyan. Nabi Muhammad mengatakan kepada kaum muslim bahwa pada kabilah tersebut terdapat banyak harta. Nabi Muhammad berharap Allah memberikan kekayaan mereka kepada kaum muslim.

Kaum muslim muhajirin adalah orang orang yang ditindas, di rusak perdagangannya dan diusir oleh kaum Qurays dari kampung halamannya, padahal kaum muslim adalah orang yang berada di jalan Allah. Sekarang orang-orang tersebut harus hidup menumpang di kota lain namun justru telah mempunyai kekuatan untuk meminta pengganti atas haknya dan atas harta benda mereka di kampung halamannya yang telah diambil oleh kaum Qurays Makkah. Namun nabi Muhammad tidak memerintahkan perang. Mereka hanya berharap mendapatkan penggantian atas harta benda mereka yang sebelumnya telah terampas.

Foto koleksi pribadi. Masjid Qiblatain di Madinah. Tanda kotak pojok kiri atas adalah arah menghadap ke Masjidil Aqsha.

Abu Sufyan yang telah berada di Syam telah mengetahui bahwa kaum muslim telah menetapkan klaimnya atas pendirian negeri baru Madinah beserta wilayah dan jalur perdagangannya. Dia juga telah mendengar kabar kematian ibnu Al-Hadrami yang kabilahnya bertemu dengan Abdullah bin Jahsy. Oleh karena itu Abu Sufyan ketika kabilahnya telah berada di Hijaz, kemudian berhenti di tempat tersebut dan memperoleh informasi dari musafir bahwa kaum muslim Madinah telah bersiap menghadangnya. Abu Sufyan kemudian mengirim orang yaitu Dhamdham bin Amr Al-Ghifari untuk mencari jalan menuju Makkah dan minta bantuan untuk menyelamatkan harta mereka.

Ibnu Ishaq berkisah, sekitar tiga hari sebelum Dhamdham sampai di Makkah, Atikah binti Abdul Muthalib menyampaikan mimpinya kepada saudaranya, yaitu Al-Abbas bin Abdul Muthalib. Dia bermimpi melihat seorang musafir datang dengan menunggang unta, ketika berdiri di tanah yang lapang di suatu lembah kemudian berteriak “ Ketahuilah wahai orang –orang Ghudar, berangkatlah kalian ke ladang kematian kalian dalam jangka tiga hari “.Atikah kemudian melihat manusia mengerumuni musafir tersebut. Musafir tersebut berkata lagi dengan lantang mengulangi perkatannya.

Baca Juga:

Setelah itu dia mengambil batu lalu berdiri diatas untanya, melemparkan batunya yang meluncur dengan cepat dan ketika sampai di bawah gunung batunya pecah berkeping keping. Pecahan batu tersebut melanda rumah rumah di Makkah sehingga hancur. Mendengar mimpi itu, Al-Abas meminta agar Atikah merahasiakan mimpinya, dan tidak menceritakannya kepada siapapun. Namun justru Al-Abas ketika keluar rumah dan bertemu sahabatnya yaitu Al-Walid bin Utbah bin Rabi’ah justru menceritakan mimpi Atikah kepadanya.

Ketika Al-Abbas pergi untuk thawaf, di dengarnya Abu Jahl berkumpul bersama orang orang Qurays membicarakan mimpi Atikah. Ternyata mimpi tersebut telah menyebar dengan luas. Abu Jahl meminta Al-Abas usai thawaf agar berkumpul dengan dia dan teman temannya.

(bersambung …………..)

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K

2 Responses

  1. my siteOctober 26, 2024 at 2:12 am

    … [Trackback]

    […] Find More on on that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-216/ […]

  2. online chatDecember 7, 2024 at 2:44 am

    … [Trackback]

    […] Here you will find 69549 more Info to that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-216/ […]

Leave a Reply